01-Pertemuan pertama

238 32 39
                                    

|01-Pertemuan pertama|

"Woy, anak curut, berhenti lo!!".

Seorang lelaki tampan bertubuh kekar memakai seragam putih abu-abu dengan dasi yang diikat sengaja di kepalanya layaknya Ata Geluduk eh Ata Halilintar maksudnya, sedang memberhentikan seorang siswi yang melintas di hadapannya.

Siapa sih? Ketos? Tukang sedot WC?. Bukan eh bukan! Terus siapa?! Yah siapa lagi kalau bukan Raditya Erland Anggara atau dikenal dengan Bang Radit.

"Ada apa, kak??". Tanya Shalsa.

"Kak, kak. Emang gue kakak lo?! Panggil gue bang Radit!" Bang Radit menyugar rambutnya.

"Idih, pede amat sih jadi bocah" Shalsa terkekeh geli.

"Udah, gak usah banyak omong. Bagi duit cepek aja, mau beli es doger nih haus soalnya!" Radit mengulurkan tangan kanannya di hadapan Shalsa, siswi yang baru saja di berhentikan olehnya.

Radit pikir Shalsa bakal ngasih? Ya engga lah, yang ada malah kena timpuk tuh.

"Plakkkk!!!"

Shalsa memukul telapak tangan Radit yang dijulurkan di hadapan Shalsa dengan sangat kuat. Tenaga banteng, eakk.

"Lo kalo mau duit ya kerja, bukan minta kek pengemis!"

"Wah wah, rupanya lo kagak tau ya siapa gue". Radit terkekeh pelan.

"Gue gak tau lo dan gak ma---"

"Shalsaaaaa!!!!!!!!!!!!!".

Terdengar teriakan dari sahabat Shalsa yaitu Chika dari gedung GSG (gedung serbaguna). Dia hendak menghampiri Shalsa dengan berlari. Lapangan basket dengan gedung GSG hanya bersebelahan.

"Gue daritadi nyariin lo, ternyata lo disini, sama Bang Radit pula. Cieeeeeee". Goda Chika ke sahabatnya ini.

"Diem lo, anjing. Berisik tau gak!". Radit tampak kesal.

"Ih lo jadi cowok kasar banget dah, pantes gak laku huuuuu". Ejek Shalsa kepada Radit.

"Lo kalo gak punya duit bilang daritadi, buang-buang waktu gue aja. Dan satu lagi, gue bukan gak laku cuma lo aja yang kudet makannya gak tau siapa aja cewek gue!!". Radit menatap Shalsa tajam bagaikan harimau yang ingin menerka mangsanya.

Radit naik tulang eh naik darah maksudnya hehehe.

"Bodoamat, euy. Gue gak peduli". Shalsa menjulurkan lidahnya untuk mengejek Radit.

"Ooo, jadi lo masih gak percaya?! Liat nih!".

Radit melihat kesana-kemari untuk mencari seorang gadis untuk dijadikan pacarnya. Dan Radit pun akhirnya membulatkan matanya setelah melihat 3 orang gadis yang hendak melewati mereka.

"Berhenti, cantikk". Radit menghadang gadis-gadis tersebut dengan melentangkan kedua tangannya di hadapan mereka lalu memberikan senyuman manisnya. Dasar buaya!.

"I-iya bang, ada apa?". Tanya salah satu seorang gadis yang diberhentikan oleh Radit dengan heran.

Mawar, Putri, Rita, hmmm". Eja Radit membaca nametag gadis-gadis itu.

Shalsa dan Chika hanya terdiam menyaksikan tingkah Kakak kelas mereka yang aneh ini. Bagi Shalsa itu adalah pertunjukan yang sangat membosankan.

Radit mengambil posisi untuk berdiri di hadapan Putri. Gadis yang berada di tengah teman-temannya itu. Radit lalu memegang kedua tangan Putri. Duh gak punya malu emang Abang Radit, hmm.

"Put, gue suka sama lo. Lo mau gak jadi pacaran gue?". Radit menatap mata Putri dengan penuh keyakinan.

"A-ap-pa?". Putri terkejut dan bingung ingin jawab apa.

Abang RaditTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang