Fire

2.3K 315 16
                                    

Tw! 18+, Kotor.
Jika tidak nyaman dengan hubungan lebih dari dua orang, dianjurkan skip saja.



Rumah megah tersebut tampak ramai diisi obrolan dari beberapa orang yang ada di ruang tamu tersebut. Mereka saling bercanda dan tertawa seolah mendapatkan hadiah paling istimewa yang akan membuat bahagia siapapun. Sementara di sisi lain, di kamar Renjun, pria mungil itu tengah ada dalam peluk kan hangat milik Jaemin. Menyadarkan kepala pada bahu alpha tersebut dan membiarkan angin dari balkon kamarnya yang terbuka mengenai langsung lengannya yang tidak tertutup piyama.

"Apa Jisung sudah bahagia?" Tanya Renjun entah pada siapa.

Jaemin yang mendengarnya pun sejenak menghentikan usapannya, kemudian membubuhkan kecupan ringan pada  puncak kepalanya.

"Entahlah, tapi dia akan bahagia jika melihatmu bahagia. Jisung sudah bersumpah untuk membuatmu bahagia, jadi pastikan kamu bahagia agar dia juga bahagia." Jawab Jaemin.

Tapi aku tidak sepenuhnya bahagia, karena Jisung tidak disini bersamaku.

"Dimana Jeno dan Haechan?" Tanya Renjun mengalihkan percakapan keduanya.

"Jeno melihat lokasi untuk acara besok dan Haechan—" Jaemin menggantung kalimatnya dan hal itu membuat Renjun mendongak dengan sorot mata penasaran.

"Haechan mempersiapkan hadiah untukmu." Lanjut Jaemin dengan senyum di wajahnya.

"Aku ingin rumah, dengan padang rumput di sekelilingnya. Sebuah limusin dan berlian— dan pastikan berlian itu benar-benar diambil dari inti bumi. Aku tidak mau berlian yang sudah diproduksi." Ucap Renjun santai.

"Sayang, tidak masalah dengan rumah dan limusin, tapi berlian dari inti bumi? Jangan gila–" Jaemin frustasi.

"Kau mengataiku gila?" Renjun memicingkan mata, tidak terima dengan ucapan Jaemin.

"Bukan begitu– hanya saja akan sangat sulit mendapatkan berlian langsung dari inti bumi. Kau tahu sendiri prosesnya bagaimana, bahkan pertambangan hanya mampu mendapatkannya berpuluh tahun sekali." Jelas Jaemin.

"Itu urusan kalian. Kalau cincin yang aku kenakan berhiaskan berlian dengan karat terkecil, aku pastikan kalian tidak mendapatkan jatah hingga cincinku diubah." Ancam Renjun dan Jaemin semakin frustasi dibuatnya.

"Lagipula, tidak susah untuk kalian mendapatkannya. Kekuasaan, nama baik, dan kekayaan yang kalian miliki bisa digunakan sebagai senjata. Pakai namaku atau Klan Nakamoto jika tidak berhasil." Ungkap Renjun dengan wajah datarnya.

"Masalahnya bukan disitu— masalahnya sangat sulit mendapatkan berlian murni yang langsung diambil–"

"Stop, aku tidak mau mendengarnya." Renjun memotong ucapan Jaemin, tapi dengan segera pria itu meraup bibir merah muda yang sedari tadi mencebik di depannya. Menjilat, menggigit, dan menghisap bibir itu tanpa memberi Renjun kesempatan protes.

Renjun yang awalnya terkejut, tidak lama setelahnya membalas ciuman tersebut. Melingkarkan kedua tangannya pada leher alpha di hadapannya dan balas melumat bibir Jaemin.

Keduanya saling bertukar saliva. Mengecap bibir masing-masing hingga decakannya memenuhi ruangan tersebut. Tangan Jaemin mengusap punggung sempit Renjun, sementara Renjun membalas afeksi yang diberikan padanya dengan meremat rambut Jaemin dan sesekali menggigit bibir pasangannya tersebut.

"M–mpph... "

Renjun melenguh kecil saat tangan Jaemin masuk ke dalam bajunya dan mengusap pinggang rampingnya.

Pria itu beralih menciumi leher Renjun dan menyesalnya. Bahkan dengan sengaja menggigit dan meninggalkan bekas disana, sementara Renjun hanya mampu mendongakkan kepala dan menikmati permainan lidah Jaemin di lehernya.

"Kalian!"

Baik Jaemin ataupun Renjun sama-sama terkejut saat seseorang tiba-tiba mendobrak masuk.

Dengan tergesa Renjun membenahi rambutnya, tapi ikut menoleh saat mendengar Jaemin berdecak malas.

"Kau menggangguku, sialan."

"Kalian bersenang-senang dan melewatkanku? Keterlaluan, Jaemin. Kau licik juga ternyata." Ucap Jeno sembari melepas jas dari tubuhnya, sedangkan Jaemin hanya memutar bola matanya malas.

"Sayang, apa yang sudah serigala ini lakukan padamu?" Jeno mengambilalih Renjun ke dalam pangkuannya.

"Kau juga serigala, bodoh." Jawab Jaemin yang dengan tidak rela melepaskan Renjun dari pelukannya.

"Dia mencium dan memberikan tanda di leherku. Sekarang aroma tubuhku sudah dominan wangi teh milik Jaemin." Jawab Renjun jujur.

Mendengar hal itu membuat Jeno menatap Jaemin tidak suka.

"Jangan munafik, kau pasti akan melakukannya juga kalau hanya berdua dengan Renjun." Jaemin membela diri.

"Kenapa harus menunggu berdua kalau aku bisa melakukannya sekarang." Jawab Jeno dengan sorot mata tajamnya yang membuat Renjun seketika merinding.

"Haechan sedang mengantar Ayah dan Daddy pulang, jadi kita bisa bersenang-senang bersama. Aku pastikan feromonmu besok akan sangat menyengat." Ucap Jeno sebelum mengecup bibir Renjun dengan singkat dan meletakkan tubuh mungil tersebut dengan pelan.

"Jangan terlalu lama, besok kita harus bangun pagi." Ucap Renjun seolah memberi lampu hijau pada dua alpha di depannya.

Mendengar hal itu membuat Jaemin dan Jeno berpandangan sebentar sebelum tersenyum miring.

Renjun benar-benar tidak ingat kalau ketiga alpha nya tidak akan mudah berhenti jika sudah memulai.

Tepat setelah Jeno membuka kemejanya, Haechan masuk dan dibuat terkejut saat melihat Renjun terlentang dengan Jeno dan Jaemin di sisi kanan kirinya.

"Kalian sedang apa?" Tanya Haechan.

"Kunci pintunya" Jawab Jaemin singkat.

Seolah dapat membaca keadaan, Haechan dengan cepat mengunci pintu dan naik ke atas ranjang milik Renjun.

Jaemin mulai membuka piyama yang Renjun kenakan sementara Haechan sudah lebih dulu menghisap dengan tidak sabar bibir manis omeganya. Jeno sendiri sudah mengendusi ujung kaki hingga paha milik Renjun, sementara Renjun hanya mampu melenguh dan meremat rambut Haechan untuk menyalurkan kenikmatan yang dirasakannya.

Pria bermata rubah tersebut tersentak kaget saat Jeno memasukkan kejantannya pada mulut pria itu, sedangkan Jaemin sudah bermain-main dengan tonjolan kecil di dadanya.

Tubuhnya semakin panas karena mendapatkan kenikmatan luar biasa dari ketiga pasangannya.

Bahkan pria itu hanya mampu melenguh dan berteriak saat Jeno memasukki lubangnya. Membiarkan badannya di hentak kuat oleh alpha tersebut, sementara tangan kanannya sibuk memijat milik Jaemin dan mulutnya mengulum milik Haechan.

Lubangnya dihentak bergantian oleh ketiga alphanya hingga ruangan tersebut dipenuhi aroma yang sangat menyengat karena percintaan mereka.

Tepat setelah pelepasan Haechan, mereka menghentikan aktivitas tersebut, sebab mengingat besok akan ada acara penting yang harus mereka hadiri. Jika tidak, sudah dipastikan Renjun hanya akan menjerit semalaman akibat ulah alphanya.

.
















Satu part lagi dan end 🙂

WATERFIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang