I'm the Queen

11.3K 911 45
                                    

Kaki berbalut sepatu keluaran terbaru rancangan designer Paris tersebut menapaki pusat perbelanjaan dengan angkuh. Wajahnya dihiasi kacamata hitam dan bibir merah muda alami yang tampak menggemaskan sekaligus mengundang orang-orang untuk menatapnya lebih lama.

Huang Renjun menjadi satu-satunya omega dominan pada garis keturunan keluarga Huang. Meski dilahirkan sebagai omega, sikapnya justru menunjukkan seorang alpha. Tegas, berani, dan angkuh.

Pria manis itu mewarisi seluruh kekayaan Nakamoto di masa depan. Satu-satunya keturunan Nakamoto dan sangat dicintai oleh Baba dan Ayahnya. Kenyataan itulah yang membuat Renjun menjadi semakin angkuh, terlebih dengan feromon yang berbeda dengan omega pada umumnya.

Feromon milik Renjun cenderung manis seperti aroma kayu jati dan vanila, namun berubah sesuai dengan perasaannya.

Banyak alpha yang terang-terangan ingin menjalin hubungan dengan pria itu, sayangnya sebelum mereka mendekat, Renjun lebih dulu mengeluarkan aura tidak menyenangkan sebagai tanda bahwa dia menolak.

Pria itu melihat beberapa pakaian dan mengambil yang sekiranya menarik perhatian. Tanpa menunggu harga yang disebutkan, Renjun lebih dulu mengulurkan kartu debit dan segera pergi begitu selesai.

Langkahnya anggun dan berkelas, membuat orang-orang yang melihatnya dibuat berdecak akan kecantikan pria itu.

Begitu sampai di parkiran, melepas kacamatanya, Renjun memandang datar sejenak pada dua alpha yang tampak saling menyerang. Menunggu dengan sabar sembari melihat siapa alpha terkuat yang tengah saling mencekik tersebut seperti menonton pertunjukkan.

Alpha dengan rambut gelap tampak mencekik alpha lain di bawahnya. Taringnya terlihat dan aroma tubuh mereka membuat Renjun terganggu.

"Satu–"

"Dua–"

"Ti–"

"Wow, bagaimana pria itu melakukannya? Hebat sekali." Renjun tersenyum miring kemudian melakukan lamborgininya dengan cepat membuat salah satu alpha berambut merah muda hampir tertabrak.

Renjun menghentikan mobilnya tepat menempel di kaki alpha tersebut. Ia kemudian melongokkan kepalanya.

"Maaf, tapi bisakah kalian bertengkar di lapangan atau ruang kosong lainnya? Kalian mengganggu orang-orang yang akan lewat dan aroma tubuh kalian tidak menyenangkan." Ucap Renjun terang-terangan sebelum kembali melajukan kendaraan roda empat miliknya meninggalkan basement pusat perbelanjaan tersebut.

Memarkirkan mobilnya sembarangan, Renjun masuk ke dalam mansion milik keluarganya sembari melepas kacamata hitamnya. Keningnya berkerut samar melihat saudara jauh Ayahnya– Yuzoi berada di kediamannya.

"... Aku juga berhak atas separuh kekayaan milik Kakek, Hyung. Kau jangan serakah seperti ini!"

"Kekayaan mana yang Paman sebut menjadi hak paman?" Renjun ikut mendekat dan duduk dengan menyilangkan kaki di hadapan Yuzoi.

"Perusahaan? Tanah? Apartemen? Kakek Nakamoto membagi warisannya dengan sangat adil. Delapan puluh persen untuk kedua anak lelaki nya dan dua puluh persen untuknya sendiri yang nanti akan disumbangkan setelah Kakek Nakamoto meninggal. Warisan milik Ayah di investasikan dalam bentuk perusahaan dan tanah. Dalam waktu lima tahun, warisan itu berkembang dan dimanfaatkan Ayah untuk membeli apartemen. Setelahnya Ayah menikah dengan Baba dan mereka bersama membangun bisnis hingga memiliki nama sebesar sekarang di Korea. Harta berupa mansion, pusat perbelanjaan, taman bermain, hingga yang terakhir supermarket– adalah hasil usaha Ayah. Tidak ada disana usaha dan kerja keras atau harta milik Paman karena warisannya sudah dibagi dengan rata. Jadi, harta mana yang Paman tanyakan?" Jawab Renjun dengan sangat teliti.

"Kau– kau benar-benar tidak punya sopan santun! Kau anak kecil tidak tahu apapun jadi jangan ikut campur! Kau tidak lebih hanya seorang omega yang lemah!" Teriak Yuzoi geram.

Renjun yang mendengar ucapan tersebut mengepalkan kedua tangannya erat sebelum ia terkejut melihat Yuzoi tersungkur akibat pukulan Ayahnya.

"Jangan menghina putraku di rumahku sendiri, Yuzoi. Jaga batasanmu, dan angkat kaki dari rumahku." Ucap Yuta tajam.

Renjun bahkan bisa melihat bahwa Ayahnya sangat marah tampak dari sorot mata dan aroma tubuh pria itu.

Renjun melihat Yuzoi yang berjalan keluar dan menatap Ayahnya yang kini sudah kembali menatapnya dengan pandangan lembut.

"Sayang, bagaimana jalan-jalan hari ini? Mennyenangkan?" Tanya Yuta sembari mengusap puncak kepala Renjun dengan penuh kasih.

Perlakuan Ayahnya membuat Renjun mau tidak mau tersenyum.

"Iya, Ayah. Aku senang sekali. Tadi di parkiran ada dua alpha sedang bertengkar dan aku tidak tahu apa masalahnya. Karena kesal, aku hampir menabrak salah satunya." Cerita Renjun.

"Benarkah? Apa mereka tampan?" Goda Yuta.

"Iya, tampan sekali." Jawab Renjun jujur yang membuat Yuta terkekeh.

"Jisung sudah di atas, sana temui dia." Ucap Yuta.

"Astaga anak kecil itu benar-benar tidak ada capeknya." Gerutu Renjun namun tetap melangkah menuju kamarnya.

"Hei bongsor." Panggil Renjun saat melihat Jisung sedang memakan buah sembari bermain game di ponselnya.

Mendengar suara Renjun, Jisung melempar ponselnya asal dan segera mendekati omega tersebut. Memeluk Renjun dengan erat dan membawa tubuh mereka berdua hingga terjatuh di atas tempat tidur.

"Hyung, kenapa tidak bilang kalau mau pergi? Aku kan bisa mengantarmu." Rengek Jisung.

"Lepaskan aku, aku tidak bisa bernapas bodoh." Ujar Renjun yang membuat Jisung melonggarkan pelukkan tanpa melepaskannya.

"Hyung–"

"Diam dulu, Jie. Suasana hatiku sedang buruk." Cerita Renjun yang membuat Jisung menatap Renjun dalam dan segera membenarkan tubuhnya agar Renjun merasa nyaman.

"Siapa yang berani menyakitimu?" Ucap Jisung dalam yang berhasil membuat Renjun bergidik.

"Aku hanya lelah, jangan bicara denganku menggunakan alphamu. Kau membuatku ketakutan." Jawab Renjun.

Setelah menghela napas pelan, Jisung memeluk erat Renjun dan mengecup sebentar kening pria mungil tersebut.

"Jie, apa aku tidak berguna?" Gumam Renjun.

"Kau berguna, sangat berguna. Kau berharga, Hyung. Kau sempurna dan keberadaanmu penting untukku dan untuk banyak orang lainnya." Ucap Jisung.

Tidak ada jawaban dari Renjun selain pelukkan yang semakin erat di tubuh Jisung.

.













Hai temen-temen, ini pertama-kalinya aku bikin ABO verse dan aku bikinnya gak full ABO dan juga sesuai karangan aku aja jadi kalau misal gak sama dg konsep ABbO yg sesungguhnya, tolong dimaklumin ya. Aku juga mencoba me re-create dunia ABO versiku.

Dan tolong banget karena ini pertamakalinya aku bikin cerita dengan konsep ini, mohon dimaklumi kalau nanti ada yang aneh atau canggung.

Thank you 😖

WATERFIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang