#12

5 4 4
                                    

Setelah kejadian dihari minggu kemarin, Andita menjadi perempuan yang malu. Malu keliatan pasal jerawat.

Sedangkan Gilang terus terusan mengejek jerawat baru Andita yang ada di pipi. Tentu saja Andita kesal dan memarahi Gilang, tak lupa juga untuk memukul lengannya. Tapi ya namanya Gilang, mana pernah puas ngejahilin Andita.

Kai yang hanya menyimak saja sejak tadi, akhirnya berbicara. "Jodoh lo berdua"

Mendengar itu, keduanya mendelik. "AMIT AMIT" teriak Andita

"Ogah banget ama ni kuyang"

Andita menengok ke arah Gilang, "Apa lo bilang sat?! Kuyang?! Daripada lo dedemit sialan"

"Heh! Gue ganteng gini lo bilang dedemit. Kurang ajar lo. Sinii!". Gilang pun menarik lengan Andita dan menjitak kepalanya dengan keras. Yang terkena jitakan mengaduh dan membalas serangan dengan mencubit perut milik Gilang.

Dan perkelahian terus berlanjut, sedangkan Kai hanya bisa menyaksikan dan melanjutkan aktivitasnya. Lelah dengan sikap kekanakan kedua temannya.

🐰

Steven sekarang lagi rapat di kantor pusat, buat ngomongin porjar yang bakal diadain bulan september nanti.

Udah tiga jam lebih Steven duduk dan dengerin, bosen dan cape pastinya. Apalagi pantat nya tuh, udah keringetan mana nyeri. Kudu sabar memang.

Setelah lima belas menit berlalu, akhirnya rapat tersebut selesai. Tapi masih aja ada yang ngajak ngomong dia.

"Pak Steven kan? Kepala Sekolah Kisantri yang baru? Benar?" Tanya salah satu wakil Kepala Sekolah, Yoga Hartawan. Steven tau itu.

Steven tersenyum canggung, "Iya benar, Pak Yoga. Ada apa?"

Yoga terkekeh, "Saya kepala sekolah dari Bimantri. Saya cuman mau mengingatkan, pertahankan peringkat pertama sekolah kamu ya. Haha" ucapnya diakhiri tepukan pelan lengan Steven.

Steven hanya terdiam tidak menanggapi ucapan Yoga barusan. Karena Sekolah Bimantri memang selalu bersaing dengan Sekolah Kisantri. Nama saja mirip, itu dikarenakan pembuatnya saling bersaudara, yang selalu bersaing dan sering bertengkar, jadi sampai sekarang masih ada dendam daripada penerusnya. Padahal dua bersaudara itu sudah wafat beberapa tahun yang lalu. Mereka masih menganggap ini masih berlanjut, apalagi penerus Bimantri.

Tapi, lain cerita dengan Kepala Sekolah Kisantri yang baru, Steven Andersson Choi. Steven bukanlah penerus dari salah satu bersaudara itu, malahan ia tidak memiliki hubungan darah.

Steven ditunjuk langsung oleh salah satu bersaudara itu, Alm Kisari.

Tangannya terkepal, lalu pergi meninggalkan tempat itu. Ia harus mempertahankan posisi itu, Steven tau karena Kepala Sekolah Bimantri, bisa melakukan apa yang mereka inginkan.

🐰

"Lo mulai kamis, udah harus ikut latian kayak anak yang lain" ucap Juan saat duduk bersebelahan dengan Andita dikantin.

Andita mengangguk, "Iya, sore kan? Jam berapa? Bajunya?"

Memakan baksonya, Juan menjawab, "Jam setengah empat, baju kayak kemaren lo pake dihari minggu aja"

"Oke. Trus kok masih disini?"

"Ga liat gue lagi makan bakso?"

"Liat"

"Yaudah, ngapain masih nanya?"

"Aneh aja anjir, biasanya lo ama temen-temen lo, ngapa malah duduk ama gue? Mana Gilang lama banget ke toilet, terus Kai malah mabar, bukannya makan juga"

"Bacot"

Andita diam setelah ucapan itu terlontar dari mulut pedas Juan.













Yoga Hartawan

"Lihat saja, bakal kalah kalian!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lihat saja, bakal kalah kalian!"










Dobel apdet!

Fyi, sebenernya aku lupa bulan apa diadain porjar, jadi aku awag aja bulannya:"
Kalo kalian ada yang tau atau pernah ikut, boleh komen ya!
Terima kasihh^^

kepsek, soobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang