Acha masih belum menerima kenyataan. Mana bisa ia menerima hal yang tidak masuk akal seperti ini? Coba kalian bayangkan. Kalian telah merasakan bagaimana kejamnya rasa sakit sekaratul maut tiba-tiba kalian bangun di tubuh orang lain. Horor kan? Saking horornya sampai membuat Acha merinding semalam.
Selain memiliki wajah yang cantik campuran keturunan Jepang, Thailand dan Indonesia. Dirinya juga anak orang kaya. Benar-benar seperti tuan putri yang hidupnya sangat mudah. Bagai sebuah kisah cerita fiksi.
Ngomong-ngomong cerita fiksi, di dalam novel bahkan komik yang pernah di bacanya belum lama ini. Banyak sekali kajadian dimana seseorang masuk kedalam dunia novel atau komik. Bisa saja kan dirinya mengalami hal yang sama? Atau semacam.. Transmigrasi? Reinkarnasi?
Sudahlah, lupakan. Kebanyakan berpikir tidak menjamin adanya jawaban dari seluruh pertanyaan yang ada di benaknya.
Sampai Acha menatap buku ber-cover Pelangi di atas meja. Perlahan-lahan ia ambil buku harian itu. Gadis itu lalu membukanya pelan, sangat hati-hati seolah buku itu adalah benda yang rawan pecah. Lembaran baru terbuka, menampilkan kata,
'SECRET'
Acha membuka lembar selanjutnya. Ia membacanya dengan seksama, sesekali ia juga mengulangi membaca kalimat dan hal-hal yang menurutnya penting. Gadis itu menyelesaikan semua lembaran itu dalam lebih waktu 30 menit, seperti membaca kisah harian seorang gadis di dalam buku fiksi.
Acha berkali-kali menggelengkan kepalanya tidak percaya. Dia benar-benar berada di dalam tubuh orang lain. Lalu apa kabar dengan tubuh aslinya? Sudah di dalam kubur kah? Atau masih terbujur kaku di rumah sakit?
Gadis itu berdecak, memilih memikirkan bagaimana hidupnya nanti sebagai tubuh ini. Ia memang sudah tau semua masalah Kayla, tapi apa harus menjadi sejahat itu hanya untuk cinta yang bertepuk sebelah tangan?
Memikirkannya saja membuat Acha rasanya ingin muntah darah. Ya, jijik sekali rasanya ia dengan cara Kayla yang mengemis kasih sayang dan cinta yang minta di balaskan. Kalau menurutnya mending pergi menjauh saja walau luka tak berdarah itu sangat sakit. Ya, dari pada tetap tinggal akan lebih sakit bukan? Lihat saja, Acha tidak akan membiarkan hal seperti itu terjadi pada dirinya dengan berada di tubuh asing ini.
"Liberty. Tempat yang akan menjadi jawaban pertama buat gue tau lebih siapa dan bagaimana jati diri lo yang sebenarnya." Ucap Acha tersenyum geli menutup buku harian pelangi itu.
.
.
.
.
.
Acha menatap pantulan dirinya di cermin. Buku yang berhasil membuat Acha ingin keluar kamar, buku yang berhasil membuat dirinya bertekad ingin mencari jati diri Kayla yang sebenarnya. Dia perhatian wajahnya. Bukannya narsis. Hanya saja Acha tidak percaya kalau dirinya sekarang memiliki wajah yang sangat cantik. Bahkan tubuhnya terbilang ideal untuk perempuan seumurannya.
"Hebat juga. Kehidupan yang menyakitkan untuk perempuan yang sesempurna ini." Acha tertawa geli, lalu terdengar miris pada akhir tawanya.
Hanya butuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai di sekolah itu. Sekarang, ia sedang berkeliling sendirian. Sesekali bersenandung kecil untuk mengusir sunyi yang melandanya. Ia sudah tau dimana kelas Kayla, dan tempat-tempat yang wajib diketahui semua murid. Sedari tadi, ia tak henti-hentinya kagum dengan isi sekolah elit ini.
Terdiri dari dua belas gedung bertingkat, 8 lantai setiap gedungnya, di fasilitasi eskalator pengganti tangga, dan juga lift. Memiliki banyak lapangan outdoor dan juga indoor, dari lapangan basket, bola, tenis lapangan, bulu tangkis dan masih banyak lagi. Belum lagi ruangan khusus pentas drama, seni, ruang band, Cheerleaders, Dance, balet, dan golf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Hidden
FantasiMenghadapi keluarga yang hampir hancur, dan terjebak dalam agen rahasia. Tak lupa dengan kisah cinta yang tidak pernah tak berakhir dengan tangis dan kecewa. ____ "Berhenti belain dia terus!" "Nana pacar gue!" "Sedangkan aku tunangan kamu!" _____ "...