Huwaaa!
Maaf banget baru update😭
Sebagai gantinya hari ini double updates ya!Andita masuk kedalam ruang guru dan duduk dihadapan Bu Sri. Suasana diruang guru sangat sepi, anehnya tidak ada guru sekali. Jantung Andita sudah berdetak sangat cepat, ia takut jika akan dimarahi oleh Bu Sri.
Nyatanya, Bu Sri tidak memarahi Andita sama sekali, hanya saja memberi tahu beberapa hal.
"Andita, Steven itu anak ibu, guru guru yang ada disini tidak ada yang tahu. Lalu pasal Steven, ia memang sengaja menutup wajahnya, karena suatu hal di masa lalu. Mohon dimaklumi ya nak. Ibu mohon juga, jangan memberitahu orang lain"
Andita yang pada dasarnya seorang murid, hanya bisa menggangguk dan menepati janjinya—ya walaupun dia ga begitu lihat jelas wajah kepala sekolahnya.
Sebenarnya, ada banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan, tapi Andita sadar diri, disini ia murid yang hanya bisa menuruti kemauan gurunya.
Setelah itu, Andita pamit dan kembali ke kelasnya, dengan wajah yang harus biasa aja.
🐰
Kantin sudah ramai penuh dengan murid murid yang kelaparan, seperti Gilang. Hari ini ia tidak membawa bekalnya, karena ketinggalan.
Mengantri demi semangkok mie ayam, ia berdesak desakan dengan yang lainnya.
"Heh gausah dorong anjirr", protesnya dikala ada yang dengan sengaja mendorong tubuhnya
"Bukan gue, noh yang dibelakang!"
Malas berdebat, Gilang acuh dan membiarkan sang pelaku berulah lagi.
"ANJING!", umpatnya membuat yang lain menoleh ke arah Gilang.
Setelah itu, Gilang maju selangkah untuk mengambil mie ayam lalu membayarnya dan keluar dari tempat yang panas dan pengap tersebut.
"Bagus!"
Mencari sumber suara, Gilang menangkap sosok Andita sambil melambai, sudah menunggu temannya untuk duduk dan makan bersama.
Berlari menemui temannya itu, Gilang langsung mengoceh, "Sialan banget yang di pak'e pake dorong dorong anjirr, untung kaga nyungsruk"
"Namanya juga mie ayam, siapa yang ga doyan", balas Andita membuka kotak nasinya
"Kai mana?"
"Masih ngantri teh poci dia mah"
Hening, mereka disibukkan dengan santapan masing masing, disela sela itu Kai datang.
Baru setengah dari kotak bekal yang dibawa Andita, ada pengumuman dari toa sekolah.
"Selamat pagi semua", ujar seseorang dari speaker sekolah, tapi badan dan pikiran Andita membeku terkejut, suara itu adalah suara Pak Steven.
Andita merapalkan semua doa agar bukan ia yang dipanggil dalam hatinya.
Semua yang ada dikantin pun seketika terdiam, fokus untuk mendengar pengumuman yang akan diberikan Pak Steven.
"Maaf mengganggu waktu istirahat kalian, kalian bisa dengarkan sambil makan ya. Jadi, untuk bulan depan akan diadakan porjar, ekstrakulikuler yang berhubungan dengan olahraga, diharapkan untuk latihan intensif. Saya berharap banyak kepada kalian. Sekian dari yang bisa saya sampaikan, terimakasih dan selamat melanjutkan kegiatan kalian. Selamat pagi".
Andita menghela napas, bersyukur bukan ia yang dipanggil, tapi mulai saat ini ia harus berlatih, karena ekstrakulikuler yang ia ikuti adalah cabang olahraga renang. Ya walaupun ga bakal kepilih sih dia.
"Ekhem, maaf sekali lagi. Atas nama Bitna Andita Keandri, mohon keruangan bapak setelah kamu makan. Terimakasih"
Rasanya, Andita ingin dicemplungkan ke laut aja.
Bagi yang gatau porjar, porjar itu singkatan dari pekan olahraga pelajar ya.