Kebanyakan pasangan baru akan melakukan kencan di tempat romantis dan tentunya menyenangkan. Entah itu berjalan-jalan ke tempat populer atau makan di restoran dengan gaya romantis. Tapi sepertinya itu tidak berlaku dengan kedua pasangan ini. Katakanlah passion seorang psikopat itu berbeda dari yang lain. Bukannya mengajak pasangannya ke tempat romantis,justru pilihan taman yang sunyi di gelap malam inilah keduanya memadu kasih.
Sebutan kelelawar memang cocok untuk mereka. Dimana saat siang bersembunyi dan malam beraksi.
Sebenarnya Nayumi bukanlah wanita yang mengidam-idamkan hal yang romantis. Dia seorang yang apa adanya. Seperti saat ini ketika Jeffry mengajaknya berkeliling kota di tengah malam. Tangan mereka bertautan satu sama lain dan tidak ada yang ingin melepaskan walau sedetik saja.
"Rasanya seperti mimpi! Aku tidak menyangka bahwa wanita secantik kau telah menjadi milikku!" Seru Jeffry dengan senyuman yang terus mengembang di sudut bibirnya. Nayumi hanya terkekeh mendengar rayuan yang terlontar dari mulut manis Jeffry.
"Terima kasih. Aku juga tidak menyangka jika pria tampan sepertimu telah menjadi milikku!" Balas Nayumi. Ia menatap tangan mereka yang manaut. Bisa dilihatnya tangan Jeffry penuh dengan darah kering.
"Sebenarnya aku sangat jijik saat tangan lembutku bersentuhan dengan tanganmu yang benar-benar.. Bau! Tapi karena kau seseorang yang spesial,aku akan mengesampingkan rasa jijikku." Kekeh Nayumi.
"Hmm..sayang sekali. Kata-katamu menyakitkan,tapi tak apa. Maaf jika kencan kita kali ini tidak seromantis pasangan di luar sana. Tapi aku janji akan membawamu ke tempat spesial lain kali.." Keduanya saling melempar senyum manis.
"Kedengarannya bagus!"
Disaat keduanya menikmati momen,ponsel milik Jeffry berbunyi hingga ia harus menjauh sejenak dari Nayumi untuk mengangkat panggilan. Terlihat sangat penting bahkan wajah Jeffry sangat serius.
"Baiklah aku akan kesana.." Begitulah ucapan Jeffry yang sempat Nayumi dengar.
Dengan wajah kecewanya, Jeffry mendekati Nayumi lalu memegang kedua tangannya.
"Maaf..aku harus pergi. Temanku membutuhkan bantuan." Ucap Jeffry.
Sebenarnya Nayumi sedih karena mereka belum sempat berbincang banyak. Nayumi masih ingin berada di dekat Jeffry namun ia tidak ingin egois kali ini. Dia putuskan untuk membiarkannya pergi.
"Hmm..pergilah." Sahut Nayumi pelan dan tersirat kesedihan disana. Jeffry semakin merasa bersalah. Dikencan pertama mereka dia harus pergi begitu saja.
"Aku janji akan mengajakmu kencan di tempat yang lebih romantis!"
"Tentu. Aku pegang janjimu." Nayumi mengusap pipi Jeffry dengan lembut.
"Sampai jumpa lagi.." Sebelum pergi, Jeffry mendaratkan bibirnya tepat di kening Nayumi. Setelah itu ia berlari menjauh menembus gelapnya malam.
Tatapannya yang sendu tak pernah lepas dari punggung pria itu. Rasanya sangat hampa saat pasanganmu dikencan pertama meninggalkanmu demi temannya. Tapi itu tidak masalah. Mungkin jika Nayumi berada di posisi Jeffry,dia juga akan melakukan itu. Teman juga termasuk orang yang berarti dalam hidup kita.
*
Masa bodo dengan penampilannya saat ini. Jeffry memantau dari jauh sebuah mansion bergaya elite. Nampak jelas di depan gerbang berdiri beberapa penjaga. Bahkan di tengah malam seperti ini mereka tidak tidur. Jeffry lalu menatap ke lantai dua dimana seseorang diyakini berada disana.
Ia mengirim pesan singkat untuk memberitahu bahwa dia telah berada di tempat itu.
To :Little Sister ❤️
Aku sudah berada di depan. Mereka ku lenyapkan atau ku buat pingsan saja?
Tidak butuh waktu lama,pesannya pun terbalas.
From : Little Sister ❤️
Jangan! Buat mereka pingsan saja dan bawa aku kabur dari sini!
Setelah membaca pesan singkat itu, Jeffry pun memulai aksinya. Dia mengambil sebuah alat kecil dari saku jaketnya. Untung saja alat itu selalu ia bawa kemana-mana hingga dalam keadaan terdesak seperti ini alat itu dapat digunakan.
Ia berjalan mengendap-endap mendekati kedua penjaga bertubuh besar itu. Tidak lama ia berlari hingga membuat penjaga itu menghalau jalannya namun tiba-tiba saja mereka berdua kejang-kejang karena kesetrum. Keduanya pun tumbang dan pingsan.
Jeffry tersenyum puas. Alatnya bekerja dengan baik.
"Tidak sia-sia aku membeli alat ini.."
Jeffry memanjat gerbang yang lumayan tinggi itu. Setelah ia berhasil ia berlari masuk ke kawasan mansion, lebih tepatnya ke lantai dua. Sejenak ia mendongak menatap jendela dari lantai dua itu. Ia mencari cara bagaimana agar dia bisa naik kesana.
"Sepertinya aku harus memanjat!" Pikir Jeffry.
Syukurlah disampingnya ada tangga hingga memudahkannya untuk memanjat. Dia langsung memasang tangga itu dan mulai memanjat.
Setelah ia berada tepat di jendela, Jeffry mengetuk jendela itu.
Tok!
Tok!
Tok!
Lampu yang awalnya mati,kini menyala. Itu berarti orang yang tengah berada di dalam sana sudah siap. Jeffry menjauhkan dirinya sedikit saat jendela telah terbuka setengah.
"Jeff!!" Pekik seorang wanita saat melihat sosok Jeffry tengah tersenyum kepadanya.
"Hai! Ayo cepat kita harus segara pergi!" Ajak Jeffry sembari melirik kanan kirinya untuk memastikan bahwa tidak ada penjaga yang melihat mereka.
"Bagaimana caranya?" Tanyanya bingung.
"Kemarilah! Kau turun menggunakan tangga ini!" Jeffry menyodorkan tangannya kepada wanita itu.
"Aku takut Jeff! Ini sangat tinggi!"
"Tidak apa-apa. Aku akan memegangmu. Cepatlah! Kau mau kita ketahuan? Aku akan turun duluan setelah itu kau!"
Dengan keraguan, wanita itu menurunkan kakinya dari jendela dan menginjak anak tangga. Tubuhnya bergetar hebat membuat Jeffry di bawah sana hampir terjatuh.
"Hati-hati!" Ucap Jeffry.
Tidak lama mereka akhirnya menginjak tanah. Jeffry dan wanita itu merasa lega.
Tidak disangka wanita itu menubruk tubuh Jeffry dan memeluknya dengan erat.
"Thanks Jeff..kau yang terbaik! Sekarang bawa aku kabur dari kakak!" Pintanya kepada Jeffry.
"Hmm.. setelah ini aku pasti akan mendapat murka dari kakakmu. Kau benar-benar nakal Zoe!" Kekeh Jeffry dan langsung mencubit hidung Zoe membuat sang empunya cemberut.
"Baiklah mari kita kabur!" Jeffry menggenggam tangan Zoe dan membawanya pergi.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Psycho || Jeon Jungkook [ON HOLD]
FanficFOLLOW SEBELUM MEMBACA! Ini kisah dua orang anak manusia dengan kepribadian yang sama. Dipertemukan di tempat yang sama dengan korban yang sama pula. Dua orang dengan kepribadian ganda yang ditakdirkan bersatu namun menjadi bencana untuk semua orang...