8. [This Love] 🌻

236 45 0
                                    

"Ini gimana cara ngapalinya, gila susah banget! Besok gue nyontek lo aja deh." Reza menutup buku paketnya dengan kesal. Cowok itu menyenderkan badannya ditiang gazebo sambil menatap kearah Kaesar.

"Dih." Kaesar berdecih kembali meringkas materi yang penting. Belajar seperti itu memang enak, karena lebih mempermudah kita saat menghapal atau memahami.

"Na besok gue nyontek lo ya." Reza mendekat kearahku. Dia duduk didepanku sambil menampilkan wajah memelas, bukannya kasihan komuknya malah sangat lucu. Aku tertawa Afra disampingku juga ikut tertawa.

"Na kita kan temen ya kan?" Reza semakin mendekat membuatku mundur kebelakang.

"Kamu mau saya tonjok bagian mananya Za, atau mau saya lempar kendang kudanil?" Kaesar menarik kerah baju Reza, membawa Reza untuk mundur ke belakang. Reza berdecak.

"Posesif banget mas ketua mah." Reza mencebikan bibirnya seolah ngambek, tapi Kaesar tidak memperdulikannya dan kembali meringkas materi.

Sesekali aku melirik Kaesar, dia sepertinya sangat giat belajar sekarang. Beda sekali saat dikelas, cowok itu balajar malas-malasan bahkan kadang tidur tak jarang juga bolos dari kelas. Tapi lihat sekarang dia bahkan terlihat sangat serius dengan materinya.

"Ehem, ada yang ngelirik-lirik masnya terus nih." Reza menatapku dengan tatapan jail. Tatapanya ngeselin banget. Bahkan cowok itu sampai menaik turunkan alisnya. Aku memutar bola mata malas.

"Kalo suka liat aja Na," ucap Reza.

"Apa sih." Jujur aku malu karena tertangkap basah Reza sedang melirik-lirik kearah Kaesar. Tapi sungguh aku melirik Kaesar cuma karena liat cara dia belajar.

"Ipi sih sipi sih. Pidihil mili-mili hilih ciwik." Reza tertawa puas, bahkan cowok itu ngakak sendirian. Aneh.

"Za lo bisa diam enggak?" Afra yang sedari tadi sedang menghafal materi beranjak dari duduknya. Buku paket biologi ditangannyapun sudah dipegang siap untuk dilempar kearah Reza.

"Bob, pacar lo ni rusuh," ucap Reza sambil mendekati Bobi. Bobi yang memang tidak suka diganggu malah menjitak kepala Reza. Membuat Reza meringis kemudian diam dipojok.

"Gila ya lo semua. Ngambek gue sama lo semua, cuma jadi obat nyamuk gue disini," curhat Reza. Reza memelas menunduk duduk dipojok. Seperti anak yang habis kena omel emaknya.

"Terserah," jawab Kaesar, Bobi dan Afra bersamaan. Sedangkan aku hanya menambah dengan ketawa.

***

"Kaesar," panggilku. Ketika Kaesar sudah siap naik keatas motornya. Afra, Bobi dan Reza sudah pulang duluan sedangkan Kaesar pulang terakhir karena masih ada urusan dengan Bang Tama tadi.

"Kenapa?" Kaesar kembali turun dari motornya. Melepas helm hitamnya dan mendekat kearahku. Aku menunduk.

"Novel dari kamu, Kaesar saya takut ngerepotin kamu. Toh kamu belajar juga karena kemauanmu sendiri, saya nggak bantu apa-apa." Aku masih tidak enak dengan Kaesar pasal novel yang kemarin. Aku tau tujuan dia ngasih novel ini ke aku baik. Cuma aku nggak enak merepotkan orang lain.

"Nggak ngerepotin, saya beli itu buat kamu," ucap Kaesar. Tapi aku tetap tidak enak. Masalahnnya harga novel ini diatas sembilan puluhan dan dia kasih ini tidak cuma satu tapi dua.

"Saya ganti uangnya ya?" Tanyaku masih tak enak. Terdengar Kaesar menghembuskan napasnya. Tidak menjawab pertanyaanku, cowok itu malah beranjak dan menuju motornya naik keatas motornya dan kembali memakai helmnya.

"Na, saya beli memang buat kamu. Semalam saya pergi sama Bang Tama mampir ke toko buku, saya liat novel dan ingat kamu. Itu novel buat kamu ya, saya seneng kalo kamu terima," ucap Kaesar setelah itu menyalakan mesin motornya.

This LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang