2. [This Love]🌻

1.7K 140 17
                                    

SUARA musik yang diputar keras dikelas membuatku menutup telingaku. Aku adalah salah satu orang yang benci dengan dentuman keras, rasanya degub jantungku akan berpacu dengan cepat dan juga kepalaku terasa sakit.

"Nggak bisa tambah keras ya Mal?" Ucap Afra dengan kesal. Akupun juga benar-benar kesal dengan Kamal siswa yang pakaianya sangat berantakan itu bajunya tidak dimasukan, dasinya malah digunakannya untuk mengikat kepalanya serta celana benar-benar semwrawutan ditambah kebar-baranya dikelas.

Kamal hanya terkekeh malah cowok itu menaikan sedikit lagi suara musiknya. Beberapa siswa nampak suka, tapi beberapa siswi dan siswa mengeram marah juga. Tapi bukan Kamal namanya kalo mendengarkan ucapan orang lain.

Sampai Bobi-- iya Bobi siswa yang tadi pagi ditubruk Afra tapi bukan dia yang jatuh tapi Afra, bahkan mengingatnya aku masih ingin tertawa ngakak, jahatnya diriku.

Bobi mendekat kearah Kamal dari belakang, dan dengan gerakan cepat dan mengendap-ngendap Bobi mengapit leher Kamal sampai Kamal kesusahan bergerak. Seketika semua penghuni kelas pecah tertawa begitupun denganku. Tapi aku coba meredam tawaku dengan membungkam mulutku.

"Yumna lo dipanggil sama Bu Syafa," ucap Fauzan yang baru saja masuk kekelas. Aku mengeyerit sebentar. Tumben sekali aku dipanggil guru, selama aku bersekolah di SMA ini hanya beberapa kali aku dipanggil guru. Bahkan aku sudah lupa kapan terakhir kali aku dipanggil keguru. Aku bukan murid yang terlalu pintar atau murid yang dekat dengan guru sampai bolak-balik menemui guru atau bolak-balik masuk kekantor. Aku hanya murid biasa ya cukup biasa, guru yang mengenalkupun mungkin cuma hitungan jari.

Aku beranjak dari dudukku, berjalan kearah pintu tapi sebelum aku mencapai pintu kelas suara Afra terdengar. "Mau kemana lo yum?"

"Mau ketemu jodoh," ucapku ngasal. Aku mendengar Afra tertawa dan aku kembali berjalan.

Aku segera menuju kekantor, jarak dari kelasku menuju kantor lumayan juga, kelasku berada diujung lantai dua--sekolahku yang berlantai tiga, sedangkan kantor berada di depan lantai bawah. Mungkin butuh beberapa menit untuk sampai dikantor. Menuju kantor harus melewati kantin tengah, setelah itu turun menuju lantai satu. Sekolahku yang membentuk huruf 'U' ini membuatku harus memutari sampaing lapangan atau melewati lapangan untuk menuju kekantor. Semoga kalian mengerti maksudku.

Lapangan sedang ramai, beberapa siswa tim futsal sekolahku sedang berlatih disana. Yang mengharuskanku memutari samping lapangan untuk sampai kekantor. Kalian tau kan aku benci yang namanya berisik dan sekarang lapangan nampak berisik dengan ciwi-ciwi yang berteriak heboh dipinggir lapangan.

Apa lagi jika bukan meneriakan nama anggota futsal sekolah. Aku kasih tau sini anggota futsal disekolahku begitu populer disekolah, banyak ciwi-ciwi yang ngantri untuk bisa dekat dengan salah satu anggota timnya. Liat saja sekarang di sepanjang pinggiran lapangan banyak sekali siswi-siswi. Bahkan biasanya permainan futsal banyak diminati kaum pria tapi yang memenuhi lapangan malah dari kaum wanta semua.

Tapi aku tidak tertarik sedikitpun untuk menonton. Kenapa? Ya karena aku benci yang namanya ribut. Dan sebenarnya ada alasan lain yang aku sendiri susah menjelaskannya.

"Lo tau nggak si Kaesar, nembak Yumna." aku mendengar bisikan itu ketika lewat dibelakang siswi yang berkerumun dan saat bisikan itu terdengar beberapa siswi disana langsung meliriku dengan pandangan tidak sukanya.

Kenapa? Tapi apa salahku sampai mereka memandangiku begitu.

Aku hanya tertuduk dan semakin mempercepat jalanku. Mereka semua semakin menatapku tajam. Aku tak tau kejadian tadi pagi sudah banyak yang mendengar seperti ini. Aku risih. 

Ini hal yang sedari tadi pagi aku pikirkan. Aku takut hal itu berdampak seperti ini. Walaupun aku tidak mengerti maksud yang sesungguhnya dari apa yang Kaesar ucapkan tapi... hal ini cukup berdampak. Kalian taukan Kaesar itu ketua tim futsal dan tidak perlu di jelaskan lagi bagaimana populernya dia disekolahku. Dan juga siapapun yang dekat dengan Kaesar Abdi Nugraha selalu menjadi sorotan.

This LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang