8. Undangan Misterius

61 41 2
                                    

Merasa heran saat surat undangan yang entah dari siapa pengirimnya tiba-tiba sudah berada di atas meja rias. Bia yang baru selesai mandi langsung mengambil undangan itu lalu membacanya.

"Dinner party? Hmm..sepertinya aku tidak pernah memiliki teman yang ingin melakukan pesta. Dan disini juga tidak ada nama pengirimnya hanya alamat saja. Ah mungkin orang iseng." Baru saja ingin meletakkan undangan itu kembali,ekor matanya tidak sengaja membaca sebuah catatan kecil di sudut bawah undangan. "Dari pengagum rahasia mu.." Bia kembali berpikir.

Hanya ada dua pilihan,ya atau tidak. Namun Bia bukan wanita yang mudah percaya begitu saja. Siapa tahu ada orang yang ingin menjebaknya. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa memang Bia memiliki banyak pengagum di luar sana. Wajahnya cantik dan ia pernah beberapa kali diajak oleh pria untuk berkencan. Belum lagi dia termasuk orang populer di kampus.

Bingung. Undangan ini berisi jebakan atau memang benar dari pengagum rahasianya? Haruskah ia pergi untuk memastikan?

"Bagaimana kalau undangan ini dari pria tampan dan kaya? Sayang jika menolaknya." Feketika jiwa materialistisnya berkoar. "Baiklah aku akan datang!"

Sayangnya dia sudah masuk ke perangkap Batman.

***

Mungkin ada banyak cara untuk menutupi bau amis bangkai agar tidak ada seorangpun yang menciumnya. Tapi sepertinya kali ini tidak. Bau amis itu justru semakin hari semakin tercium juga. Lagipula tidak selamanya kita bisa menutupinya. Entah itu angin yang membawa atau orang lain yang menemukannya. Seperti saat ini dimana Zoe yang sudah sejam lamanya mendengarkan petuah sang kakak.

Beberapa kali Jack memijat pelipisnya. Ternyata memiliki saudara yang memiliki kelainan sangat sulit untuk diatur. "Harus berapa kali aku harus memperingatimu?! Apa perlu mulutku berbusa dulu baru kau mendengarnya?! Berhenti menjadi pembunuh!! Tidak selamanya aku bisa melindungimu dari hukum!! Aku juga tidak mau menanggung dosa karena selalu saja berbohong tentang pelaku sebenarnya!"

Zoe hanya diam sambil menunduk. Jarinya ia mainkan. Dalam hati dia sangat kesal dengan kakaknya karena setiap pulang ia selalu kena sembur. "Tapi dia belum mati kak! Aku belum sempat mengambil nyawanya.." Gumamnya pelan

"Tapi sekarang dia kritis!! Ku mohon sekali saja! Berhentilah bermain dengan benda tajam! Aku sangat menyayangimu maka dari itu berhentilah berulah!"

"Aku..tidak bisa." 

Jack menghela nafas lemah. "Kalau begitu kau tidak boleh keluar rumah selama seminggu!" Zoe mendongak dan menatap Jack tidak percaya.

"Apa kau bilang?!" Tanpa banyak bicara Jack menarik Zoe ke kamarnya dengan kasar. "Kakak lepaskan!! Ini sakit!!" Jack tidak peduli. Setelah sampai di kamar Zoe,ia melempar adiknya masuk dan langsung mengunci pintu.

"Kakak buka pintunya!!! Aku ingin keluar!!" Zoe mengetuk pintu dengan kasar sambil berteriak kencang.

"Ini satu-satunya cara agar kau tidak berulah" Jack pun langsung pergi meninggalkan adiknya yang sudah seperti orang gila didalam sana.

"DASAR BAJINGAN!! AARRGHH!!!"

***

Beberapa kali Bia mengecek penampilannya dari balik cermin kecil yang ia bawa. Sekarang ia merasa puas dengan hasil polesan tangannya dari rumah.

Namun jika dilihat ada yang salah dengan tempat yang tertulis di surat undangan. Ia pikir pesta makan malam akan dilakukan di sebuah restoran mewah berbintang. Tapi kenapa tempatnya sangat kumuh? Sebuah toko tua yang sudah gelap gulita. Terlihat menyeramkan. Belum lagi disekitarannya sangat sepi. Tidak ada kendaraan maupun pejalan kaki.

Sweet Psycho || Jeon Jungkook [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang