Heal Me

3K 453 39
                                    

Renjun mencengkeram lengan Jisung begitu kuat. Napasnya tercekat hingga pria itu memejamkan mata kuat sebab dadanya terasa begitu sakit dengan bayangan masalalu yang memenuhi kepalanya.

Jisung sendiri mencoba menenangkan Renjun dengan terus membisikkan kata-kata manis dan mengusap punggung pria bermata rubah tersebut sembari membubuhkan kecupan pada puncak kepalanya.

Setelah hampir setengah jam, Renjun akhirnya berhasil memenangkan diri. Pria itu segera memeluk Jisung dengan erat sambil menangis keras. Sedangkan Jisung masih begitu sabar membalas pelukkan pria yang dicintainya tersebut.

"Kau hebat, Hyung. Terima kasih sudah berjuang hingga sejauh ini. Terima kasih untuk tidak menyerah." Pria tersebut kembali membubuhkan ciuman pada puncak kepala Renjun.

Jika ada yang bisa melihat cinta dan perasaan seseorang, siapapun akan dibuat kagum dengan besarnya cinta yang Jisung berikan untuk pria yang ada di pelukannya tersebut.

Jisung tidak pernah menuntut atau meminta Renjun membalas perasaannya. Bahkan setelah keduanya dijodohkan dan tidak ada perubahan dari perasaan Renjun, Jisung tidak marah sama sekali.

Pria itu tetap berada di sisi Renjun. Saat paling menyedihkan dalam hidup Renjun, saat Renjun hampir kehilangan dirinya sendiri, dan hampir di setiap momennya, Jisung selalu ada disana. Meskipun ia tahu bahwa Renjun tidak pernah melihatnya lebih dari seorang adik, bahwa perasaan yang Renjun berikan hanya sebatas persaudaraan.

Bagi Jisung semua itu tidak menjadi masalah, sebab fakta bahwa Renjun bergantung dengannya saja sudah membuat pria itu merasa bersyukur.

Jisung kembali mencium puncak kepala yang lebih tua, sampai akhirnya membaringkan tubuh Renjun yang sudah terlelap di atas sofa. Mengusap surai pria itu dengan lembut dengan senyum simpul di bibirnya.

Namun senyum itu segera menghilang dan tatapan matanya berubah menjadi tajam. Langkahnya menghampiri ruangan Doyoung dan masuk tanpa permisi. Mengabaikan tatapan terkejut dari Doyoung.

Jisung dapat melihat wajah Doyoung yang tampak kacau dan pria itu memegang satu lembar foto yang menampilkan dirinya dengan Renjun mengenakan seragam SMA.

"Aku bicara atas nama Jisung, tolong selesaikan masalahmu segera. Jika ingin meminta maaf, segera minta maaf." Jisung memasukkan kedua tangannya pada saku seragam putih miliknya.

"Namun jangan sekalipun memaksa Renjun untuk memaafkanmu. Keputusan ada di dirinya. Jangan sampai kehadiranmu hanya membuat trauma nya kembali. Kau tidak tahu apa saja yang sudah dilewatinya selama ini dan aku harap segera datang ke rumah, selesaikan semuanya." Ucap Jisung tenang kemudian segera beranjak dari tempatnya.

Namun langkahnya terhenti saat suara Doyoung menggema.

"Aku mencintainya. Aku sangat mencintainya dan perasaan itu tidak berubah meski sudah bertahun-tahun terlewati. Aku tahu aku pecundang dan tidak pantas dimaafkan, tapi bisakah aku meminta satu hal?" Ucap Doyoung yang membuat Jisung menoleh.

"Setelah dia sembuh, biarkan aku memeluk nya sekali saja. Aku janji hanya sekali dan setelah itu aku tidak akan mengusik atau menncari-cari keberadaannya lagi." Doyoung berucap penuh putus asa.

"Aku sangat merindukannya dan setiap malam mimpi buruk juga menghampiriku. Setiap hari aku selalu merasa bersalah dan menyesal kenapa hari itu aku tidak menolongnya, kenapa hari itu aku mengabaikan jeritan dan uluran tangannya, kenapa hari itu aku mengabaikan tatapan matanya—" Suara Doyoung tercekat dan bahunya bergetar.

"Aku mencarinya bertahun-tahun dan melihatnya kembali membuat perasaanku tidak bisa dikendalikan. Aku ingin meminta maaf dan memeluknya untuk terakhir kali, jika mungkin."

Jisung mendengarkan ucapan Doyoung dengan tenang.

"Terima kasih sudah menyelamatkannya. Kau pantas bersama dengannya." Tutup Doyoung sembari tersenyum.

Jisung masih menatap Doyoung sebelum meninggalkan ruangan tersebut. Sayup-sayup ia mendengar tangisan Doyoung yang terdengar begitu menyakitkan.

Menghela napas panjang, Renjun kembali ke ruangannya. Khawatir kalau Renjun terbangun dan panik tidak menemukan dirinya. Namun begitu masuk, ia menemukan Renjun tengah duduk dengan seorang pria asing yang belum pernah Jisung lihat sebelumnya.

"Hyung" Panggil Jisung.

"Jie! Kamu darimana?" Tanya Renjun sembali memeluk pria tinggi tersebut dan segera dibalas oleh Jisung, menimbulkan kecemburuan di hati pria berkulit Tan tersebut.

"Jie, ini Haechan. Dia sahabat baikku sewaktu SMA dulu. Tadi kami tidak sengaja bertemu di luar." Jelas Renjun.

Keduanya berjabat tangan dan sejenak, Jisung dibuat terkejut melihat identitas pria tersebut.

"Ren, bagaimana kalau nanti kita makan siang bersama?" Ajak Haechan.

"Boleh, aku ingin makan di restauran favorit kita sewaktu SMA. Apa tempat itu masih buka?" Ucap Renjun begitu bersemangat, seolah lupa bahwa beberapa jam lalu pria itu begitu kalut setelah menceritakan masa lalunya.

Jisung bahagia melihat Renjun tampak senang, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa kehadiran Haechan yang berhasil mengembalikan suasana hati Renjun menjadi lebihbaik membuatnya cemburu.

"Restauran itu masih buka dan sekarang semakin besar. Terdapat kolam ikan dan panggung juga." Jawab Haechan sembari tersenyum.

"Benarkah?! Bagaimana kamu bisa tahu? Apa kau masih sering mengunjunginya?" Tanya Renjun penasaran sedangkan Jisung hanya bisa melihat interaksi keduanya.

"Aku dan band-ku sering mengisi acara disana." Jawab Haechan yang membuat Renjun menutup mulutnya karena terkejut.

"Haechan kamu penyanyi?! Wah keren!"

Jawaban Renjun membuat Jisung dan Haechan tersenyum gemas.

"Hyung, ingat bukan kalau kau harus istirahat?" Peringatan Jisung.

"Jie, izinkan aku, ya? Aku sudah baik-baik saja, sungguh." Renjun memohon dengan mata rubahnya.

"Aku akan menjaganya dengan baik dan kupastikan kami kembali sebelum petang." Ujar Haechan.

"Baiklah"

Renjun menjerit senang mendengar jawaban Jisung. Pada  akhirnya, Jisung akan kalah dan terus mengalah, karena hadirnya bukan sebagai belahan jiwa Renjun. Meski sangat menyakitkan, setidaknya Jisung memiliki kesempatan menjaga pria mungil itu.

Sebab Jisung sangat paham bahwa keberadaannya akan segera digantikan Haechan, Jaemin, dan Jeno.

.

WATERFIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang