04-Bulir cinta yang berawal di villa

67 30 24
                                    

Jangan lupa follow, beri vote dan komen ya gengs biar sama-sama enak kita🤪.
Follow Instagram anggun.ads dan tiktok anggun.ads1 juga, ya<3.

|04-| Bulir cinta yang berawal di villa

"Jadi, gimana dok keadaan Bang Radit?". Tanya Shalsa kepada dokter yang sedang memeriksa suhu tubuh bang Radit yang tengah terbaring di atas king size itu.

Setelah Shalsa, Radit, dan yang lainnya sampai di villa, Shalsa langsung menelfon dokter yang bekerja dekat dengan villa-nya itu. Setibanya di villa dokter itu langsung memeriksa keadaan bang Radit dan memberikan perawatan medisnya.

Semua tegang menunggu jawaban dari dokter yang sedang memeriksa Radit.

"Ohh, dia demam karena adanya luka tusukan besi di dadanya dan beberapa luka lainnya. Untung kalian panggil saya sebelum lukanya makin parah"

"Tusukan besi itu pasti parah ya dok? Dan harus dibawa ke rumah sakit kah dok?" Tanya Jaka serius.

"Luka ini tidak terlalu parah karena tusukannya tidak dalam. Butuh hanya sekitar 10 hari untuk memulihkannya, sekitar 2 Minggu ia akan sembuh total. Saya akan berikan resep obatnya, nanti kalian beli di apotek dekat klinik saya, ya" Jawab dokter lalu tersenyum.

Semua yang tadinya tegang sekarang sudah lega. Ternyata luka bang Radit tidak terlalu parah dan mudah untuk diobati.

Untung saja mereka membawa bang Radit ke villa Shalsa tepat waktu dan memberikan perawatan medis disana.

"Syukurlah, luka bang Radit tidak terlalu parah". Shalsa tersenyum dan mengelus dadanya pelan.

"Kalian semua disini jaga bang Radit, ya. Gue mau beli obat untuk bang Radit". Kata Bram.

"Gue ikut lo, soalnya lo pasti belum tau apotiknya ada dimana". Ucapan Chika menghentikan langkah Bram.

Bram hanya mengangguk tanpa mengatakan apa-apa. Sungguh cueknyaaaa.

Bram dan Chika pergi ke apotek membeli obat untuk bang Radit. Sedangkan Jaka, jagad, dan Asep tengah sibuk membuat makanan di dapur. Lelaki juga bisa masak lho, ya.

                        •••••••

Bram dan Chika berjalan menuju apotek. Perjalanan itu sangatlah sunyi, bukan hanya suasananya saja yang sepi namun karena tidak adanya obrolan antara Bram dan Chika. Bram sangatlah cuek.

"G-gue, boleh tanya gak?". Pertanyaan Chika memecah kesunyian.

Sebenernya Chika tak tau ingin bertanya apa, dia hanya ingin mengobrol dengan Bram saja. Yah Chika bukan type anak yang suka kesunyian.

Bram hanya mengangguk arti mengiyakan.

Melihat respon Bram yang seperti itu, akhirnya Chika terdiam. Chika bingung dengan kakak kelasnya yang satu ini.

Kembali Hening.......

Beberapa menit berlalu akhirnya mereka pun sampai di apotek yang di sarankan oleh dokter tadi.

"Mbak, beli obat ini". Bram memberikan selembar kertas yang berisi beberapa obat resep dokter.

Apoteker tersebut lalu mengambil kertasnya dan mencari beberapa obat yang tertera.

"Ini, mas. Semuanya 170 ribu, ya". Apoteker memberikan obat sesuai yang ditulis di kertas itu.

Bram mengambil 3 lembar uang seratus ribuan di dompetnya. Lalu memberikan ke apoteker itu.

"Ini. Mbak".

"Terimakasih, mas dan mabknya".

Apoteker tersenyum dan memberikan kembalian uang Bram.

Abang RaditTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang