Siapa yang tidak mengenal Halilintar? Siswa terpopuler di sekolah. Selain tampan ia juga gagah berani dan berpendirian kuat. Semua hal yang dimiliki seorang dominan ada padanya. Apalagi yang kurang?
Ia dikenal oleh orang-orang dari warna merah yang melekat pada dirinya namun bukan hanya ia saja. Ada satu orang lagi yang juga populer di sekolah dan dikenal dari warna merah yang melekat pada dirinya. Orang itu adalah Blaze.
"Kak, menurut kakak cowok ini gimana?" Taufan, adik Blaze yang masih kelas 7 menunjukkan foto Halilintar pada Blaze.
"Kayak permen kis."
"Hah? Maksudnya, kak?"
"Pedes-pedes dingin tapi ada manis-manisnya gitu."
"Manis? Ganteng gini lho, kak." Taufan tidak habis pikir dengan pemikiran Blaze.
"Salah, ganteng tuh jangan nanggung. Jangan yang manis tapi yang manly. Nah, dia ini manis."
"Oke, kalo gitu menurut kakak dia gimana?" Taufan menunjukkan foto Thorn, adik Halilintar.
"Hm, dia imut-imut polos tapi aku yakin model kayak gini bibit-bibit seme impulsif."
"Hah? Seme? Dia mah uke, kak. Kak Hali ini nih baru seme." Taufan menunjukkan foto Halilintar sekali lagi.
"Haha. Seme dari mananya. Kamu tuh masih hijau, Taufan. Seme sama uke itu nggak tergantung luarnya doang."
"Tapi tadi kakak juga nilai Kak Hali dari luarnya. Karena menurut kakak dia manis dia lebih cocok jadi uke. Nah, terus Thorn yang jelas-jelas imut ini kenapa bisa lebih pantes jadi seme menurut kakak?
"Oh. Jangan salah, Taufan. Aku nggak bilang Hali cocok jadi uke karena dia manis ato Thorn lebih cocok jadi seme karena sifatnya beda dari seme kebanyakan. Ada auranya. Kalo kamu nggak pinter liatnya kamu bisa ketipu sama model tersembunyi kayak mereka ini." Blaze membelai pipi Taufan. "Aura itu nggak diliat dari fisik. Dari auranya harusnya kamu udah bisa langsung tahu dia pihak atas atau bawah. Tapi yah ... Karena kamu emang belum sejeli itu aku maklumin."
"Hm, aura ya ...." Taufan mulai berpikir.
"Oh, iya. Taufan."
"Iya, kak?" Taufan menoleh.
"Kamu suka sama Hali?"
"Iya." Taufan menunduk.
"Kalo gitu kamu paham kalo restu aku juga penting dalam hal ini kan?"
"Iya, kak." Taufan kian menunduk.
"Coba sini kasih aku foto-fotonya."
Taufan pun memberikan foto kedua pemuda itu pada Blaze dengan sedikit bingung.
"Lumayan sih." Komentar Blaze pada foto yang tidak Taufan ketahui yang mana.
🍓
Besoknya
Cklek
Halilintar yang baru keluar dari ruang eskul karate mengernyitkan dahinya begitu mendapati Blaze bersandar pada lokernya.
"Bisa minggir? Ini lokerku."
"Sebelum aku minggir boleh abis ini kamu ikut aku ke kelas bentar?" Senyum nakal Blaze kian mengembang.
Meskipun ia mengenal Halilintar ia belum pernah berinteraksi dengannya. Namun perangai Halilintar sama persis seperti yang ia duga.
"Buat apa?" Halilintar menyilangkan tangannya di depan dada.
Apa tantangan adu fisik? Atau yang lain? Selama ini ia belum pernah diminta untuk bertemu di kelas kecuali oleh para gadis dan uke yang menggilainya.
Pasalnya ia sadar betul yang berada di hadapannya ini bukan uke melainkan seme sepertinya. Ya, walaupun tidak menunjukkannya ia percaya diri sebagai seorang seme.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blossom
FanfictionHanya beberapa cerita dengan kapal yang langka (pairing tidak dicantumkan di tag jadi setiap kemunculannya random) P.S: Maaf kalau ada kesalahan atau hal-hal yang tidak berkenan dari cerita ini. Terima kasih 🙏❤️