6.

26 4 0
                                    

Selamat membaca...

.

.

.

Cinta???

Entah sudah berapa lama aku selalu mendengar kata itu. Mungkin sejak aku di dalam kandungan pun aku sudah mendengar kata itu. Kata yang selalu menggangguku sejak kebelakangan ini.

Di tambah lagi, setelah pekerjaan kelompok sejarah peminatan, hubungan ku dan Lisa sedikit berkurang. Bukan Lisa yang menjauhi ku, tapi aku sendiri lah yang menjauhi nya tanpa sebab.

Aku tak bisa berlama-lama membuka diri pada orang lain hal itu yang selalu ku coba hentikan tapi sayangnya aku tak bisa menghentikannya. Malah sekarang semakin menjadi saja, ulangan praktik sebentar lagi akan di lakukan. Hanya mata pelajaran olahraga, seni budaya, agama dan biologi yang ada ujian praktek. Sedangkan mata pelajaran yang lain hanya ujian materi saja.

Sebenarnya ujian praktek olahraga sudah di lakukan selama dua pekan ini di setiap hari Jum'at yang di mana hari ada mata pelajaran itu. Dua pekan prakteknya biasa saja tapi Jum'at ini, kami di haruskan praktek lari dan praktek olahraga estafet.

Aku akui, aku sebenarnya bisa bermain estafet dan bisa di katakan bahwa aku siswi yang cukup handal dalam setiap bermain. Mungkin kali ini julukan handal itu seolah pudar setelah ada kejadian yang membuat ku pingsan.

Flashback on...

Pak Pur itu nama guru olahraga ku yang ber-umur sudah separuh abad. Badannya kekar dan kuat di sertai selalu semangat setiap mengajar kami di lapangan umum. Kami sekarang berada di lapangan umum. Lapangan sekolah begitu kecil untuk di gunakan mengambil nilai praktek. Di tambah lagi sudah ada kelas lain yang lebih dulu menguasi lapangan itu. Yang membuat kami tak ada pilihan untuk pergi ke lapangan sepak bola yang berada tak jauh dari sekolah.

Lapangan itu sering di gunakan oleh sekolah kami, bukan hanya sekolah kami saja tapi ada dua sekolah lagi yang menggunakan lapangan bola itu.

Layaknya lapangan bola, jadi luasnya begitu besar sampai-sampai sering di gunakan juga untuk mengadakan konser panggung.

Napasku masih tak beraturan karena aku baru saja habis mengambil nilai lari. Aku nomor 5 paling belakang di urutan putri. Sebelum kami lari tadi sebenarnya kami melakukan sesi pemilihan siapa yang lebih dahulu mengambil nilai lari. Yang jelas suara para putri lebih melengking kencang hingga membuat telinga pak Pur tak tahan. Yang akhirnya kami tim putri lebih dulu, sedangkan tim putra duduk di pinggir lapangan menunggu giliran.

Lisa menghampiri ku, sambil membawa kan ku botol besar air minum. "Nih minum!" Napas Lisa sudah mendingan dari pada napasku. Karena dirinya mendapat nomor urut ke 8 dari awal. Jadi dia lebih dahulu istirahat.

"Bentar, napasku hah...hah.. masih ngap." Ucapku putus-putus.

Aku langsung saja tepar di tempat duduk yang kosong. Ku baringkan tubuhku karena aku sudah tak kuat.

"Kamu gak ada sakit asma kan?" Tanya Lisa khawatir padaku.

Ku jawab pertanyaannya dengan menggeleng, aku sudah tak kuat lagi hanya untuk menjawab.

"Wih ji, wajahmu pucet banget." Tutur Rosa yang juga ikut berbaring di dekatku. Suara napasnya pun terdengar sama seperti ku di awal-awal berhenti lari.

"Ampun ya Allah, gak kuaaattt..." Teriak Rosa melengking kencang.

"Ck, gitu aja udah ngelu." Desis Lena yang memang memiliki rasa tak suka akan sifat lebay Rosa.

KENAPA SIH HARUS KAMU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang