4. [This Love] 🌻

1.2K 143 44
                                        

INI masih pagi, tapi Afra dan Bobi sudah bertengkar, keduanya kini menjadi tontonan sekelas, bagaimana tidak keduanya adu mulut didepan kelas. Telingaku bahkan sampai penging mendengar teriakan Afra, dan Bobi cowok itu hanya mengucapkan sepatah dua patah kata tapi cukup membuat Afra benar-benar kesal.

Aku sudah coba melerai tapi Afra masih saja tak mau berhenti. Afra akan berhenti jika lawan adu mulutnya berhenti sayangnya Bobi yang dingin itu tak mau berhenti juga.

"I want to be a pakboi... i want to be a pakboi." seketika Afra dan Bobi berhenti dari acara debatnya, semua yang dikelas kini beralih pada Kamal yang baru saja masuk kekelas sambil menyanyi dengan suara keras.

Kamal terkekeh ketika menyadari semua memperharikannya dalam suasana krik-krik.

"Kenapa? Gue ganteng ya kaya oppa korea," ucap Kamal super Pd. Seketika semua yang duduk dibagian depan seolah ekting sedang muntah bahkan Hendrik siswa yang biasanya diam karena asik main game sampai mengentikan permainannya dan pura-pura kejang-kejang.

Seketika semua tertawa.

Setelah itu Kamal berjalan kearah Siswi-siswi dikelas yang sedang goyang-goyang dibelakang apa lagi kalo nggak main aplikasi kekinian. Kamal yang memang terkenal pakboi mendekati mereka, ikut goyang-goyang didepan kamera bersama dengan siswi-siswi itu. Perlu kalian tau Kamal ini seminggu sekali ganti pacar jiwa-jiwa pakboi sekali, dan anehnya kata Kamal itulah yang menjadi dayatariknya.

Apa dijuluki pakboi itu suatu kebanggaan? Entahlah tapi menurutku mereka yang tidak mau pacaran karena takut Allah, bukan karena ingin dipuji atau popularitas, adalah mereka yang keren.

Aku kembali mengalihkan perhatianku kembali kearah depan, dan ternyata Arfa dan Bobi belum juga berhenti berdebat. Berarti tadi ceritanya hanya ikhlan gitu.

"Lo tu kenapa sih!" Pekik Afra sambil meremas kertas putih yang ditanganya.

"Gue gak papa," jawab Bobi cuek. Mungkin Bobi sudah lelah cowok itu berjalan kearah Kaesar yang baru saja masuk kedalam kelas, dengan muka lelahnya.

"Anj*r lo!" Terik Afra. Seketika aku langsung melotot menatap Afra, membuat Afra terkekeh.

"Maaf, kebawa emosi ngelawan boneka salju." Aku menggelengkan kepala mendengar penuturan Afra.

Arfa berjalan kearahku, membuka kertas yang tadi diremas-remasnya karena kesal, dan saat itu mata Afra membulat sempurna dan tanpa hitungan detik Afra berteriak keras membuat seisi kelas berdecak menatap Arfa.

"Formulir tari gue!" Teriak Afra. Sambil menghentak-hentakan kakinya, bahkan mata Afra sudah memerah.

"Mampus," ujar Bobi cuek.

Afra yang sudah panik, kini menjadi kesal menatap kearah Bobi yang kini sedang memainkan ponselnya duduk disamping Kaesar.

"Lo bilang apa?!" Pekik Afra, berjalan kearah Bobi dan plak tangan kecil Afra sudah mendarat dipunggung Bobi dengan keras.

Bobi hanya melirik sekilas pada Afra selanjutnya kembali memainkan ponselnya. Apa Bobi nggak ngerasa sakit padahal suaranya tersengar keras loh. Afra yang merasa di abaikan menghentakan kakinya marah sambil berjalan kearahku.

"Gimana ni?" Afra menatap formulir lomba tarinya yang sudah tak berbentuk, sudah lecek. Afra menarik napasnya, menyenderkan badanya dikursi selanjutnya memejamkan matanya sambil memijat kepalanya.

***

"Kantin yuk?" Ajakku, Afra yang sedari tadi belajar nggak fokus karena terus saja memikirkan formulirnya, mendongakkan kepalanya.

This LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang