Sunghoon menaruh motornya di parkiran. ia berlari cepat ke kelasnya. Tetapi di perjalanan handphone sunghoon berdering menampilkan nama seseorang di atasnya.
Lee heeseung.
"Paan? Gue lagi otw ke kelas ni." Sunghoon mengangkat telepon itu sembari sedikit berlari.
"Gausah deket deket clara." Suara bisik terdengar dari ujung telepon.
Sunghoon menghentikan langkahnya. "Apa?"
"Gue tau lo tadi pergi bareng dia kan. Bukannya gue udah kasih lo peringatan beberapa kali ya?" Heeseung berbicara dengan nada sangat dingin.
"Kalo lo punya nyali, langsung tembak. Gausah di anggurin dan lo bilang apa tadi? Gausah deket deket? Ck. Liat aja siapa yang dapatin dia duluan nanti." Sunghoon menarik ujung bibirnya tipis.
"Inget. Dia sukanya gue bukan lo."
"Tapi gue bisa buat dia suka sama gue."
"Keras kepala."
Sunghoon mematikan telepon itu sepihak. "Ish." Menggengam handphone nya kuat. "Liat aja. Lo gabakal bisa nyentuh dia sejari pun."
◕◕◕◕
"Selain itu sekolah akan mengadakan beberapa lomba kecil. Wali kelas akan memilih beberapa siswa/i perwakilan kelas nya. Dan lombanya akan di umumkan di kelas masing masing terima kasih." Sambung kepala sekolah, membungkukan badannya sedikit.
"Nah udah denger kan. Yaudah semuanya silahkan masuki kelas masing masing. Beberapa hari menuju hari-h tidak akan belajar kalian bisa mempersiapkan semuanya." Guru bimbingan konseling menjelaskan kembali apa saja kegiatan yang akan mengisi hari hari menuju hari-h.
"Gue ogah deh ikutan lomba." Viona melipat kedua tangannya di dada.
"Ih kenapa? Kayanya seruuu." Clara yang sangat semangat akan mengikuti lomba terlihat antusias. "Tapi kaki gue huhu bisa ga ya."
"Ya lagian lo kok bisa jatoh." Viona memutar bola matanya malas.
"Kan tadi manjat pagar hehehehe."
"WTF?!!!!"
Sebelum viona berpidato panjang lebar tangan clara sudah di tarik oleh heeseung. Tidak kuat kok. "Hee apaan siiii?" Tanya clara yang melepaskan tangannya perlahan.
"Uks ayo. Liat itu luka lo." Ah iya.
"Ya gausah di tarik juga kali." Clara berjalan duluan dan meninggalkan heeseung yang masih membeku di tempatnya. "Ayooo."
"Siapa si yang ngajarin angkuh gitu? Sunghoon ya? Kan jangan main sama dia." Heeseung mengomel di perjalanan menuju uks.
"Apaan siii. Gajelas." Angkuh apanya? Bukannya dia yang angkuh?
◍◍◍◍
Heeseung mengambil kapas yang berada di dalam kotak p3k dan beberapa salep yang bisa mengobati luka basah clara. "Kakinya taro sini." Heeseung menepuk pahanya sendiri.
"Beneran di situ? Gapapa?"
"Gapapa. Cepet dah jangan banyak tanya."
Clara menaruh kakinya di atas paha heeseung perlahan. Mereka sama sama diam beberapa saat sampai pertanyaan heeseung membuyar lamunan clara. "Kok bisa luka si?"
"Di suruh sunghoon manjat pagar belakang yaudah pas loncat jatoh."
Heeseung menggelengkan kepalanya. "Lain kali hati hati. Kulit lo tuh seputih ini jadi pas luka keliatan banget. Jadi jelek." Sungguh clara sempat pangling.
Hei.. ini heeseung? Kenapa suara nya sangat lembut dan apa ini? Selama ini dia hanya terus menerus menyuruh clara ini itu dan selalu clara yang menjadi bahan eksperimen jailan nya. Tetapi hari ini? Sangat berbeda.. heeseung seperti memiliki dua jiwa.
"Woyy. Kok ngelamun si, lagi di nasehati juga." Heeseung melambai lambaikan tangannya di depan wajah clara.
"Ha? Oh apa lo ngomong apa? Gimana?"
Memutar bola matanya malas. Heeseung segera berdiri. "Udah kelar noh."
"Eh iya udah, terima kasih lee heeseung." Clara turun dari ujung kasur uks. Sempat goyah tetapi dengan refleks yang cepat heeseung menahan tubuhnya.
"Eh? Ga kuat ya? Mau gue gendong sampai kelas?"
"Hah?"
Heeseung berjongkok di depan clara. "Ayo cepet, ntar kita ketinggalan info buat lomba."
Clara menggercap beberapa kali dan langsung menaiki punggung heeseung. "Ini gapapa? Gue berat hee."
"Kata siapa? Masih beratan jay." Heeseung terkekeh kecil.
"IH LO BISA KETAWA?" Clara sedikit berteriak yang membuat heeseung terkejut.
"Lo kira gue robot hah gabisa ketawa. Gila." Heeseung mulai berjalan keluar uks. Banyak pasang mata yang melihat mereka dan berbisik bisik. Tetapi clara maupun heeseung tidak menghiraukannya.
"Hee." Clara berbisik tepat di telinga heeseung dengan pelan.
"Hm?" Heeseung menoleh kebelakang dan mendapati hidung clara yang bersentuhan dengan hidungnya. Mereka terlalu dekat.
"Gue suka sama lo." Gumamnya.
~
KAMU SEDANG MEMBACA
The august [✓]
RomanceSuatu kenyataan yang mempermainkan mimpi, hingga membawa satu wanita yang terjerat bertahun tahun antara kenyataan dan impian. - e.