SIBAP [01]

2.9K 327 171
                                    

"Oke, sekarang kita ganti judul ya."

Semua mata tertuju pada Rebecca.

"Hah? Cepet amat."

"Baru 5 chapter anjirr," protes jeremy dengan wajah merengut nya.

Rebecca menatap mereka dengan tatapan datar, "bukan kehendakku. Salahkan Yila yang terlalu m̶a̶l̶a̶s̶ sibuk untuk melanjutkan cerita ini," katanya sambil menghempaskan dirinya ke sofa yang empuk.

Mengangkat alisnya bingung, diana pun bertanya. Mewakili seluruh pertanyaan audience, "siapa yila?"

"Dia bosku."

"Bos?"

"Y."

Ji-ho mengatupkan bibirnya, ia merasakan hawa tak enak dari rebecca.

"Pms ga si?" Bisik lucas sambil menghadap ke belakang, membuat Jeremy, ru-da serta asher mendekatkan kepala mereka secara bersamaan.

"Keknya iya si anjir."

"Serem faak."

"Lu sih ji-ho pake nanya segala."

"Kok gua anjing?!"

"Ya emang elu!" Lucas menoyor nya membuat kepala ji-ho bertemu dengan kepala jeremy, lalu karena Jeremy sedang bengong jadi kepala nya terlalu lambat untuk menahan akhirnya mengenai asher yang tak berjarak jauh dari ru-da sehingga mengenai pria cantik bersurai pirang tersebut, lelaki itu yang tak ingin hanya mencapai nya kini menjedotkan kepala nya sendiri ke lucas hingga sang empu mengaduh.

"Anjing, apaan si!"

"Elu yang mulai goblok!"

"Babi, kok gua-"

"KITA MULAI AJA YA!" Tegas rebecca membuat mereka dengan sigap langsung kembali ke tempat mereka masing-masing.

"Apa yang harus saya lakukan agar ayah mencintai saya?"

Suara lirih yang bercampur isakan tangis, meruntuhkan segala hati yang mendengar sang lara berucap.

Gaun merah jambu yang terlihat lebih lusuh dibandingkan dinding ruang pesta, menghampar di lantai bekas pijakan pengunjung.

"Apa saya harus menjadi seperti Zenith?"

Diana dan Claude melebarkan matanya, suara putri mereka yang terdengar sangat putus asa bagaikan nyanyian kematian bagi mereka.

Akan begitu, claude yang paling terkejut saat mendengar kalimat selanjutnya.

"Apakah dengan begitu ayah akan memanggil saya dengan lembut?"

Visual cantik yang terlihat menyedihkan, bagaikan lukisan membuat hati mereka tersayat.

Diana tak menggerakan tubuhnya, pupil nya kian mengecil ketika wajah tajam tak sudi kekasih nya ditujukan pada anak mereka yang tengah berputus asa sambil mengeratkan genggaman nya pada celana sang ayah.

"Dan menatap saya dengan tatapan mata penuh kehangatan seperti kepada Zenith?"

"Apakah ayah tidak akan pernah lagi membuang dan memeluk saya dengan tangan itu?"

Sang putri bertanya dengan putus asa, suaranya yang lirih mengundang tangis putri lain.

Zenith, terisak. Ia tak tahu apa yang sedang terjadi hingga Athanasia sebegitu menyedihkan nya di layar lebar.

Naas, ialah salah satu penyebabnya.

Namun menjadi kakak yang baik, ijekiel mengelus punggungnya guna menenangkan sang empu.

𝙍𝙀𝘼𝘾𝙏𝙄𝙊𝙉 𝙏𝙊 𝙈𝘼𝙉𝙃𝙒𝘼𝙎 [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang