2. Pewaris Burton

207 102 63
                                    

Malam tiba. Pria yang berkepribadian ganda itu mulai mengganti pakaian kerjanya dengan pakian casual. Setelah memastikan dirinya rapi, ia mulai bersiap keluar. Dengan sedikit tergesa-gesa, ia menancapkan gas mobilnya menuju club. Tidak butuh waktu lama, pria yang sering disapa tuan besar itu sudah menginjakkan kaki di sebuah club ternama. Dengan kaca mata hitamnya, dia berjalan layaknya model hingga membuat auranya sangat bersinar. Wajah tampan nan rupawan sukses membuat hati siapa saja jatuh dan terpesona.

Matanya mulai melirik kiri dan kanan. Mencari seseorang yang sejak pagi terus memaksanya untuk datang ke club. Hingga ia melihat pria pendek putih melambai ke arahnya. Langsung saja kakinya melangkah mendekati pria itu.

"Ku pikir kau tidak datang.." Ucap pria pendek itu sembari beradu tos dengan brothernya.

"Aku juga bosan di rumah. Aku ingin bersenang-senang.." Katanya sambil mengambil wine.

"Yup! Kita memang harus bersenang-senang!"

"Marcell?"

"Ya? Kau butuh sesuatu brother?"

"Bisakah kau mencarikanku lawan untuk malam ini?" Marcell si pria pendek tersenyum lebar. Setelah meneguk minumannya, ia menarik tangan pria yang lebih tinggi darinya itu.

"Kebetulan aku punya. Sebelah sini!" masuklah mereka disalah satu ruangan khusus. Sesaat kemudian, Marcell dan pria itu sudah berada dihadapan seorang ketua mafia yang sedang menunggu lawannya.

"Hey tuan Gler! Aku ingin memperkenalkan temanku. Seperti yang kau lihat, dia sedang mencari teman bermain.." Sapanya pada pria botak gendut itu. Ia menampilkan simrknya dan langsung menyuruh kedua anak muda itu duduk.

"Ahh..kebetulan sekali. Aku memang sedang mencari teman bermain, tapi yang jelas bukan teman yang lemah. Kau tahu?" Pria botak itu menatap remeh kedua anak muda dihadapannya.

"Tenang saja tuan Gler. Temanku tidak seperti yang kau kira.." Ucapnya dengan mantap.

"Ah iya. Kalau boleh tahu, siapakah namamu anak muda?"

"Jeffrynaga Burton.." Pria botak itu terlihat berpikir keras. Nama yang disebutkan begitu familiar di kepalanya. Entah sejak kapan dia mendengar nama itu.

"Sepertinya aku pernah dengar. Tapi aku lupa dimana? Ah sudahlah! Sebaiknya kita langsung saja bermain.."

Marcell mulai mengocok kartu dan membagikannya. Pria botak itu tersenyum ketika melihat betapa cantiknya kartu pegangannya.

"Aku bertaruh sepuluh juta!" Dengan semangat pria botak itu menyodorkan beberapa lembar uang. Jeffry dan Marcell saling adu tatap dengan senyuman miring. Jeffry yang tidak mau kalah itu juga mengikuti alur permainan.

"Baiklah aku ikut."

"Sekarang perlihatkan kartumu." Perintah pria botak itu.

"Tidak. Anda saja yang duluan Mr.Gler." Pria botak itu memperlihatkan kartunya. Jefrry tersenyum karena kali ini dialah pemenangnya.

"Sayang sekali Mr.Gler. Tapi aku yang menang.." Jeffry menampilkan kartunya yang dimana bernilai lebih tinggi daripada pria botak itu. Langsung saja Jeffry mengangkut semua uang itu. Namun tiba-tiba saja kegiatannya dicekal oleh pria si botak.

"Tunggu! Jangan pernah kau mengambil uangku!" Bentaknya sambil berusaha mengambil kembali segepok uang itu.

"Calm down Mr.Gler. Kau harus menerima ini! Anda kalah bertaruh dan ini sekarang milikku!" Karena tidak terima, pria botak si ketua mafia itu memukul Jeffry hingga darah segar keluar dari sudut bibirnya. Marcell pun mulai panik saat tiba-tiba sekumpulan anak buah dari pria botak itu mulai mengerumuni mereka.

Sweet Psycho || Jeon Jungkook [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang