Keesokan paginya,
Dongheon merasa bersalah pada Hoyoung, dia datang ke ruang makan untuk sarapan dan bertanya pada Yeonho yang sedang memasak, "Yeonho-ah, Hoyoung mana?".
"Hoyoung-Hyung? Masih di kamar kayaknya", jawab Yeonho.
"Belum bangun dia?", tanya Dongheon lagi.
"Tadi sih belum, nggak tahu sekarang", jawab Yeonho.
"Dia masih marah nggak ya?", tanya Dongheon. Belum sempat Yeonho menjawab, pintu kamar terbuka dan Hoyoung keluar, masih dengan muka mengantuk dan rambut berantakan.
Hoyoung mengambil mangkok, susu, dan cereal lalu duduk di hadapan Dongheon. "Eh, Yeonho masak lo", ujar Dongheon.
Hoyoung hanya diam tidak menjawab sambil menuangkan cereal-nya. Dongheon dan Yeonho saling menatap dengan tatapan bertanya.
"Guys! Paket kaosku datang nih!", teriak Minchan dari depan pintu.
"Kaos apaan Hyung?", tanya Yeonho.
"Itu lo, kaos bikinan temenku yang dulu aku bilang mau beliin buat kalian", jawab Minchan. "Ini warnanya random, jadi pilih aja terserah. Ayo semua keluar!", lanjutnya memanggil member yang ada di kamar.
Semua orang sudah memilih, Hoyoung memilih terakhir dan mendapatkan satu kaos tersisa yang berwarna biru. Kebetulan warnanya sama dengan Dongheon.
"Ah, warna kita samaan. Nggak ada yang mau tuker nih", ujar Dongheon, nadanya pura-pura kesal. Dia melirik Hoyoung karena biasanya Hoyoung akan merespon dengan bercanda, tapi Hoyoung diam saja dan lanjut memakan cereal-nya.
Semua member juga merasakan tensi yang aneh, "Wah Hyung! Warna birunya bagus, tuker dong, aku nggak mau warna item", ujar Kangmin yang tidak bisa membaca suasana.
Dongheon pun akhirnya bertukar kaos dengan Kangmin, dan Hoyoung masih tidak merespon.
Siangnya,
Hoyoung sedang sibuk dengan handphone-nya di ruang tamu, Kangmin dan Yeonho sedang jalan-jalan di luar, sementara Dongheon, Minchan, Gyehyeon, dan Yongseung sedang berdiskusi di kamar.
"Gimana nih? Nggak biasanya dia ngambek sampe kayak gini", tanya Dongheon.
"Iya, agak serem juga lihat Hoyoung-Hyung marah", ujar Yongseung.
"Kayaknya Hoyoung-Hyung nggak marah deh. Mungkin lagi capek aja", ujar Gyehyeon.
"Coba kamu baca pikirannya dia" ujar Dongheon pada Gyehyeon.
"Nggak mau ah, terakhir aku baca pikiran tanpa ijin langsung disembur sama Hoyoung-hyung", ujar Gyehyeon.
"Coba tes aja Hyung", ujar Minchan.
"Tes gimana maksudnya?", tanya Dongheon.
"Hmm........................ Ah! Hoyoung kan biasanya marahin Hyung kalau nggak bersih-bersih kan? Coba Hyung pancing dia", ujar Minchan.
"Oh, ok ok", balas Dongheon, dia langsung keluar dan menuju dapur.
Setelah memastikan Hoyoung masih di ruang tamu, Dongheon mulai membuka snack keripik kesukaannya. Dia sengaja makan dengan berisik lalu, "Aduh, banyak yang tumpah nih remukannya. Biarin dulu ah", ujarnya dengan suara keras.
Tidak ada respon.
"Aduh, udah habis tapi males buang sampah. Taruh sini dulu ah", ujarnya lagi sambil meletakkan bungkus keripik kosong di atas meja makan lalu berjalan pergi. Masih tidak ada respon dari Hoyoung.
"Woi gimana nih, marah beneran kan dia", ujar Dongheon saat sudah sampai di dalam kamar.
"Wah, kayaknya iya Hyung", ujar Minchan. Yongseung dan Gyehyeon pun hanya bisa menepuk-nepuk pundak Dongheon memberikan dukungan.
Malamnya,
"Hoyoung-ah", panggil Dongheon. Dia perlahan masuk kamar Hoyoung dan duduk di tempat tidur Hoyoung. Di sampingnya Hoyoung sedang tiduran sambil menonton sesuatu di handphone-nya.
"Kenapa Hyung?", tanya Hoyoung dengan suara lemas.
"Itu... Ma... Maaf, yang kemarin... Hyung yang salah", ujar Dongheon pelan.
Hoyoung menghela napas dalam, "Iya Hyung, aku juga minta maaf", ujarnya.
Mereka berdua lalu terdiam.
"Kamu masih marah?", tanya Dongheon.
"Marah? Siapa? Aku?", tanya Hoyoung.
"Iya, seharian diem aja. Nggak bercanda juga... nggak kayak biasanya", ujar Dongheon sambil menundukkan kepalanya.
Hoyoung tersenyum, "Ah, Hyung kan biasanya nggak suka kalau aku bercanda mulu", ujarnya.
"Ya tapi kan... jadi sepi aja gitu", ujar Dongheon.
Hoyoung tertawa kecil, "Aku cuma lagi capek aja Hyung, lagi banyak pikiran", ujarnya.
"Oh gitu... bukan karena marah berarti?"
"Nggak Hyung..."
"Ah, aku nggak usah minta maaf harusnya", gumam Dongheon.
"Apa Hyung?"
"Ah enggak, nggak apa-apa"
"Aku denger lo Hyung"
"Nggak... salah denger itu", jawab Dongheon sambil dengan cepat keluar kamar.
"Kayaknya udah baikan", ujar Yongseung saat melihat Dongheon yang keluar dari kamar Hoyoung sambil tersenyum.
"Iya, untunglah. Nggak tahan aku kalau mereka mulai berantem, kayak suami istri aja", ujar Kangmin.
"Tu kan dibilangin, mereka tu nggak mungkin berantem lama-lama", ujar Gyehyeon sambil tersenyum.