03-Bang Radit hilang

73 30 31
                                    

|03-Bang Radit hilang|

Suasana SMA Cempaka saat ini sangatlah sepi. Yah bagaimana tidak sepi, orang yang membuat SMA ini ceria tidak hadir, entah karena apa. Mungkin karena akibat tawuran kemarin.

"Heh! Buruan masuk! Ada kepala sekolah mau masuk kelas kita!". Perintah ketua kelas XI IPA 1.

"Gubruk, gubruk!".

Benar saja, kepala sekolah memang masuk ke kelas XI IPA 1. Yah pasti ingin mencari Radit beserta teman-temannya.

"Selamat pagi, anak-anak". Sapa kepala sekolah.

"Pagi, pak". Jawab serentak dari siswa-siswi di kelas.

"Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa bapak datang kesini. Yah mungkin ada beberapa yang sudah menduga-duga juga. Benar, bapak datang kesini untuk mencari Radit, dan siswa yang kemarin terlibat dalam tawuran. Bapak dengar Radit tidak hadir dan dia tidak ada juga di rumahnya, siapakah yang tau kabarnya Radit dan teman-temannya?". Kepala Sekolah lalu menundukkan kepalanya.

"Hening".

"Pak, kami semua tidak tau kabarnya Radit beserta teman-temannya. Saya selaku sekretaris 'pun tidak mendapatkan surat ketidakhadiran dari Radit dan teman-temannya itu". Jawaban dari Bela, sang sekertaris kelas XI IPA 1 memecah keheningan kelas saat itu.

"Hmm, yasudah terimakasih atas informasinya. Tolong kalian semua bantu bapak untuk mencari tau tentang keberadaan Radit karena orang tuanya 'pun tidak tau keberadaannya dimana".

"Baik, pak".

Pak Jali lalu meninggalkan kelas itu dan menuju ke kantor.

°°°°°

"Eh, Sa. Kenapa lo jalannya begitu? Kayak pake sepatu high heels aje". Tanya Chika.

"Iya, Chik. Kamarin gue pulang lewat pasar dan ternyata disana ada  tawuran, yah gue jatuh sampe kaki gue terkilir makannya gue jalannya begini". Jawab Shalsa polos sambil memegang kakinya yang terkilir.

"Tuh, kan gue bilang juga apa. Pasti bahaya. Rasain tuh akibatnya! Terus kemarin lo pulang sendiri sampe rumah dengan keadaan kaki begitu?".

"Engga, dong. Kemarin gue di gendong Bang Radit. Terus gu---".

"Apa???!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!. Lo di gendong Bang Radit?!!!!! Omaygattttttttttttt Shalsa gue bapelllll, hikss. Mau pingsan ini gue rasanya". Chika histeris setelah mengetahui bahwa kemarin sahabatnya ini di gendong oleh Bang Radit.

"Bapel bapel, baper kalik! Lagian dia cuma bantuin gue, ternyata dia baik juga yah. Eh kelas dia dimana sih, gue mau bilang makasih sama tuh orang".

"Bang Radit gak hadir, Sa. Kita juga gak tau kabarnya dimana, bahkan orang tuanya juga gak tau dia ada dimana". Chika menunduk sedih.

"Hah?! Satupun gak ada yang tau dia diamana? Dia kan kemarin habis tawuran, gimana kalo dia kenapa-napa?!". Shalsa panik sampai badannya gemetaran.

"I-iya makannya itu, Sa. Kita bingung".

"Kita gak boleh diem aja, kita harus cari Bang Radit dimana. Gimana kalo keadaan dia buruk?! T-tapi kita harus cari dia kemana?". Shalsa makin khawatir dengan keadaan Bang Radit nih.

"Emmm, eh coba kita tanya sama pak Sukro. Kan warung dia yang jadi tongkrongan anak singa. Mungkin dia tau dimana Bang Radit".

"Ayo, kita kesana!". Shalsa menarik tangan Chika.

Shalsa dan Chika bersama-sama menuju warung pak Sukro, tempat tongkrongan geng singa.

1 menit akhirnya perjalanan itupun sampai. Shalsa dan Chika sampai di warung pak Sukro. Warung itu nampak sepi karena sebagian lebih dari anggota geng singa tidak hadir ke sekolah bahkan sangat sunyi tanpa kehadiran Bang Radit.

Abang RaditTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang