25-Malam kita

21 1 0
                                    

🦋Seorang wanita akan menjadi ratu jika berada dengan pria yang tepat. Dan laki-laki akan menjadi raja jika menjadikan wanitanya sebaik mungkin 🦋



|25-Malam kita|

"Sha, nanti malem gue jemput, ya" bang Radit mengedipkan matanya.

"Emangnya kita mau kemana?" Tanya Shalsa.

"Kemana-mana yang penting berdua" bang Radit tersenyum lebar.

Shalsa tersipu malu "tapi Abang harus izin dulu sama ayah dan bunda gue" Shalsa menaik turunkan alisnya.

"Kalo itu udah pasti dong. Izin sama calon mertuaaaaa" bang Radit menyenggol lengan Shalsa genit.

Wajah Shalsa makin memerah karena malu "apa sih bang" Shalsa tersenyum dan mengalihkan pandangannya.

"Tapi lo suka 'kan?" Bang Radit kembali mengedipkan matanya manis.

Shalsa terpaku menatap bang Radit "e-enggak, biasa aja kok" Shalsa mengunci mulutnya menahan senyumnya "bang kucingnya imut ya" Shalsa mengalihkan pembicaraan.

"Iya kek lo, tapi kayaknya lebih imut calon istri gue ini sih, kebetulan dia ada di samping gue sekarang" bang Radit tersenyum ke arah Shalsa.

"Ihhhhhh" Shalsa mencubit lengan bang Radit dan tertawa. Shalsa tak kuasa menahan senyumnya dihadapan bang Radit.

••••••••

"Ayah, bunda nanti Shalsa mau pergi sama bang Radit. Boleh, nggak?" Shalsa mengadu kuku-kuku jari jempolnya, ia sangat gugup dan takut untuk minta izin.

"Memang mau kemana?" Tanya ayah Shalsa.

"Mau jalan-jalan sama bang Radit, yah" Shalsa semakin gugup, tubuhnya panas dingin, keringat bercucuran walaupun malam.

Ayah dan bundanya Shalsa saling menatap. Tanpa ada jawaban apa-apa mereka kembali menyelesaikan pekerjaan mereka. Shalsa merasa kecewa dan memutar tubuhnya ingin kembali ke kamarnya.

"Nanti suruh Radit yang minta izin ke ayah sama bunda" ucap ayah Shalsa yang sedang menatap layar komputer.

Shalsa terkejut dan langsung berlari memeluk ayah dan bundanya "makasih ayahhhh, makasih bundaaa, Shalsa sayang kalian"

Kedua orang tua Shalsa tersenyum bahagia "yaudah sana Shalsa ganti baju" suruh bunda.

"Siappp" Shalsa berdiri hormat dihadapan kedua orangtuanya dan langsung berlari menuju kamarnya 'tuk bersiap-siap.

Sesampainya di kamar, Shalsa bingung ia akan pakai baju apa. Shalsa menggaruk-garuk kepalanya  bingung. Shalsa membuka lemari bajunya dan mulai memilih beberapa pakaiannya.

"Kalo gue pake gaun nanti susah, mending gue pake kemeja, terus celana jeans, terus pakai outer. Keknya cakep deh" Shalsa memegang dagunya lalu mengangguk setuju.

Shalsa mengganti pakaiannya dan berias cantik malam itu. Shalsa mulai memakai bedak, lipblam, maskara, dan lain sebagainya supaya ia terlihat cantik malam itu.

Setelah siap berias Shalsa mengambil ponselnya dan membuat pesan ke bang Radit.

"Shalsa : bang, gue udah siap. Lo
                 dimana?"

Sudah beberapa menit berlalu namun Shalsa belum mendapat balasan pesan dari bang Radit. Hal itu membuat Shalsa khawatir.

"Duh lo kemana sih, bang?" Shalsa berjalan kesana-kemari di kamarnya.

Abang RaditTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang