18-Layaknya Monyet

28 13 22
                                    

|18-Layaknya Monyet|

Siang ini Shalsa pulang diantar Chika. Seharusnya Chika bersama Bram, namun Chika tidak tega dengan sahabatnya yang sedang sedih ini sehingga ia mengantarnya pulang.

"Sa, udah dong jangan sedih. Sekarang udah sampe nih di rumah lo. Lo masuk terus ganti baju, jangan lupa makan siang. Inget, jangan sedih lagi dongg" Chika memecah kemerenungan Shalsa.

Shalsa mengangguk mengiyakan. Ia tetap murung karena kejadian di sekolah tadi. Yah, hatinya kini sangat rapuh, senggol dikit patah tuh.

Shalsa langsung turun begitu saja dari mobil Chika. Masih tetap dengan keadaan yang sama, tetap merenung.

"Lo gak mau ngucapin terimakasih gitu kek sama gue?!" Chika berdecak kesal.

"Terimakasih" Shalsa tersenyum dan langsung masuk ke rumahnya.

"Ya elah, susah amat dihibur ini bocah" batin Chika.

Alangkah terkejutnya Shalsa ketika matanya menangkap sosok setan gelandangan sedang duduk santai di ruang tamu rumahnya sembari menonton film Tom &Jerry.

"LO???!!!! NGAPAIN LO DI SINI???!!!" teriak Shalsa.

"Buset, dah pulang lo. Buatin gue makanan, gue laper nih"

"Dih, emang lo siapa!" Shalsa membulatkan matanya malas.

"Mata lo masih sehat apa udah katarak sih?! Ini gue, calon suami lo!" Bang Radit si setan gelandangan melotot tanda tak terima jika dirinya tidak diakui oleh kekasihnya itu.

Shalsa malas berdebat dengan bang Radit akhirnya ia masuk ke kamarnya untuk mengganti seragam sekolahnya.

Bang Radit yang merasa dirinya berkuasa itu makin bertingkah. Ia duduk dengan kaki yang diangkat sebelah sambil memakan cemilan yang sampahnya berserakan di sekelilingnya.

"SA, BUATAIN GUE MAKANAN! GUE LAPER NIH!" perintah bang Radit.

"Kalo laper ya bikin sendiri lah! Lagian ngapain sih itu setan ke rumah gue, kurang kerjaan amat" batin Shalsa.

"SHALSA SAYANGGG, MANA MAKANAN GUEEEEE, LAPER NIHHHH" teriak manja bang Radit dari ruang tamu.

"IYA IYA SABARRRRRR, MASIH GANTI BAJU INI LHOOOOO" Shalsa sangat kesal dengan kehadiran bang Radit kali ini.

"Jangan bentak-bentak gitu dong, kualat baru tau rasa lho"

Shalsa keluar dari kamarnya dan langsung menuju dapur untuk membuatkan si bawel ini makanan. Yah dia sadar memang di rumahnya ini sepi dan ia juga jarang memasak jadi tidak ada makanan di rumahnya, yang ada hanya beberapa cemilan dan sayuran yang disimpan.

Kedua orang tua Shalsa selalu sibuk dengan bisnis mereka makannya Shalsa selalu ditinggal di rumah sendirian. Pembantu Shalsa 'pun belum lama ini izin pulang ke kampungnya karena anaknya sedang sakit. Sungguh kasihan.

Setelah beberapa menit Shalsa memasak di dapur cantiknya, makanan untuk bang Radit itupun siap untuk disajikan dan disantap.

"BANGGGG, MAKANAN BUAT LO UDAH MATENG NIH, BURUAN MAKANNNN" teriak Shalsa dari ruang makan.

Bang Radit beranjak dari duduknya dan menuju ruang makan. Sesampainya di sana ia melihat begitu banyak makanan yang disajikan oleh Shalsa. Shalsa memang pintar dalam memasak, namun karena ia sendiri di rumah jadi ia malas untuk memasak dan memilih untuk makan di luar.

"Widihhhh, banyak banget lo masaknya. Gak capek lo?" Bang Radit langsung mengambil piring dan siap-siap untuk menyantap makanan di depannya itu.

"Kalo soal capek ya pasti gue capek. Tapi gue kan perempuan tangguh" Shalsa menaik turunkan kedua alisnya.

Abang RaditTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang