CHAPTER 14

286 50 23
                                    

"Kalau lo bersedia disini lebih lama, lo bakal liat indahnya sunset dari sini."

Yudhi tidak berbohong.

Dengan diiringi petikan gitar yang laki-laki itu mainkan Karina menatap indahnya langit di ufuk barat yang berwarna oranye. Senja, sesuatu yang tidak pernah ia harapkan keindahannya. Namun kini, disamping Yudhi, setelah melakukan deep talk, Karina mulai menyadari betapa indahnya dunia disekitarnya jika kita bersedia untuk mengamatinya. Seperti senja yang disaksikannya kini.

Karina menatap Yudhi saat kepalanya mengingat kembali pembicaraan mendalam antara dirinya dan laki-laki itu beberapa saat yang lalu.

Dan Yudhi menyadari itu. Satu alisnya naik ketika membalas tatapannya. "Kenapa?" Tanyanya sambil terus memetik gitar secara asal namun terdengar indah masuk ke telinga.

Yudhi tak mendapat jawaban apapun dari Karina selain gelengan tak berarti dan menghindari kontak matanya. Membuatnya semakin dibuat bingung.

"Serius, kenapa?" Tanya Yudhi menghentikan aktivitas bergitarnya.

Karina menjawab sambil mengangkat bahu. "Nothing.."

"Gue ganteng, ya?"

"Pede, najis!"

"Terus ngapa tadi liat-liat gue kayak terpesona gitu?"

"Nggak ada ya! Nggak usah ngarang!"

"Salting nih yeee?"

"Apasi?!!" Karina menendang meja yang Yudhi duduki. Pelan, hanya berefek pada posisi meja itu sedikit bergeser.

Tawa Yudhi pecah. Karina semakin cemberut. Wajahnya tidak memerah namun ia merasa sesuatu di jantungnya seperti tengah membabi-buta. Ini terasa asing dan tidak nyaman baginya. Melihat Yudhi yang hanya terus tertawa membuat Karina semakin ingin pergi dari sana.

"Loh? Mau kemana?" Tanya Yudhi yang tawanya terhenti karena gerakan Karina. Gadis itu kini sudah berjalan meninggalkannya sambil membawa tasnya.

"Pulang." Jawab Karina cuek.

"Tunggu, Rin!" Seru Yudhi.

Karina yang sudah hampir memasuki pintu memilih untuk menghentikan langkahnya, tanpa berbalik ia menunggu laki-laki itu berbicara.

"Besok hari Kamis lo bakal nonton pertandingan gue, 'kan?"

Karina tak menjawab, ia kembali melanjutkan langkah kakinya pergi dari atap tanpa memperdulikan Yudhi yang membutuhkan jawabannya.

Bukan karena alasan. Bukankah itu tak butuh jawaban?

Karina tak pernah membantah perintah berkedok pertanyaan dari ibunya. Jadi ia juga melakukannya untuk seseorang yang bisa ia percayai.

CHAPTER 14

Notifikasi pesan masuk terdengar dari ponsel Karina.

Gadis yang tengah duduk bersantai di balkon kamarnya dengan ditemani secangkir cappucino hangat dan sebuah novel berjudul Little Women itu mendesah kesal karena ketenangannya tiba-tiba terganggu. Tidak ada yang pernah mengganggu ketenangan malamnya seperti ini sebelumnya, tidak selain ibunya.

Alisnya semakin dibuat turun saat membaca isi pesan itu juga dari siapa pesan tersebut.

From:
Yudhi
"Selamat malam.
Saya, atas nama Yudhi Bagaskara dengan hormat mengundang Karina Hanasya untuk dapat datang dan menyaksikan pertandingan basket di Sport Center besok pukul 1 siang sampai dengan selesai, sekian.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Lonely PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang