Brukk.
"Aduh."
"Aish." Seorang perempuan menabrak lee heeseung dengan jus jeruk di tangannya. "Lo ada mata ga si. Basah ni baju gue." Heeseung mengibas ngibaskan bajunya yang terkena jus jeruk itu.
"Anu, sorry hee gue ga sengaja. Aduh gue cuci aja ya? Mau?" Tanya perempuan itu gagap.
"Cih. Gausah, gue bisa beli yang baru." Heeseung berlalu dari sana. "Liat aja lo nanti." Gumamnya.
◕◕◕◕
"SEKARANG!" teriak seseorang.
Bwushhhh.
Ember yang penuh dengan cairan jeruk busuk yang bercampur dengan telur itu tumpah di depan kelas. Mengenai dua siswa yang tadinya sedang berbincang damai sampai ia akan memasuki kelas semua terjadi begitu saja. "Oh my gosh.." gumaman seseorang yang di sertai gelak tawanya.
"Siapa pelakunya?!" Tanya salah satu perempuan yang terkena cairan itu.
"Gue." Seseorang berbicara. Seluruh mata tertuju ke dia, lee heeseung. Si penguasa kelas. "Siapa suruh temen lo cari masalah sama gue." Mengidikan bahunya santai.
"Bangsat. Clara udah minta maaf sialan. Lo gausah balas make cara ini juga dong!" Teriak perempuan itu marah.
"Cih. Lebay, emang maaf doang bisa bikin baju gue kering?" Menarik ujung bibirnya tipis.
"Hahahahaha, bisa kering kali kata dia." Sunoo tertawa keras yang di ikuti pula oleh teman temannya.
"Udah vio gapapa. Ayo kita bersihin diri." Ajak clara yang menarik viona dari kerumunan itu. Sungguh dia tidak mau mencari masalah dengan lee heeseung dan teman temannya.
"Sono dah lu berdua bau tai bgt sial." Umpat jay sambil tertawa keras.
Kedua perempuan itu pergi dengan malu. di sepanjang koridor mereka di tertawakan dengan seluruh murid.
"Woy." Panggil heeseung ke ketua kelas. "Sini lo."
Ketua kelas berdiri dan berjalan kikuk menuju tempat di mana heeseung berdiri. "Kenapa manggil aku?"
"Noh bersihin." Tunjuk heeseung ke cairan yang berserakan di lantai karena ulahnya tadi. "Ayo cabut." Ke enam temannya mengangguk paham dan mengikuti heeseung dari belakang. Berjalan dengan angkuh tentu saja.
◕◕◕◕
"Nih pr gue kerjain." Heeseung melemparkan bukunya kepada clara. "Cepet gue tunggu di sini 20 menit."
Clara mengangguk dan mulai mengerjakan pr matematika itu dengan sigap. Menyalin pr yang telah ia kerjakan dengan susah payah tadi malam. Tidak apa apa, ini sudah kebiasaan heeseung untuk terus meminta clara mengerjakan pr nya.
"Nih udah." Clara memberikan buku heeseung kembali dengan senyum yang lembut mengharapkan kata terima kasih dari seorang lee heeseung.
"Oke." Jawab heeseung singkat dan mengambil bukunya.
'emang susah banget ya bilang thanks doang?' batin clara.
...
"Nih." Heeseung melempar buku pr nya kepada 6 orang yang telah menunggu dari tadi.
"Lama tai." Umpat riki.
"Eh ntar ke kantin ga? Laper jir." Ajak sunghoon yang memegang perutnya.
"Resto aja. Kantin jelek." Jay menjawab sembari menulis matematikanya yang belum selesai.
"Pulsek? Gass." Respon sunoo yang sedang bermain game bersama jake. "Woy bgst musuhnya di depan lo bego."
"WOY WOY IYAA. SUNOO ANJING" jake yang serius menekan nekan handphone nya dengan serius.
"Kok gue si?!" Balas sunoo tak kalah teriak.
"DIEM BISA GA SI LO PADA?" Viona berteriak kepada 7 orang yang sangat berisik di pojok kelas. "Ini bukan sekolah lo. Kita juga mau belajar."
"Cih." Jungwon berdecih melihat viona sinis. "Bacot."
"Yaelah sekolah ini gue beli bisa kali." Jay merotasikan matanya malas. Viona sangat cerewet seperti bebek yang terus meneriaki mereka dengan suaranya yang cempreng itu.
"Yaudah beli aja. Sok kaya banget jadi orang." Viona menatap ke 7 orang itu menantang.
"Ck. Harga diri lo aja bisa gue beli. Apalagi sekolah ini mah kecil." Menarik bibir nya tipis.
~
Clara Park
"Iya iya gue minta maaf."
"Oke bentar gue kerjain."
"Hahahaha bisa aja."
"Ganteng."Lee Viona
"Gausah bacot lo."
"Apa?!"
"Lo mau gue gampar?"
"Tanding basket? Siapa takut. Ayo"
KAMU SEDANG MEMBACA
The august [✓]
RomanceSuatu kenyataan yang mempermainkan mimpi, hingga membawa satu wanita yang terjerat bertahun tahun antara kenyataan dan impian. - e.