+ double updates!
Sampainya diruang guru, Andita tidak melihat Bu Sri, melainkan Bu Yanti. Mau tidak mau Andita harus bertanya pada Bu Yanti—satu satunya guru yang ada di ruangan guru sekarang.
"Permisi bu, maaf mau tanya. Bu Sri dimana ya bu? Saya lihat beliau tidak ada di mejanya".
Mendongak untuk melihat wajah sang murid, "Bu Sri nya ada di ruang kepala sekolah, coba aja kesana ya nak"
Andita mengangguk, "baik bu, terimakasih, kalau gitu saya permisi. Mari bu".
"Iya nak"
Andita akhirnya keluar dari ruang guru, dan beralih ke ruang kepala sekolah. Ruang kepala sekolah itu letaknya diujung lorong, tepat di sebelah ruang guru tadi.
Melihat tidak adanya papan 'Sedang Makan!^^', andita langsung mengetuk tiga kali, dan langsung membuka pintu ruangan.
(Anak baik jangan ditiru ya😇)
Dilihatnya wajah kaget dari dua orang yang ada didalam, begitupun Andita. Andita melihat apa yang seharusnya dia ga liat.
"TUTUP PINTUNYA!"
🐰
Andita baru saja sampai dirumahnya, terlihat trauma.
"Gue harus gimana anjirr, ga mungkin bilang ke ibu atau kakak kan? Engga lah gilaa", mengacak rambutnya frustasi, andita memilih untuk membasuh wajahnya dengan air.
"Baru satu, ntar berapa masalah yg muncul?!", gumamnya
Bayangkan saja, seorang Andita melihat wajah kepala sekolahnya. Iya yang tadi disekolah.
"TUTUP PINTUNYA!", ucap Pak Steven
Dengan kilat Andita menutup pintunya, tetapi ia berada didalam ruangan itu. Menunduk tak berani menatap dua orang lainnya—Bu Sri dan Pak Steven.
Berjalan mendekati andita yang sedari tadi menunduk, Bu Sri berucap, "Andita, maaf ya nak"
Andita mendongak lalu menggeleng cepat, "engga bu, saya yang salah, main masuk begitu saja. Maaf bu. Maaf pak"
Pak Steven tidak memakai topengnya, disebabkan ia ingin menyantap makanan yang dibawa oleh Bu Sri.
"Kan aku udah bilang ma, langsung kunci, mama kenapa ngeyel sih?!", omel pak steven
"Steven! Ini masih di area sekolah!"
Andita yang sedari tadi mendengar percakapan itu mengrenyit bingung. 'Ini Pak Steven anaknya Bu Sri? Ini semuanya pada rahasia rahasiaan? Pada main game ya? Ada kamera ya?'
Begitulah isi pikiran Andita sedari tadi. Bu Sri pun menyuruh andita duduk barang sebentar, awalnya ia menolak, tapi akhirnya menurut juga.
"Andita, murid ibu. Ibu mohon sekali, jangan ceritakan apapun tentang ini ke yang lain ya? Termasuk dua temen kamu ya?", ucap bu sri dengan halus
"Ga mungkin ma, dia pasti cerita", ucap Pak Steven menentang
"Steven, dia murid ibu, ibu tau gimana andita". Menghela napas panjang, Steven pasrah.
"Gimana Andita? Janji?"
Menggangguk pasti, "i-iya bu Andita janji. Sekali lagi maaf ya bu, pak", ucap andita mencicit diakhir kata.
"Yasudah, kamu keluar ya nak? Nanti istirahat kedua kamu ke meja saya"
"Iya bu. Saya permisi. Maaf sekali lagi", Andita berdiri dan mendunduk hormat, lalu keluar dari ruangan tersebut.
Andita sebenarnya, tidak begitu jelas melihat wajah Pak Steven, dikarenakan ia terus menerus menunduk dengan rasa bersalah.
Sekarang Andita akan pergi tidur siang, lelah sehabis membuang tenaganya dengan tertekan batin.
⚠️explain
Bagi yg ga paham sama (anak baik jangan ditiru ya😇) itu maksudnya, Andita langsung buka pintunya setelah mengetuk itu, seharusnya ia menunggu yang didalam menjawab "masuk" ataupun "iya"
Begitu ya!
Ini pendapat aku aja sih, kalo langsung masuk tanpa persetujuan itu kurang sopan, ya walaupun kamu udah ngetuk gitu.