Kaesar
Kamu malam ini sibuk nggak? Orang tua kamu ada kan dirumah? Saya mau datang berkunjung dirumah kamu.Aku mengernyitkan alisku melihat pesan yang Kaesar kirim lewat aplikasi Chat hijau itu, Biasanya juga Kaesar datang kerumah tinggal datang. Bukankah biasanya jika dia ingin bertemu Bang Tama-- kakakku dia datang begitu saja. Dan apa ini? Kenapa harus mengirim pesan kepadaku? Dan kenapa juga nanyain Abi sama Ummi apa dia mau main game sama Abi sama Ummi atau mau ngajakin main futsal ah ngacok. Tapi seingatku juga dia sudah lama tidak datang kerumah untuk bertemu dengan Bang Tama.
Me
YaJawabku singkat, sebenarnya aku penasaran kenapa dia mengirimiku pesan seperti itu, bahkan ada sesuatu dihatiku kembali bergetar. tapi aku tak mau ambil pusing terlebih harus chatan lebih dari ini-- ingat jaga batasan.
Aku juga ingat diakan Kang gabut, Kang gaje, kang aneh, kang cilok eh. Selama masih SMA dulupun, dia suka mengirimiku pesan-pesan gaje bahkan dia terang-terangan coba mendekatiku, bukan aku terlalu percaya diri tapi memang seperti itu kenyataanya. Bahkan dia pernah mengajakku menjalin hubungan pacaran dan kalo kalian tau ini adalah pesan pertamanya yang dia kirim setelah kejadian waktu itu.
Hal ini sejujurnya membuat rasa yang sudah lama aku coba kubur, mulai kembali terasa lagi. Astagfirullah aku mengelus dadaku pelan aku takut rasaku itu akan membuatku salah jalan. Bahkan hampir membuatku merusak perinsipku sendiri.
Hemmm... tapi aku akan coba ceritakan cerita ini.
***
"Adek, inget jangan pacaran." Aku menghenbuskan napas mendengar apa yang baru saja Bang Tama ingatkan padaku. Sebenarnya tanpa Bang Tama ingatkan pun aku tidak akan melakukan kegiatan itu.
"Iya, iya." Jawabku. Bang Tama ini kakakku, kakak satu-satuku umur kami terpaut tiga tahun. dia selalu menasehatiku dan mengingatkanku tentang ini dan itu, tentang apa yang boleh aku lakukan dan tidak boleh aku lakukan, tentang apa yang disenangi Allah dan apa yang dibenci Allah. Itu semua bentuk Bang Tama sayang dan menjagaku. Walau terkadang Bang Tama nyebelin kaya minta dijitak eh Astagfirullah jangan Yumna, ingat itu Abangmu. Tapi lain dari nyebelinya Bang Tama itu aku bersyukur punya Abang kaya Bang Tama.
"Jangan gitu," ucapnya lagi, karena jawabanku tadi seolah tidak ikhlas.
Aku menyengir menampilkan deretan gigi ku, aku mendekat kembali kearah Bang Tama yang masih didalam mobil hitamnya.
"Iya Abang ganteng, Yumna nggak akan lupa." Aku tersenyum lebar. Melihat Bang Tama yang berdecak melihat tingkahku, tapi detik selanjutnya Bang Tama mengulurkan tangannya mengelus puncuk kepalaku gemas.
"Isss, nanti kerudung Yumna rusak Bang." Aku menampilkan wajah kesalku walau dalam hati aku senang Bang Tama begitu menyayangiku, tapi bagaimana krudung putih panjang yang aku pakai ini sampai miring kesamping, iss nyebelin.
"Heheh udah nggak papa, adek abang yang satu ini tetep cantik kok." Aku menyengir mendengar pujiannya, Bang Tama lantas geleng-geleng melihatku yang terlalu suka dipuji.
Setelah itu aku mengulurkan tanganku memengang tangan Bang Tama setelah itu mencium tanganya. Bang tama tersenyum.
"Yang pinter ya dek," ucap Bang Tama sedikit berbisik, sambil mengelus lembut puncuk kepalaku dengan tangan kirinya.
Jangan baper, aku dan Bang Tama ini kakak adek, benar-benar kakak adek, meliki hubungan darah. Memang sih karena kedekatan kami berdua bahkan banyak yang mengira aku ini pacar Bang Tama, tapi tidak memang kita sangat dekat, jangan berfikir macam-macam seperti cerita-cerita hubungan atara kakak dan adek. Kedekatan kami murni karena persaudaraan, karena Bang Tama begitu menjagaku dan menyanyangiku sebagai adiknya, begitupun sebaliknya aku yang begitu menyanyagi Abangku.

KAMU SEDANG MEMBACA
This Love
Teen Fiction● Yumna memiliki prinsip untuk tidak berpacaran. Cewek dengan hobi membaca novel itu sangat menghindari diri berdekatan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. ● Kaesar, cowok yang menjabat sebagai ketua tim futsal disekolahnya, juga teman dekat da...