Prolog

4.5K 364 10
                                    


Disebuah ruangan gelap gulita, terdapat banyak bangku merah yang telah di isi, ada pula yang kosong.

Dan orang-orang yang duduk disana, perlahan terbangun dari tidur mereka.

"Ugh..." lelaki dengan surai silver mengkilap mulai membuka matanya. Matamya melihat sekitar yang gelap gulita pun menajam.

"Ini dimana...?" Tanyanya berbisik.

"Halo, apa ada orang?" Ia menoleh ketika mendengar suara seorang gadis yang berteriak.

"Siapa disana?!" Balas seorang lelaki yang suaranya terdengar berat.

Alisnya menukik, tunggu- dimana Dan-i dan yang lain? Ketika menyadari bahwa teman-teman nya tak ada, ia langsung beranjak dari duduk nya.

"Dan-i! Yeoryeong! Ju-in! Chunyong! Eunhyung! Apa kalian disana?!" Ia berteriak keras.

"Akh, jangan berteriak!"

Ia langsung menoleh terkejut ketika mendengar suara asing seseorang.

"Siapa kau?!"

"Dimana ini?"

"Kalian siapa?!"

"Akh berisik! Jangan ganggu tidurku, sial!"

"Tak sopan sekali, muncul kau!"

"Ngajak berantem?!"

Bla bla bla, perlahan semua saling terbangun akibat 2 orang yang berteriak sambil sahut menyahut.

"Ah? Gelap? Ini dimana?" Tanya seorang wanita dengan surai pirang panjang nya, mata berwarna delima nya mengerjap pelan.

"D-Diana?" Claude, yang ntah sampai kapanpun lama nya, ia selalu bisa mengingat suara lembut kekasih nya.

"Yang mulia?" Balas Diana bertanya.

Ctak!

(Bangku nya lebih banyak & ruangan nya lebih jelas yaa)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Bangku nya lebih banyak & ruangan nya lebih jelas yaa)

Ketika retina mereka mencoba beradaptasi dengan cahaya yang datang secara tiba-tiba. Sebuah suara datang menyapa mereka.

"Halo semua!" Sapa seorang gadis dengan surai cokelat gelap miliknya.

Ia tersenyum manis kepada semua para tamu.

"Siap-"

Perkataan Helio terpotong saat gadis itu mengangkat tangan nya, mengisyaratkan agar mereka semua tenang dan mendengar penjelasan nya.

"Sebelum itu mari kita perkenalan dulu. Salam, namaku Rebecca, pemandu kalian selama disini." Ia tersenyum di depan semua nya, membuat mereka yang tadi waspada kini sedikit tenang.

"Kalian pasti bertanya-tanya dimana kalian berada bukan? Well, kalian sedang berada di sebuah ruangan cinema. Untuk Ham Dan-i dan teman-teman pasti sudah tau, bukan?" Tanya nya membuat Dan-i tersentak.

D-dia tau namaku dari mana?!

"Pasti kamu bingung aku tau namaku dari mana, kan?" Dan-i kembali tersentak membuat Rebecca tertawa kecil.

"Cepatlah jelaskan!" Kesal lelaki dengan rambut yang berwarna diantara hitam dan biru tua.

Rebecca menyudahi tawa nya, "ekhem- jadi pertama kalian sudah tau bahwa ini adalah ruang cinema. Tapi ini bukanlah ruang cinema biasa, karena kalian disini akan menonton atau melihat kehidupan kalian, baik masa lalu maupun masa depan, semua akan tergambar jelas disini."

Banyak dari mereka yang menahan napas saking terkejut nya, ada juga yang hanya melebarkan mata dan tertawa tak percaya.

"HAHAHA, omong kosong," ujar Lant sambil menyilangkan kaki nya.

"Benarkah? Yah, terserah kalian mau mengambil kesimpulan apa, tapi satu yang harus kalian percaya dan patuhi." Suara Rebecca yang tadinya ramah dan manis, kini berubah drastis menjadi tajam dan mengintimidasi.

"Diam dan tenang, jangan mencoba kabur kalau kalian ingin segera kembali."

𝙍𝙀𝘼𝘾𝙏𝙄𝙊𝙉 𝙏𝙊 𝙈𝘼𝙉𝙃𝙒𝘼𝙎 [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang