Rebecca yang sedang sibuk memakan camilan langsung menghentikan kegiatan mengunyah nya ketika mendengar ponsel nya berdering.
Suara nya lumayan kencang sampai membuat beberapa orang di dalam yang sedang melamun terkejut.
"KAGET BUSET!" Jerit Pheron membuat seluruh mata menatap nya heran.
Ah... sang kardinal kehilangan harga dirinya. Ia berdehem sesaat dengan wajah memerah nya lalu kembali duduk dibangku nya.
Asterope dan ji-ho berusaha menahan tawanya, sedangkan jeremy, Lucas juga si kembar sudah tertawa terbahak-bahak.
Iaros ingin meledek sepupu nya itu tapi terpotong oleh suara Rebecca.
"Mohon perhatian nya, sepertinya setelah episode ini akan ada yang datang, tolong sapa mereka dengan baik ya," ujar nya setelah menaruh ponsel nya kembali kedalam saku nya.
Mereka hanya mengangguk malas, tak terlalu peduli membuat Rebecca menghela napas.
Bos, kamu harus menambah gajiku untuk biaya obat jika aku kehilangan kesabaran ku, batin nya sambil memijat pelipis nya.
Perez kembali duduk setelah kembali dari toilet, sedangkan Gallahan dan si kembar sudah sampai dari tadi.
Rebecca kemudian tersenyum dan mengambil remote nya, "Sepertinya sudah semua. Baiklah, kita akan kembali menonton."
Ia memencet remote nya dengan antusias.
Layar menunjukkan warna putih lalu tak lama berubah menjadi Roxana dan Casis.
"Apa kau mengerti perkataanku?" Tanya Roxana sambil mendekat kearah Casis yang sedang menatapnya tajam.
"HMPH.. UGH!"
Klang
Klang
Suara rantai berbunyi karena Casis meronta saat mendengar suara Roxana yang dekat dengan nya.
"Benar-benar seperti anjing," gumam Iaros.
"Anjing liar," sahut Pheron lalu keduanya tertawa bersama.
Orang disekitar mereka hanya menatap kedua orang itu bingung.
Sejak kapan mereka akrab? Padahal sedetik sebelumnya saling memaki...
Wajar, dia kan sedang dalam posisi disekap di penjara musuh.
Kalau aku jadi dia pasti aku juga tidak akan percaya.
Casis mengangguk, memang yang mengertiku hanya Roxana...
1 detik...
2 detik...
3 detik...
Blush!!!!
Ketika sadar apa yang ia katakan dalam hati, wajah nya langsung memerah padam, hangat nya menjalar hingga ke telinga bahkan tengkuk miliknya.
Jeremy yang memiliki insting tajam langsung menatap lelaki bersusah silver itu dengan tajam.
'Pasti dia sedang memikirkan kak Ana, si bangsat itu apa aku bunuh saja habis dari sini?'
Tapi kalau aku harus menunggu sampai efek obatnya bekerja...
Roxana perlahan mengepalkan jemari nya dengan kuat, lalu...
Bugh!!
"Ukh"
"WOOHOOOO!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙍𝙀𝘼𝘾𝙏𝙄𝙊𝙉 𝙏𝙊 𝙈𝘼𝙉𝙃𝙒𝘼𝙎 [DISCONTINUED]
Fanfiction[DISCONTINUED] Dimana beberapa karakter dari berbagai manhwa terbangun disebuah ruang cinema. Tentu saja mereka bingung dengan apa yang terjadi, namun sebuah suara yang tak familiar di telinga mereka berkata, "Duduk dan tontonlah kisah kalian dengan...