Part 26. Chat Sialan

1.3K 213 86
                                    

Haaiii!!

ADA YANG RINDUU??

▪Jangan lupa vote/tekan tombol bintang.❤

▪ Ramaikan tiap paragraf supaya aku makin semangat ngetik nya!❤

Happy reading!
Enjoy~

______________________________________

Sedari tadi, Acha tak henti-hentinya berdecak menatap tulisan jelak di pintu lokernya.

Dasar jalang!

Pindah sekolah lo sana!

Liberty bukan tempatnya manusia kotor kaya lo!

Udah jalang anak rongsokan lagi!

Begitulah kalimat kalimat yang tertempel di loker Acha, walau berusaha meredamnya dengan stici note dan beberapa stiker bergambar emot muntah disana.

Sudah lama hal yang sama terjadi berulang-ulang, namun Acha hanya bisa mencabut dan mencabutnya lagi. Acha tau diam bukanlah hal yang tepat, karena semakin hari orang orang itu akan bertambah besar kepala juga. Tapi Acha tau, kini adalah waktunya untuk ia diam tanpa merugikan diri sendiri.

Mata Acha melotot sempurna saat baju olahraganya tidak ada di dalam loker. Padahal ia merasa kalau ia tak lupa membawanya dalam paper bag. Ia juga menyimpan tas nya di loker, tapi kenapa cuma baju olahraganya yang tidak ada?.

"Kemana sih?" Tangan Acha tergesa-gesa memeriksa isi tas. Namun di dalamnya tidak ada paperbag nya, apalagi baju olahraga nya. "Ketinggalan di kelas kali ya?"

Baru saja Acha ingin berlari namun cekalan tangan membuat ia mengurungkan niatnya. Acha menoleh dan berbalik kebelakang, mendapatkan Lucy dengan wajah marahnya.

"Eh? Ngapain lo disini? Bentar lagi praktek dimulai woy!" Ucap Acha kaget.

"Baju olahraga lo di bakar Mely. Sorry gue nggak bisa hentiin. Mereka mainnya keroyokan." Ucap Lucy sukses membuat Acha melotot tak percaya.

"Hah? Di bakar?" Acha mengepalkan kedua tangannya.

"Iya, di bakar!" Jawab Lucy cepat.  "Mely pasti mau elo di hukum sama pak Dimas karena nggak pake baju olahraga. Apalagi kali ini semua kelas 12 di satuin ujiannya. Tujuannya pasti pengen malu-maluin lo seangkatan."

Acha menghembuskan nafas kasar sungguh rasanya ia ingin mencabik-cabik wajah songong Mely itu.

"Ada hal yang lebih penting yang gue pengen bicarain sama lo." Ucap Lucy tiba-tiba berwajah serius.

Acha menelusuri pandangnya, memastikan kalau tidak akan ada orang yang mendengarkan pembicaraan mereka. "Apa? Bilang aja."

"Gue ketemu Rio. Dia ada di sekolah ini."

Acha mengangguk. "Hm. Kemarin gue ketemu dia dan sempat berbicara beberapa hal. Sorry, nggak kasih tau lo karena kemarin kita terlalu sibuk ama praktek, dan malemnya gue juga nggak bisa karena hp gue di ambil Rio dan gue sibuk buat kirim semua data sekolah ini ke dia."

Lucy tersenyum kecil. "Hal yang sama juga terjadi sama gue. It's okay."

"Jadi Hp gue kapan di balikin?" Acha menyandarkan tubuhnya pada loker, bersedekap dada lalu mendongak menatap langit-langit Liberty. "Markas yang di club, gimana?"

"Tentang Hp mungkin besok. Dan untuk markas---" Lucy berdesis geli. "Udah disenyapin. Nggak ada jejak yang tertinggal di sana."

Acha tersenyum tipis, ternyata NIA sangat cepat mengubur apapun yang menyangkut setiap masalah anggota agent.

Secret HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang