11

0 0 0
                                    

.

.

Pagi yang cerah, liburan semester memang saat yang paling dinanti oleh sekian banyak pelajar. Begitu juga dengan Naya, niat awal gadis itu menghabiskan waktunya untuk bekerja sambilan disebuah toko untuk membantu ekonomi keluarga. Tapi sayang sekali, niat baik gadis itu dilarang keras oleh sang ayah. Karena sang ayah ingin melihat putrinya menikmati libur sekolah layaknya pelajar lain.

"Kak, jalan-jalan sana sama adekmu" Pinta sang Ayah.

"Kevin belum bangun Pa"

"Ya udah bangunin aja" Akhirnya Naya pun membangunkan sang adik.

Naya berjalan menuju kamar Kevin yang bertema musik, entah kenapa Naya dan Kevin sangat menyukai musik. Dan jangan lupakan ada poster Jihyo Twice yang terpajang disalah satu sudut dinding kamar itu.

Awalnya Naya berniat membangunkan Kevin dengan cara biasa. Tapi ide lain muncul setelah dia melihat galon kosong di ujung kamar Kevin. Galon yang biasanya Kevin gunakan untuk membangunkan orang sahur saat Ramadhan bersama kawan-kawannya.

Dung.. dung...

"SAHUR... SAHUR... NGGA SAHUR NGGA DAPET UANG JAJAN" Seru Naya dengan tangan yang masih setia memukul alas galon itu.

Kevin hanya melirik sekilas, lalu tidur lagi. Naya meletakkan galonnya, lalu duduk disamping Kevin yang tertidur lagi.

"Dek, Zaskia tau rumah kita darimana? Lo yang kasih tau?" Bisik Naya.

Kevin mengedipkan matanya berkali kali. "Hah? Ngga tuh, kenapa?" Tanyanya dengan separuh nyawa.

"Dia ada ruang tamu tuh" Kata Naya.

"ANJIR YANG BENER AJA?!" Kevin langsung berlari ke kamar mandi dan mencuci mukanya.

Setelah itu dia berlari keluar kamar, sedangkan Naya masih setia duduk di ranjang sang adik. Naya menahan tawa melihat sang adik tergesa-gesa berlari ke ruang tamu.

"Loh, katanya ada Zaskia?" Tanya Kevin yang melihat ayahnya duduk di ruang tamu dengan segelas kopinya.

"Zaskia?" Seperti paham dengan keadaan, Jaya, sang ayah pun berkata. "Oh gadis cantik tadi, udah pulang. Kelamaan nunggu mungkin" Lalu Jaya tertawa pelan.

Sedangkan Naya yang berdiri didepan pintu kamar Kevin malah terbahak-bahak hingga menangis.

Kevin menatap tajam Naya. "NUN JAHAT LO! Papa satu tim sama nuna nih? Oke Kevin ikut mama aja"

"Mulut lo" Naya menyumpal mulut Kevin dengan kertas.

Sang ayah hanya bisa menggeleng kepala saja melihat kelakuan anak-anaknya.

"Gue mau keluar sama Kamal, mau ikut ngga lo?" Tanya Naya kepada Kevin.

"Ngga, ntar gue jadi nyamuk"

"Gue mau nganterin dia nge gym. Yakin ngga ikut?" Tanya Naya sekali lagi.

Mata Kevin tampak berbinar mendengar kata gym itu. "Ikut deh"

"Siap-siap sana" Kevin mengiyakan perkataan Naya.

Dan tak lama setelah itu, Kamal datang.

"Assalamualaikum, Naya"

"Waalikumsalam" Naya membukakan pintu. "Masuk dulu, nunggu Kevin"

Kamal masuk kedalam rumah, lalu mencium tangan Jaya. "Om apa kabar?"

"Baik nak, kamu apa kabar?"

"Baik om. Oh iya, maaf saya mau tanya sedikit om. Om kasih saya dua fotokopi dan berbeda hasil, apa maksutnya?"

92 Days [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang