#7

10 4 14
                                    

Sore ini Andita dan sang Ibu akan pergi berbelanja kebutuhan sehari hari di supermarket.

Andita yang gemar mendorong troli, sudah mendorong dorong kesana kemari, seperti halnya anak kecil. Sementara sang Ibu sibuk memilih.

"Adek, ambil mie goreng sama kari nya ya, ibu ambil bumbu rendang", ucap sang ibu kala mengambil alih troli yang dipegang Andita.

Andita menggangguk semangat, "mie gorengnya empat? Karinya dua?"

"Iyaa, sama soto spesial ya"

Tanpa basa basi lagi, Andita menuju rak mie dengan berbagai macam merk dan varian rasa, Andita yang sudah hapal merk kesukaannya, indomie.

Mengambil mie goreng terlebih dahulu, baru disambung dengan kari kemudian soto spesial—sisa satu. Dengan cepat Andita mengambil mie kuah rasa sotonya, tetapi ada tangan lain yang menyentuh bungkusan mie tersebut.

Andita nyengir, tapi tangannya masih menggenggam mie tersebut. Seakan menyuruh orang yang dihadapannya mengalah.

Disisi lain orang yang memegang bungkusan itu juga terkejut dengan Andita, bagaimana Andita tidak mengenal dirinya?

Orang itu adalah Steven yang lagi megang bungkus mie soto spesial.

Gaada yang ngalah dari kedua sisi, sampai ibu Andita datang, "Adek kok belom selesai?"

Andita menoleh, "Ini buk sotonya belom", lalu kembali menatap orang yang ada didepannya.

"Yaudah saya ngalah, ambil aja itu buat kamu". Ucap Steven pasrah melepas bungkus mie kuah soto spesial, padahal itu mie kesukaannya.

Tersenyum bahagia, "Makasih kak", lalu Andita pergi begitu saja.

"Kok bisa ga kenal sih? Ga mungkin lupa ingatan kan anak itu?"

🐰


"Kai, si Bagus kemana?". Tanya Andita saat menyadari teman sebangkunya yang tidak kunjung datang ke kelas.

Kai menoleh kebelakang, "Sakit anaknya".

Mendengar kaget Andita langsung memukul lengan temannya itu, "Kok lo gabilang sih njirrr?!"

Kai mengendikan bahunya, "Baru juga dia bilang weh, ntar dateng suratnya", Andita pun menggangguk paham.

Sampai ada chat yang masuk di ponsel Andita.

Bagusanjing

| naaaa
| gue ga masuk ehe
| sakit gue

dah tau bgsd |
gitu ya lo ga ngabarin gue dulu |

| ya maap

dahlah |
gws anak anjg |


Setelah itu bel berbunyi dan pelajaran pun dimulai.

🐰

Saat ingin pulang, Andita terpikirkan oleh teman sebangkunya, Bagus. Rasanya ia ingin menjenguknya, tapi masa dia harus sendiri? Sedangkan Kai baru saja pergi bersama teman temannya yang lain, ingin bermain bersama. Katanya. 

Masih setia berdiam diri didepan sekolah, Andita mulai merogoh kantung rok nya, mengambil ponselnya dan mulai mengetik sesuatu.

Bagusanjing

gus |
gue kerumah lo ya |
jenguk bentar|
dibawain apa? |
tapi gue sendiri |

Menunggu balasan dari Bagus, tiba tiba ada seseorang yang menyahuti pesan terakhir Andita.

"Sama saya aja kalau begitu" ucapnya biasa aja, tapi mampu membuat Andita terpelonjak kaget, sambil mengelus dadanya pelan.

"Aduh pak! Kaget saya, kalo saya jantungan gimana!? Emang bapak mau tanggung jawab?!" Emosi Andita melonjak begitu saja dihadapan orang yang mengagetkannya.

Menggaruk tengkuk—yang masih tertutup topeng—tidak gatal, Steven nyengir dalam balik topeng itu. "Iya sudah, kamu tidak mau saya antar ke rumah Bagus?"

Andita tentu saja kaget lalu menggeleng pelan, "Ngga usah pak, saya bawa motor kok. Terimakasih atas tawarannya", ucapnya diakhiri sebuah senyuman.

"Saya tau. Tapi saya ingin juga bertemu dengan Bagus, ada hal yang perlu saya sampaikan kepadanya".













Hihi, aku kembali update!
Spesial kemarin aku ulang taun, jadiiii double updates ya!

kepsek, soobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang