Haiii!! APA KABAR??
Ada yang rindu?❤
Udah vote?/Tekan tombol bintang?
Ready? Jangan lupa berdoa.❤
Sumpah, aku tuh takut banget Up Chapter kali ini. Ngetik nya aja sambil sesek nafas.
Okay, kalian yang enjoy!❤
Happy reading!
__________________________________
Brak!
Untuk sekian kalinya tubuh Acha terhempas kuat ke lantai. Gadis itu meringis kesakitan. "Bang, Al." Panggilnya begitu lemah.
Acha bisa melihat kilatan amarah dari mata Nara, rahang pria itu mengeras. Ia yang baru saja masuk kedalam rumah setelah pulang dari jembatan tempat Alskara jatuh dan hilang itu langsung di seret keruang kerja Nara oleh beberapa pengawalnya.
"KENAPA?!" Bentak Nara.
Nara menggebrak meja kerjanya, membuat semua barang-barang yang ada di pinggir meja itu jatuh dan berserakan di lantai.
"Kenapa kamu bisa berbuat seperti itu kepada anak saya?!" Pria paruh baya itu berjalan mendekat kearah Acha yang kini terduduk lemas di lantai dengan darah yang tak henti-hentinya mengalir dari perutnya.
"Kalau Alskara tidak bisa saya temukan, kamu saya bunuh!!" Teriaknya dengan tangan yang begitu ringan kembali melayangkan pukulan keras ke kepala Acha untuk sekian kalinya.
"Bukan gue yang buat bang Alskara sampai jatuh ke sungai, sialan! Bukan gue!!" Bahu Acha bergetar menahan tangis, dengan sekuat tenaga ia berdiri menatap Nara tajam.
Plak!
Tangan Nara naik menampar wajah Acha membuat wajah gadis itu untuk sekian kalinya tertoleh kesamping.
"Jangan kurang ajar kamu sama saya!"
Acha memegang pipinya yang terasa panas akibat tamparan keras dari Nara. Gadis itu terdiam, memejamkan matanya begitu erat menikmati seluruh rasa sakit yang ia dapatkan.
"Nggak usah ngeluh bilang jangan kurang ajar. Emang lo udah pernah ajarin Kayla arti kata jangan kurang ajar?" Balas Acha berdesis tajam.
Bugh!
"DASAR ANAK PUNGUT TIDAK TAHU DIRI!!" Teriak Nara sembari mendaratkan tendangan kuat di kepala Acha membuat kepala gadis itu langsung terhantam keras ke lantai.
Udara di paru-paru Acha terasa hilang sesaat. Gadis itu kembali memejamkan matanya dengan kepala yang amat terasa sakit seperti di sengat listrik bertegangan tinggi. Darah perlahan-lahan keluar dari kepala Acha, disusul dengan darah yang mengalir dari hidungnya. Pandangan gadis itu kian memburam. Acha berusaha agar tetap dalam kondisi sadar.
Nara lalu menarik rambut Acha kasar lalu menghempaskannya kuat hingga kepala gadis itu lagi-lagi membentur lantai. "Ingat ya! Kamu tidak akan pernah saya maafkan!!"
Pria paruh baya itu menyipitkan matanya melihat tubuh Acha yang semakin pelan menarik oksigen. Ia lalu menggeram, kemudian menarik kasar tubuh Acha--membangunkannya dengan paksa untuk berdiri.
"Kenapa bukan kamu saja yang jatuh ke sungai?!" Bentak Nara berbaik membelakangi Acha, berjalan mengambil sebuah guci besar yang berada sisi tembok.
"Kenapa harus Alskara?" Rahang pria paruh baya itu semakin mengeras, ia kembali membalikkan tubuhnya menatap Acha tajam.
"KENAPA BUKAN KAMU?!" Teriak pria paruh baya itu. Tangannya dengan enteng langsung melempar guci besar itu ke arah Acha.
Prang!
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Hidden
FantasyMenghadapi keluarga yang hampir hancur, dan terjebak dalam agen rahasia. Tak lupa dengan kisah cinta yang tidak pernah tak berakhir dengan tangis dan kecewa. ____ "Berhenti belain dia terus!" "Nana pacar gue!" "Sedangkan aku tunangan kamu!" _____ "...