Start Again

2.4K 366 9
                                    

Renjun melangkah masuk ke dalam rumahnya disambut Yuta dan Winwin. Kedua paruh baya tersebut mengambilalih Renjun dari pelukkan Jaemin. Dengan segera Winwin menuntun putranya untuk kembali ke kamar, sementara Jaemin berbincang dengan ayah Renjun.

Pria itu menceritakan kronologi Renjun yang ia temukan pingsan di jalanan bersamaan dengan Haechan dan Jeno yang menyusul di belakangnya.

"Jadi Jeno dan Haechan sudah mengatakan kebenarannya kepada putraku." Gumam Yuta.

"Benar, Paman. Mereka mengatakan akan datang malam ini." Ucap Jaemin.

"Keluarga Lee?" Tanya Yuta memastikan dan dianggukki oleh Jaemin.

Yuta tampak menghela napas sejenak sebelum menghampiri Jaemin dan menepuk-nepuk pelan bahu pria itu.

"Aku percaya padamu, jadi tolong jaga putraku dengan baik. Jangan mematahkan hatinya lagi." Ucap Yuta dan langsung mendapat tatapan tidak percaya dari Jaemin.

Apakah secara tidak langsung Yuta memberi restu padanya?

Mengabaikan alasan pria di hadapannya, Jaemin hanya mengangguk cepat.

"Saya akan menjaganya, Paman." Ucapnya.

Yuta tersenyum simpul hingga Jaemin akhirnya pamit, sementara pria itu menatap datar meja di hadapannya. Memikirkan sikap seperti apa yang harus dirinya tunjukkan pada keluarga Lee.

Ditengah lamunannya, Winwin mengusap bahu suaminya pelan hingga Yuta menolehh dan tersenyum.

"Bagaimana keadaan Renjun?" Tanya Yuta.

"Dia sudah tidur sekarang. Hanya diam, tapi tidak menangis." Jawab Winwin.

"Lee akan datang nanti malam." Ucap Yuta.

"Jangan menghukum mereka terlalu keras. Aku percaya bahwa Mark sebenarnya sudah dihantui rasa bersalah selama ini. Beri mereka pelajaran agar tahu caranya bertanggung jawab, tapi jangan menaruh dendam atau menghancurkan kehidupannya. Kamu tahu dengan benar bagaimana rasanya saat orang yang kamu cintai dihancurkan kehidupannya." Winwin memperingati sangat suami.

"Aku sangat marah. Bertahun-tahun menunggu mereka sadar atas kesalahannya, tapi baru sekarang mereka berani mempertanggung-jawabkannya. Meminta maaf tidak akan membuat Renjun ku kembali seperti semula. Maaf tidak akan membuat trauma nya menghilang." Geram Yuta.

"Aku mengerti" Gumam Winwin masih mengusap bahu suaminya yang menegang karena marah.

Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing sebelum Winwin memutuskan kembali ke dalam kamar sang putra, sementara Yuta menuju ruang kerjanya.

Sesuai yang dikatakan Jaemin bahwa keluarga Lee akan datang. Tepat setelah makan malam, Lee Taeyong, Seo Johnny, dan ketiga putra mereka datang ke rumah Yuta.

Dua keluarga tersebut memenuhi ruang tamu, kecuali Renjun yang tidak keluar dari kamarnya. Pria bermata rubah itu bahkan tidak tahu jika Lee Taeyong dan keluarganya tengah berada di mansion miliknya.

"Tuan Namakamoto, saya mewakili keluarga hendak menyampaikan maksud kedatangan kami kemari." Johnny membuka suara.

"Putra sulung kami melakukan kesalahan yang membuat Renjun menjadi korbannya. Setelah bertahun-tahun, kami datang kemari hari ini untuk meminta maaf. Saya tidak akan meminta pengampunan, tapi setidaknya jangan hancurkan kehidupan anak saya. Dengan kemurahan hati Tuan, saya meminta dengan segala kerendahan hati." Tutur pria itu.

"Kalian meminta kemurahan hati, tapi bisakah kalian kembalikan putraku seperti semula?" Ucap Yuta telak membungkam ucapan Johnny.

"Apa yang kalian tawarkan supaya bisa dimaafkan? Perusahaan atau kesehatan mental anak kalian? Bukankah akan impas setelah anak kalian mendapatkan kesakitan mental yang sama dengan yang terjadi pada Renjun–" Suara Yuta tercekat sejenak, sementara Johnny dan keluarganya tersentak di tempatnya.

"Paman, saya Mark Lee dan mengaku bersalah atas tindakan saya. Saya selalu dihantui rasa bersalah dan menyesal sampai hari ini. Seandainya saat itu saya tidak dengan sengaja menjebak Renjun agar masuk ke gedung tersebut dan mengajak Doyoung untuk —" Mark tidak dapat melanjutkan sejenak ucapannya.

"Saya selalu berharap untuk bisa memutar waktu dan tidak akan melakukan hal tersebut. Saya sangat menyesal." Ucap Mark dengan badan terguncang kecil.

Yuta hanya melihat Mark dengan tatapan datarnya.

"Kau lebih mengerikan dibanding bajingan yang menyentuh tubuh anak saya. Kau dengan sengaja menyerahkan Renjun pada orang-orang brengsek itu. Seandainya hari itu saya terlambat sedikit saja, Renjun mungkin tidak akan bertahan sampai hari ini." Ucap Yuta dengan rahang mengeras.

"Tinggalkan Korea dan jangan kembali sebelum saya atau Renjun sendiri yang memintanya. Mulai hidupmu sendiri dari awal. Lakukan semuanya sendiri dan teruslah hidup dalam penyesalan sampai Renjun sendiri yang memintamu berhenti menyesal." Ucap Yuta.

"Jangan memberinya bantuan apapun karena saya akan tahu. Biarkan dia merasakan bagaimana dilatih mentalnya." Tutur Yuta dan tidak ada yang berani membantah.

"Saya bersedia, tapi bisakah saya bicara atau bertemu dengan Renjun untuk kali terakhir?" Mohon Mark.

"Silakan, kalau Renjun yang mengizinkannya." Jawab Yuta.

Maka dengan segera, Winwin mengajak Mark menuju kamar Renjun. Omega tersebut mengusap pelan bahu Mark.

"Saya kecewa dengan kamu, tapi saya juga percaya kalau kamu tidak bermaksud demikian dan sudah hidup dalam rasa takut berkepanjangan sampai hari ini. Jalani hukuman kamu dan kembali dengan selamat." Ucap Winwin menguatkan yang membuat Mark ingin menangis mendengarnya.

Mengangguk kecil, Mark mengetuk pintu di hadapannya setelah Winwin pergi. Menunggu dipersilakan masuk dan baru melangkah ke dalam kamar mewah tersebut.

Renjun tengah menatap keluar jendela kamar saat Mark masuk. Kepala pria mungil itu menoleh dan Renjun tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Renjun dengan sorot mata dinginnya.

"Ren, aku ingin minta maaf untuk semua kesalahan yang kulakukan. Setelah ini aku akan pergi, jadi kuharap kamu menjaga diri dengan baik dan menemukan seseorang yang bisa menjagamu sepenuhnya. Aku tidak akan memintamu memberi maaf, tapi aku harap kamu benar-benar bahagia setelah ini. Maaf, aku sungguh menyesalinya." Ucap Mark panjang.

"Aku pamit" Lanjut pria itu setelah cukup lama berdiri disana tanpa jawaban Renjun.

Mark akhirnya berlalu dari ruang tersebut dengan menghela napas panjang. Sementara Renjun hanya menatap datar dengan sorot cenderung dingin miliknya.

Setidaknya sampai tahapan ini, Renjun dan Mark sudah siap menjalani kehidupan dan kisah masing-masing yang baru.
.
















Gak kuat, ngantuk. Ngetik setengah merem. Makasih semuanya yg masih setia nunggu 💜

WATERFIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang