CHAPTER 11

172 48 1
                                    

Sekilas Karina mengintip kedua orangtuanya yang tengah duduk di sofa ruang tamu dari balik pintu kamarnya. Melihat ayahnya yang tengah fokus membaca sesuatu dari tablet dan ibunya yang asik bermain ponsel, mungkin akan cukup mudah meminta izin dari mereka karena jika dilihat lagi nampaknya suasana hati mereka sedang sama sama baik.

Semoga alasan klasiknya ini tidak dicurigai sama sekali. Ia memastikan sekali lagi jarum jam di jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul sebelas sebelum benar-benar keluar dari kamarnya.

Bunyi pintunya yang tertutup menarik atensi ibunya. Wanita itu langsung mengangkat sebelah alisnya melihat penampilan Karina yang terlalu casual untuk berada di rumah saat akhir pekan.

"Mau kemana, sayang?"

Karina tersenyum, semoga kebohongannya tidak terbaca. "Kerja kelompok sama temen." Jawabnya.

Seperti yang ia perkirakan, ayahnya langsung menatapnya.

"Dimana?" Tanya ayahnya.

"Sekolah, di perpustakaan."

"Kenapa nggak disini aja?"

Oh, no.

"Karena rumah aku sama dia jauhan, jadi lebih enak di sekolah aja biar imbang."

Karina membatin lega melihat ayahnya kembali memfokuskan diri dengan tabletnya setelah mendengar jawabannya. Tapi ibunya.. wanita ini agaknya akan memulai wawancara antara reporter dan narasumber sebelum mengizinkannya pergi.

"Berapa orang?"

"Satu orang karena perkelompok cuman boleh dua orang."

"Cewek apa cowok?"

Karina menelan salivanya. "Cewek.." Dustanya yang membuat ketegangan di wajah ibunya mengendur.

"Naik?"

"Sepeda aja kayaknya.."

"Nggak capek emang?"

"Nggak kok."

"Pulangnya jam berapa?"

"Mungkin jam tiga atau empat."

"Ya udah.."

Lega sekali tak ada pertanyaan lagi yang meluncur dari mulut ibunya. Ia cium tangan ibunya lalu ayahnya.

"Hati-hati!" Teriak ibunya ketika dirinya sudah berlari di teras.

Ketika ia hendak mengambil sepedanya di garasi, ia bertemu Pak Jaka yang tengah mencuci mobil. Kembali dirinya mendapatkan pertanyaan yang syukurnya tidak se-komplit pertanyaan dari ibunya.

Kini dirinya sudah siap dengan helm yang terpasang di kepalanya. Dengan menaiki sepeda yang ia dapat setelah dirinya memenangkan lomba membaca tingkat kecamatan saat kelas 2 SD dulu, Karina mengirimi pesan pada Yudhi sebelum benar-benar menggoes sepedanya.

You
12:15

I'm on my way.

וו×

"Nice!" Seruan Agus terdengar saat Yudhi berhasil melakukan tembakan Three poin.

Ia kemudian melakukan selebrasi kecil-kecilan dengan melakukan high-five bersama Amin yang berdiri didekatnya.

"Sabi nih Ten kita bawa pulang piala juara satu?"

"Sabiin lah!" Gelak Yudhi.

The Lonely PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang