Tw! Pelecehan, kata kasar.
Setelah merasa bosan berada di perusahaan Chenle, pria itu mengendarai mobilnya untuk mengunjungi Jisung. Melangkah kan kaki dengan anggun yang berhasil menarik perhatian banyak orang karena keindahannya.
Senyum Renjun terbit saat melihat Jisung tengah berdiri dan berbincang dengan beberapa dokter lainnya. Pria mungil itu hendak melangkah sebelum sebuah tangan menahan pergelangan tangannya.
Menoleh, Renjun dikejutkan dengan keberadaan Doyoung.
"Renjun, bisa kita bicara sebentar?" Pintar pria itu.
"Kau—" Badan Renjun mendadak gemetar.
"Aku mohon, hanya sebentar." Ucap Doyoung mengabaikan perubahan ekspresi ketakutan Renjun.
Dada pria mungil itu terasa sesak dan tubuhnya gemetaran. Ia bahkan tidak punya cukup tenaga untuk melepaskan diri dari Doyoung. Ditengah keputus-asaannya tersebut, Jisung tiba-tiba datang dan menyentak kuat tangan Renjun dari genggaman Doyoung.
"Jangan menyentuhnya atau aku akan menghabisimu." Desis Jisung mengeluarkan aura dan aroma gelap hingga beberapa orang disana merasa tidak nyaman.
"Siapa kau dan apa urusanmu? Aku hanya ingin bicara dengan Renjun." Jawab Doyoung tidak terima.
"Aku calon suaminya." Jawab Jisung singkat yang membuat Doyoung terkejut.
"Tidak peduli, aku hanya ingin bicara dengannya."
Renjun menghela napas berkali-kali mencoba menenangkan diri. Telinganya mendengar perdebatan Jisung dan Doyoung dan Renjun tahu hal itu tidak akan cepat selesai karena keduanya sama-sama keras kepala.
"Ayo bicara" Ucap Renjun tegas memotong perdebatan keduanya.
"Hyung" Protes Jisung.
"Temani aku, Jie. Aku harus menghadapi ini, kan?" Ucap Renjun memastikan.
Ketiganya menuju atap rumah sakit tanpa suara.
Renjun menggenggam erat tangan Jisung dengan jantung berdegup begitu cepat. Sedangkan Jisung mengkhawatirkan kondisi Renjun. Takut kalau pria itu akan kembali mengalami tantrum dan parahnya kembali hilang kesadaran.
"Hyung, kalau memang tidak bisa jangan memaksakan dirimu." Ucap Jisung sembari mengusap punggung tangan pria yang lebih pendek darinya tersebut.
Renjun tersenyum simpul meyakinkan bahwa dirinya akan baik-baik saja. Interaksi keduanya membuat Doyoung mengepalkan tangannya kuat. Merasa kesal dan cemburu.
Begitu sampai di atap, Renjun segera menatap Doyoung, menunggu apa yang akan pria itu katakan.
"Renjun, aku minta maaf. Hari itu aku tidak bermaksud meninggalkanmu. Aku fikir kau mengkhianatiku dan dengan mudah menyerahkan dirimu pada pria-pria itu. Aku diliputi cemburu dan kesal. Kau tidak mau melakukannya denganku, tapi kau melakukannya dengan orannglain." Doyoung membuka obrolan mereka.
Sementara Renjun yang mendengar penjelasan Doyoung dibuat terkejut bukan main.
"Hyung, apa kau menganggapku sebegitu murah hingga kau percaya aku memberikan tubuhku pada pria-pria bejat itu? Apa selama menjadi kekasihku kau melihatku sebagai pria murahan?" Ucap Renjun tidak percaya.
"Aku disana hari itu, meminta tolong kepadamu dan kau mengabaikanku hari itu. Tidakkah kau lihat aku sangat ketakutan? Sebegitu picikkah Hyung hingga membalaskan dendam dengan cara seperti itu?" Renjun tanpa sadar mengeratkan genggamannya pada jemari Jisung.
"Aku berteriak ketakutan, menangis, dan saat Hyung datang, apa Hyung bahkan melihat keadaanku? Apa Hyung bahkan mengulurkan tangan kepadaku? Tidak! Hyung berdiri di pintu itu! Hyung menatapku dengan datar kemudian mendesis jalang sebelum meninggalkanku!" Renjun meneriakkan apa yang ada dalam isi kepala dan hatinya.
"Aku tahu aku salah! Tapi hari itu aku juga sangat kalut! Aku sudah tidak bisa berfikir saat Mark mengirimkan pesan berisi tubuhmu yang telanjang dengan dikelilingi banyak pria. Fikiranku kacau saat itu dan aku menyesalinya Renjun. Aku sangat mennyesalinya." Doyoung terduduk di posisinya.
"Benarkah semudah itu? Semudah itu Hyung percaya oranglain tapi enggan mendengarku lebih dulu? Kalaupun Hyung kesal, apakah sebagai manusia Hyung tidak punya sidikit simpati untuk menolong seseorang yang sedang dilecehkan?"
Ucapan Renjun tepat menohok ulu hati Doyoung.
"Hyung disana, Hyung melihat kejahatan itu dilakukan padaku tapi kau hanya diam! Kau tidak menolongku! Kau membiarkanku disentuh pria-pria brengsek itu! Kau iblis!" Renjun kembali berteriak dan Jisung mulai memeluk tubuh bergetar Renjun.
"Kalau saja hari itu Hyung menolongku, mereka tidak akan bisa menggerayangi tubuhku! Mencium seluruh tubuhku dan menganggapku sebagai jalang! Mereka tidak akan melecehkankanku sebegitunya! Apa Hyung tahu bagaimana rasanya setiap malam dipenuhi mimpi buruk? Aku masih merasakannya Hyung! Aku merasakan bagaimana kejantanan mereka satu persatu memenuhi mulutku hingga aku tidak bisa makan selama satu bulan! Aku masih merasakan bagaimana tangan-tangan mereka menyentuh ku, bermain dengan tubuhku! Aku ingat semuanya dan rasanya sangat membekas Hyung..." Renjun terhuyung sejenak dan langsung ditangkap oleh Jisung.
Sedangkan Doyoung menangis keras menambah rasa sesal yang menumpuk di hatinya.
"Kau tahu apa yang lebih jahat dari mereka yang melecehkan ku? Kau dan Mark yang lebih jahat. Kalian iblis. Kalian melihat oranglain dilecehkan terang-terangan tapi bukannya menolong, kalian justru abai dan pergi begitu saja. Kalian menghancurkan hidupku, bertahun-tahun hingga hari ini, dan kedepannya. Kalian tidak tahu bagaimana rasanya, beban yang aku tanggung, dan parahnya kalian menganggap yang terjadi padaku hanya aib, tidak sebanding dengan mereka yang diperkosa terang-terangan, dan mulut kalian merapal setiap hari 'setidaknya Renjun masih belum benar-benar dilecehkan karena mereka tidak berhubungan badan' begitu, kan? Aku tahu benar bagaimana otak sialanmu bekerja Kim Doyoung." Napas Renjun tersengal saat mengatakannya.
Pipi pria manis itu sudah basah penuh air mata dan tubuhnya bergetar hebat.
"Sudah cukup, Hyung. Ayo, kita pergi, sudah cukup." Ucap Jisung mencoba menenangkan Renjun. Hatinya bagai dihantam melihat Renjun mengutarakan kejadiannya di masalalu.
Jisung tidak benar-benar tahu bagaimana kejadian yang menimpa Renjun dan ia mendengarnya hari ini. Hatinya bagai diremat kuat mendapati seseorang yang ia cintai diperlakukan tidak manusiawi.
Bagi kebanyakan orang, pelecehan hanya sekadar sex dan pemerkosaan padahal banyak sekali bentuknya. Terlebih bagi mereka yang menjadi korban, sangat tidak mudah menceritakannya meski untuk kesembuhan. Sebab oranglain menganggapnya aib dan berakhir mempermalukan mereka yang menjadi korban. Terlebih lagi menyalahkan dan menghakiminya.
Jisung mengajak Renjun meninggalkan atap tersebut masih dengan Doyoung yang menangis di tempatnya.
.
Akhirnya sampai juga di scene ini semoga habis ini bisa uwu uwu 😫 sebenernya aku mau membahas lebih lanjut soal pelecehan, cuma kayaknya kapan-kapan aja deh 😖
KAMU SEDANG MEMBACA
WATERFIRE
FanfictionRenjun terjebak bersama sekumpulan pria gila yang mengaku mencintainya. warn! bxb harem