Selamat membaca...
.
.
.
Jam ke empat telah di mulai. Tak terasa sudah 45 menit kelompok 5 menjelaskan semua materi tentang kerajaan Sriwijaya.
Lena kembali berdiri untuk membuka kembali suara, "oke baiklah, penjelasan materi tentang kerajaan Sriwijaya sudah selesai. Adakah dari kawan-kawan semua yang ingin bertanya di sesi ke satu ini?"
Tanya Lena pada teman-temannya. Baru selesai bertanya, banyak dari teman-temannya yang mengangkat tangan mereka.
"Nah kan, kalo orang ngerti pasti ada rasa penasaran pengen nanya ini itu. Pilih 4 aja Lena, gak usah sampai enam. Mak sun ada keperluan nanti, jadi harus cepet."
Tiba-tiba Mak sun mengeluarkan suara ketika Lisa membisikkan sesuatu pada kembarannya itu.
"Oke, Mak." Balas Lena sambil mengacungkan jari jempol kanannya.
Baik Lisa mau pun Jihan sedikit gelabakan saat mencatat 4 pertanyaan yang di ajukan teman temannya itu.
"Waktu ngejawab, Mak kasih 5 menit."
Dengan keji Mak sun memberikan waktu yang tak banyak untuk kelompok 5. Lisa menghelah napas panjang, "untung aja kita udah pelajari sampe bisa hapal di luar kepala, kalo enggak habis dah perjuangan aku selama ini." Bisik Lisa pada Jihan.
Jihan mendengar itu terkekeh kecil, "iya ya, untung ya Alhamdulillah."
"Ga, kamu udah dapet jawabannya belum?" Tanya Lisa pada sepupunya.
Yoga yang sedari sibuk membaca materi di hpnya langsung mengangguk mantap.
"Ya udah sok atuh jawab."
Yoga akhirnya maju kedepan dengan langkah mantap, baru beberapa menit anggota kelompok ini sudah ada yang mau menjawab. Membuat beberapa teman-teman yang lain merasa iri.
"Saya Yoga Pratama, akan menjawab pertanyaan dari Umar. Pertanyaannya adalah...Alasan mengapa Sriwijaya sebagai pusat perkembangan agama Buddha di Asia Tenggara?. Jawabannya karena letak Sriwijaya sangat strategis dan mempertemukan Jemaah agama Buddha yang berangkat dari Cina ke India dan dari India ke Cina. Seiring waktu, Sriwijaya pun menjadi pusat keagamaan karena banyak orang dari penjuru dunia yang datang ke sana untuk memperdalam agama Buddha. Apakah saudara Umar sudah jelas?"
Umar yang mendengar jawaban itu mengangguk, lalu berdiri "ya saya sudah jelas." Jawab Umar.
Yoga mengangguk pelan lalu berbalik badan. Betapa kagetnya dia saat berbalik badan jarak antara dirinya dan Jihan sangat dekat sekali. Bahkan ia sampai tak sadar bahwa sudah lebih dari 30 detik ia menatap wajah dan mata Jihan yang sayu.
"He'em. Ayo jawab juga pertanyaan yang lain." Ucap Yoga salah tingkah.
Jihan yang sedari tadi menunggu giliran akhirnya maju beberapa langkah, sampai ia tak merasakan bahwa lengannya bergesekan dengan lengan Yoga. Bau harum begitu menyengat di Indra penciuman Jihan saat berhasil melewati Yoga.
"Harap tenang!" Tegas Lena saat mendengar suasana kelas kembali ramai akan suara.
"Ayo ji, jawab!"
Lena mempersilahkan Jihan maju, "saya Jihan Ayu Fahira akan menjawab pertanyaan dari Rosa."
Rosa mendengar suara Lisa langsung berdiri tegap, seakan ia siap mendengar jawaban yang akan di ucapkan Jihan.
"Pertanyaan adalah dampak yang di timbulkan dari adanya sosial dan budaya di kerajaan Sriwijaya dari sisi ekonomi. Baiklah saya akan menjawabnya... Banyak dampak positif dari adanya sosial dan budaya di kerajaan Sriwijaya ini. Bisa kita lihat disini-"
Jihan mundur beberapa langkah menghampiri papan tulis yang di sinari oleh mesin proyektor. Tangan kanannya, menunjuk papan tulis yang terdapat gambar patung Budha dan gambar satunya menunjukkan banyaknya orang berlalu lalang di sekitar pantai.
"Karena kerajaan Sriwijaya di kala itu di kenal oleh seluruh penjuru dunia dengan kerajaan penganut agama Buddha terbesar. Maka dari itu banyak yang awalnya niat untuk datang hanya belajar dan memahami ajaran itu. Karena banyak pendatang baru, akhirnya mengundang beberapa pedagang besar di beberapa negara, yang membuat sistem perdagangan di kerajaan Sriwijaya semakin maju pesat. Dari sistem perdagangan itulah membuat ekonomi kerajaan Sriwijaya menjadi maju dan makin banyak di kenal orang-"
Semua orang menyimak jawaban yang di ucapkan oleh Jihan dengan pelan agar semua bisa lebih paham dan jelas. Jihan menjelaskan semua jawaban yang ia tau tanpa melihat isi buku atau dari internet di hp.
Membuat Mak sun tersenyum kecil saat mendengar jawaban itu, lalu kembali mencatat poin plus untuk Jihan.
"Hmm itu jawaban yang bisa saya jawab. Apakah saudari Rosa sudah jelas akan jawaban yang saya berikan?"
"Ya saya jelas, terimakasih."
Jihan mendesah lega. 'Alhamdulillah, selesai juga akhirnya.'
Waktu berlalu begitu cepat sampai tak terasa jam ke empat sudah hampir habis. Mak sun pun sudah selesai menjelaskan pada anak muridnya kembali. Agar semua kembali jelas dan paham.
"Hari ini saya ada kerjaan, jadi kita lanjutkan persentasi nya hari Senin Minggu depan. Tugas sudah saya berikan pada Lena, dan saya minta di kumpul setelah jam istirahat nanti. Sekian dan terimakasih."
Mak sun membereskan beberapa barang yang berserakan di mejanya. Lalu berdiri bersiap pergi.
"Oke Mak." Jawab mereka dengan kompak.
Mak sun pun keluar di iringi dengan sekretaris kelas menghampiri Lena. "Mana Len, tugasnya?" Tanya Rosa.
"Nih, cuma lima soal kok."
Rosa mendesis jengkel, "lima soal tapi jawaban 2 lembar kertas." Jawab Rosa yang memang benar adanya.
"Hahaha. Bener tu." Lisa tertawa geli.
Rosa mencatat 5 soal yang di berikan oleh Lena. Sedangkan Lena membereskan mesin dan kabel proyektor yang berserakan.
"Ehh Len, kabelnya jangan di cabut ya. Mau ngecas nih." Boy menjerit histeris saat melihat tangan Lena ingin mencabut kabel panjang.
"Ini gak aku cabut, tapi habis di pakek ya langsung di gulung simpen. Biar gak di pinjem kelas sebelah."
Lena memperingati boy dengan tatapan tajam.
"Tenang aja." Boy tersenyum manis.
"Tenang aja-tenang aja, giliran nanti aku juga yang beresin." Ketus Lena memukul pundak boy dengan kencang.
"Aduhh, sakit woy."
....
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
KENAPA SIH HARUS KAMU!
Teen Fictioncerita ini di buat untuk menghibur semata bukan untuk melakukan menyebarkan hujatan pada semua. 21+ Bagi yang umurnya belum 21 mendingan jauh-jauh takutnya malah bikin deg-deg serrr.. . . . hidup dalam pernikahan yang selama ini aku idam-idamkan ter...