Aku memandang kearah roster jadwal ulangan. Jadwal ulangan untuk ulangan akhir semester sudah ditempel dimading sekolah. Awal ulangan akan dilaksanakan hari senin terhitung tiga hari dari sekarang. Sepertinya nanti malam aku harus sudah mulai membaca buku-buku yang baru kemarin Bang Tama belikan.
"Aduh Yum. Kenapa udah ulangan aja sih." Afra merengut. Pipinya yang memang bulat semakin bulat ketika Afra mengembungkannya.
"Kan emang udah waktunya ulangan," jawabku. Afra memutar bola matanya membuatku tertawa. Kemudian kami berjalan kearah bangku yang ada dipinggir lapangan.
"Semoga kita satu ruangan waktu ulangan. Bisa-bisa nilai gue jeblok kalo nggak satu ruangan sama lo. Lo taukan gue gimana?" Afra merengut sambil menatapku.
"Ayo nanti belajar bareng," ajakku. Afra itu sebenarnya pintar hanya saja dia sedikit malas. Afra juga termasuk orang yang cepat paham hanya saja dia malas jika harus berhadapan dengan buku-buku.
"Beneran? Nanti gue kerumah lo. Gue bawa cemilan okei!" Afra memekik setelah itu beranjak dan berlari kearah kantin. Aku menggelengkan kepala melihat tingkah Afra entah bagaimana dulu ceritanya aku bisa kenal dengan Afra seingatku kita satu gugus saat pls dan dia mengajaku kenalan setelah itu semua berjalan dan sampai di kelas sebelas ini aku masih bersahabat dengan Afra.
"Yumna!" Aku menatap kearah Kaesar yang nampak berlari kearahku. Cowok itu ngos-ngosan nafasnya tidak teratur ketika sudah sampai didepanku. Aku hanya diam menungunya bicara, sampai cowok itu mengambil tempat duduk disampingku. Aku memggeser duduk pada ujung bangku.
"Kamu saya cariin ternyata disini." Aku melirik sekilas kearah Kaesar dan saat itu aku melihat sudut bibirnya terdapat luka dan dibagian matanya sedikit membiru.
"Na," panggil Kaesar, aku kembali melirik sekilas.
"Jangan dekat-dekat sama Nathan ya Na," pintanya. Kaesar terus saja menatapku. Aku tau hubungan Kaesar dan Nathan memang tidak pernah baik. Begitupun aku yang tak pernah dekat dengan keduanya, hanya sebatas teman kelas saja.
"Kenapa?" Pertanyaan ini yang keluar dari mulutku entah kenapa. Sebenarnya aku tau jawabannya karena Bang Tama menyuruhku untuk menjauhi Nathan.
"Kan abang kamu bilang suruh jauhi Nathan Na," jawabnya. Tapi entah kenapa aku rasa Kaesar menyuruhku menjauhi Nathan lebih dari kalimat bang Tama yang menyuruhku untuk menjauhi Nathan. Tapi aku hanya menganguk setelah itu berdiri dari bangku. Tak enak harus duduk berdua dengan Kaesar seperti ini.
"Saya mau kekelas dulu," ucapku. Kaesar nampak ikut berdiri dari duduknya.
"Saya antar kekelas ya?" Dengan cepat aku menggeleng. Kemudian tersenyum tipis dan menunduk meninggalkan Kaesar yang sepertinya masih berdiri disana.
***
"Dek!" Aku mendengkus mendengar teriakan bang Tama. Kemudian berjalan kearah gantungan krudungku, mengambil krudung instan setelah itu keluar dari kamar. Aku tau diluar sedang ada teman Bang Tama. Maka dari itu aku mengambil krudung.
"Kenapa bang?" Sejenak aku terdiam ketika Kaesar ada disana, duduk didekat bang Tama, dan teman-teman bang Tama yang lain. Cowok itu menatap kearahku tapi dengan cepat aku mengalihkan kearah Bang Tama.
"Buatin minum dong." Aku memutar mataku. Mencebik kearah bang Tama. Bahkan aku sudah ngedumel karena Bang Tama. Tapi mau tak mau aku tetap kearah dapur membuatkan bang Tama minum.
Padahal dia bisa membuat minum sendiri. Tapi kalau sudah asik main ps ditambah ada teman-temannya siap-siap aku menjadi babunya. Kalo nggak ingat kemarin Bang Tama udah beliin novel ditambah banyak teman bang Tama mungkin aku sudah melempar nampan yang kini berisi lima gelas sirup nanas kemuka bang Tama.

KAMU SEDANG MEMBACA
This Love
Teen Fiction● Yumna memiliki prinsip untuk tidak berpacaran. Cewek dengan hobi membaca novel itu sangat menghindari diri berdekatan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. ● Kaesar, cowok yang menjabat sebagai ketua tim futsal disekolahnya, juga teman dekat da...