(Maybe) I'm Just

6.8K 770 28
                                    

Renjun terbangun setelah cukup lama terlelap akibat pelukkan dan usapan lembut yang diberikan Jisung di punggungnya. Pria mungil itu membuka mata dan menemukan Jisung tengah bermain dengan ponselnya masih pada posisi memeluk Renjun.

"Hyung sudah bangun? Ayo makan malam dulu." Ucap Jisung sembari meletakkan ponselnya.

"Kau masih disini? Rumahmu sebenarnya dimana, sih." Protes Renjun sembari mengerucutkan bibir membuat Jisung terkekeh gemas dan mencubit bibir Renjun.

"Rumahku di mana-mana tapi sebentar lagi kau akan tinggal bersamaku. Jadi selama ada kau, pasti ada aku." Jawab Jisung santai.

"Percaya diri sekali Tuan Park satu ini." Ujar Renjun sembari bangkit dari posisi tidurnya.

"Tidur memang menjadi obat terbaik melupakan masalah, tapi begitu bangun kepikiran lagi." Gumam Renjun yanng membuat Jisung menarik lengan pria mungil tersebut dan memeluknya.

"Jangan memikirkannya sendiri, kau bisa membaginya denganku." Ucap Jisung dengan sesekali mengecup puncak kepala Renjun.

"Anak kecil mau sok-sokan melindungiku." Ejek Renjun.

"Hei, jangan salah. Walau aku lebih muda, aku tetap lebih tinggi dari Hyung tahu." Balas Jisung.

"Iya, sekarang. Dulu kau hanya setinggi pinggangku dan berlarian kesana kemari dengan ingus kemana-mana. Kemudian kau akan menangis saat Chenle merebut mainanmu." Renjun semakin semangat mengejek Jisung.

"Tidak! Aku tidak seperti itu." Elak Jisung.

"Kau tidak percaya? Tanyakan sendiri dengan Baba yang menjadi saksi." Renjun bangun dari tempat tidur, meninggalkan Jisung yang sudah kesal.

"Hyung! Kau menyebalkan!" Jisung ikut bangun dari tempat tidurnya dan menyusul Renjun.

"Aku tahu, karena itu jangan mau menikah denganku anak kecil— oh? Kalian–" Renjun menghentikan acaranya menggoda Jisung dan memandang heran dua pria yang sedang duduk di ruang tamu rumahnya.

"Renjun, ini Jeno dan Jaemin. Jaemin kemari untuk bertemu denganmu. Dia mengatakan bahwa kau sudah menabraknya." Ucap Winwin tenang.

"Apa? Kalian yang tadi siang bertengkar di parkiran, dan aku tidak menabrakmu– mana, yang mana Jaemin?" Ucap Renjun melihat Jeno dan Jaemin bergantian.

Jaemin mengangkat tangannya pelan, menikmati wajah Renjun yang tampak lucu saat menggerutu.

"Kau! Kau jangan berbohong dan memfitnahku. Saat kalian bertengkar, aku melajukan mobilku dan hampir, itu hanya hampir menabrakmu, bukan benar-benar menabrakmu. Mobilku hanya menyentuh kakimu dan kau sama sekali tidak terjatuh atau kesakitan saat itu." Oceh Renjun mencoba membela diri.

Pria bermata rubah itu menatap Babanya, khawatir kalau dia akan kena omel omega cantik itu.

"Baba, percaya Renjun. Kapan Renjun berbohong?" Ucap Renjun.

"Sejujurnya kau sering berbohong, Hyung." Jisung mengompori yang mana langsung mendapat pelototan dari Renjun.

"Mungkin karena kamu terlalu cepat, kamu jadi tidak sadar bahwa mobilmu sebenarnya sudah menabrak saudara saya. Saat mobilmu berlalu, Jaemin langsung terjatuh dan menuju rumah sakit. Tulang kakinya kesleo dan saya juga membawa hasil dari rumah sakit terkait kondisi kaki Jaemin. Ini hasilnya." Ucap Jeno sambil menyodorkan sebuah map yang langsung direbut oleh Renjun dengan tidak sabar.

Renjun membaca deretan kalimat tentang hasil medis milik Jaemin. Kening Renjun berkerut samar.

"Jie, ini palsu atau tidak, pastikan." Ucap Renjun menyodorkan lembar medis tersebut.

Jisung melihat lembar tersebut dan menatap Renjun.

"Ini memang asli, Hyung." Ujarnya.

"Tapi aku benar-benar– oke baik, aku minta maaf sudah dengan sengaja menghentikan mobilku di depanmu, tapi aku sama sekali tidak berniat mencelakaimu. Aku minta maaf dan akan mengganti biaya perawatan kakimu, tapi tolong jangan bawa masalah ini ke ranah hukum." Ucap Renjun.

"Kami tidak akan melaporkanmu– Renjun?"

"Benar, namaku Renjun. Huang Renjun."

"Baik, kami  tidak akan menuntutmu asal kau benar-benar bertanggung jawab selama masa perawatan Jaemin." Ujar Jeno.

"Aku akan melakukannya." Jawab Renjun.

"Terima kasih." Jawab Jaemin sambil tersenyum.

Renjun sebenarnya cukup curiga melihat Jaemin hanya diam sejak tadi padahal pria itulah yang dirinya tabrak. Harusnya Jaemin lebih semangat meminta pertanggungjawaban darinya, namun justru Jeno yang lebih banyak bicara.

Setelah berbincang dengan Winwin dan sesekali ditimpali Jisung, Jeno dan Jaemin memutuskan pamit. Renjun hanya mengangguk kecil dan menatap dia pria tersebut meninggalkan mansion miliknya.

"Jie apa kau tidak curiga? Jaemin yang aku tabrak hanya diam dann Jeno yang lebih banyak bicara. Apa mereka sebenarnya hanya ingin memanfaatkanku?" Ucap Renjun.

Benar, Hyung. Mereka tertarik padamu.

"Kalau aku lihat, Jaemin sepertinya memang orang yang pendiam Hyung. Jeno juga sama, tapi dia agaknya lebih mudah bersosialisasi." Jawab Jisung.

"Mencurigakan" Gumam Renjun.

"Jadi, besok Hyung akan menemani Jaemin ke rumah sakit?" Tanya Jisung.

"Iya, tapi setelah aku selesai bertemu anak-anak." Jawab Renjun.

"Maaf Hyung aku tidak bisa menemanimu besok. Aku harus ke kampus." Sesal Jisung.

"Tidak apa-apa Jie, aku bisa sendiri dan aku cukup kuat untuk melawan mereka berdua kalau-kalau mereka melakukan sesuatu." Ucap Renjun.

"Kalau ada apa-apa langsung hubungi aku, Hyung." Ujar Jisung.

"Tentu." Jawab Renjun sambil tersenyum mencoba menenangkan Jisung.

Sebenarnya Renjun khawatir. Kegugupan mulai menyerang hatinya menyadari bahwa dia akan bersama dua alpha asing. Namun pria kecil itu mencoba mengendalikan diri. Ia tidak mau membuat Jisung sadar dan khawatir kepadanya.

Renjun harus belajar melawan rasa takut, dan pria itu harap hal ini bisa menjadi obat untuknya. Meski tidak dipungkiri, Renjun sekarang mulai diserang panik hingga telapak tangannya berkeringat.

Orang-orang mungkin menganggap Renjun sangat dingin dan angkuh, tapi tidak banyak yang tahu kalau omega itu hanya sedang berusaha melindungi dirinya sendiri.

Renjun hanya mencoba untuk tidak menjadi lemah–

Renjun sedang mencobanya.

.















Please kalau ada istilah yg salah karena jujur pengetahuan aku soal ABO verse masih sangat minim, ingetin aku ya. Aku juga sambil baca-baca apa aja yang biasanya dipakai di fiksi ABO.

Thank you 💜

WATERFIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang