Selamat membaca...
.
.
.
Hari yang di hindar oleh semua murid kelas IPS 1 akhirnya tiba. Pada hari kamis mata pelajaran sejarah peminatan di jam ke 3, 4 dan 5 akan segera di mulai. Suasana kelas yang sedari tadi biasa saja, kini berubah tegang setelah mengetahui guru sejarah peminatan sudah berjalan kearah kelas mereka.
Tak ada napas kelegaan di sana, yang ada napas tercekat seolah leher mereka semua dicekik oleh seseorang.
"Hadehh.. seketika jam istirahat jadi lama nih hari ini." Teriak salah satu siswa di kelas itu.
"Hahaha, sabar-sabar bukan kamu juga yang maju hari ini." Balas Lisa pada siswa itu.
"Iya juga, tapi kalo kelompok kalian selesai kan kelompok aku yang dapet, mana belum hapal lagi nih materinya. Ya Allah tolong bantu hamba hari ini aja, tolong bantu hambaaaaa ya Allah..."
Semua murid di kelas itu terkekeh geli mendengar doa dari teman mereka pasalnya anak yang berdoa itu terkenal nakal di kelas, sering keluar dengan alasan ke WC padahal dirinya pergi ke kantin. Jarang mengerjakan tugas di rumah dan banyak hal yang membuat guru terkadang jengkel dengan sikapnya.
"Haduh ngakak aku boy.." celetuk Yoga di selah ketawanya.
Anak yang sering di panggil boy itu malah memasang wajah meringis setelah tau ketua kelas masuk dengan mengatakan satu kalimat yang bikin bulu kuduknya merinding.
"Mak Sun udah naik tangga, jadi diem dan hp jangan lupa di mati-in ya, biar gak kena ambil kayak punya boy."
Kata ketua kelas yang tak lain adalah Lena.
Semua murid terdiam membisu sambil menonaktifkan total hp mereka. Hawa dingin masuk setelah langkah kaki seorang guru wanita masuk ke dalam kelas itu.
Guru itu masuk dengan wajah datar dan tampilan baju sangat mecing, berbeda dengan guru-guru lain di sekolah itu. "Selamat pagi!" Ucapnya dengan dingin.
"Pagi." Jawab mereka dengan serempak lalu Lena pun berdiri sambil mengucapkan, "sikap!"
Semua teman di kelasnya langsung berdiri tegap tanpa ada yang membungkuk dengan posisi tangan lurus kebawah sambil terkepal. Guru wanita itu pun melakukan hal yang sama.
"Beri salam!" Pinta Lena dengan keras.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh!"
"Waalaikumussalam warahmatullaahi wabarakaatuh, duduk!"
Titah guru itu, kemudian barulah semua siswa dan siswi duduk. Suara kursi menggemah karena bergesekan dengan lantai keramik.
"Kelompok 4, maju!"
Baik Jihan dan yang lainnya memandang guru mereka dengan ekspresi terkejut.
"Hmm, Mak! Bukannya kelompok 4 sudah maju senin kemarin?" Lena mengingat kan guru sejarah yang biasa mereka panggil dengan sebutan Mak Sun.
Mak Sun yang ingin memasang kaca mata langsung menatap Lena dengan dingin, dan kedua alis bertaut bingung. "Ya saya tau kelompok 4 sudah maju, tapi kan kemaren saya bilang kalau saya belum paham. Gimana gak paham, materi kalian saja gak jelas isinya. Saya sebagai seorang guru saja gak paham apa yang kalian sampaikan Senin kemarin, gimana dengan temanmu yang notabene nya sebagai murid?"
Lena terdiam beberapa saat.
"Sekarang, saya tanya sama kalian semua. Kalian sudah paham belum materi yang di jelaskan kelompok 4 kemarin? Kalo ada yang paham tolong jelaskan apa yang kalian paham dari materi yang mereka sampaikan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KENAPA SIH HARUS KAMU!
Teen Fictioncerita ini di buat untuk menghibur semata bukan untuk melakukan menyebarkan hujatan pada semua. 21+ Bagi yang umurnya belum 21 mendingan jauh-jauh takutnya malah bikin deg-deg serrr.. . . . hidup dalam pernikahan yang selama ini aku idam-idamkan ter...