1. Perpisahan

2.9K 302 17
                                    

2 jam telah berlalu setelah Rebecca memperkenalkan diri. Mereka menggunakan waktu itu untuk saling berkenalan dengan wajah baru atau hanya sekedar reuni dengan orang terkasih, seperti Diana dan Claude yang sekarang sedang bermesraan.

Lily dan Felix yang duduk dibelakang mereka hanya tersenyum canggung, kalau sudah berdua memang mereka merasa bahwa dunia hanya milik mereka, batin Felix.

Sedangkan Iaros dari tadi berdebat dengan Pheron yang untungnya di lerai oleh Rebecca, tapi Lant yang sebenarnya menikmati keributan mereka itu mendesah kecewa.

Ru-da yang berada diapit oleh Ji-ho serta Yeoryeong pun tak ada bedanya, ia selalu menerima tatapan sinis dan tajam dari kedua sahabat itu, untuk ada Eunhyunh yang menegur mereka walaupun ia juga kesal dengan keberadaan Ru-da.

Sedangkan Chunyoung hanya diam memperhatikan mereka sambil meminum Cola nya.

Sylvia yang duduk disamping Jeremy dan bukannya Casis itu hanya terdiam canggung, sampai Zenith menyapa dan memuji nya, akhirnya mereka mengobrol dan menjadi lumayan akrab.

Mielle hanya diam sambil memegang tangan kakaknya, Cain. Isis memang ada disampingnya, tapi ia agak segan mengajaknya bicara karena ekspresi putri pertama duke itu yang tidak baik.

Asterope dan Jeremy tanpa disangka ternyata akrab. Mereka saling membicarakan tentang bisnis, pedang, atau hal sadis lainnya.

Casis bertemu tatap dengan Ashil, kemudian lelaki bersurai silver itu bilang bahwa ibu dan kakak nya sangat merindukan nya, ia tidak menceritakan bagaimana ia bisa tahu semua itu, tapi Ashil tetap percaya dan berterima kasih karena telah memberi tahu nya.

Dion hanya diam saja dengan wajah bosan nya. Ia sebenarnya ingin beranjak tapi gertakan Rebecca tadi membuatnya berpikir dua kali. Karena sekarang ia sadar bahwa pedang nya tak ada, ia juga merasa kekuatan nya juga sedikit melemah.

Marion dan Gilleu yang penasaran dengan pakaian yang dipakai oleh Ju-in saat itu pun bertanya, dan percakapan mereka tumbuh begitu saja. Perez yang berada disamping Izekiel pun bergabung dengan percakapan mereka. Lelaki bersurai hitam itu sebenarnya bingung karena ia mengenal si kembar yang sudah besar, tapi ketika melihat bentuk mereka yang masih kecil, ia sedikit canggung awalnya, namun tertolong oleh keramahan Izekiel dan keceriaan Ju-in.

Helio serta Dekis mengobrol, ia cukup mengenal kakak dari Medeia ini, jadi mereka cukup akrab untuk mengobrol obrolan ringan.

Gallahan dan Felix membuat percakapan dengan tenang. Berbeda dengan Sarah yang menanyakan bagaimana rasanya mempunyai anak kembar kepada Shannet, Countess Roscent pun ikut bergabung, ia merasa bersalah karena tidak merawat Aria dengan benar sehingga anak itu tumbuh sedikit tamak, tapi ia bersyukur bahwa ditengah itu anaknya berubah menjadi lebih baik.

Sedangkan Lucas...

"Haha, dia pasti cemburu tuh karena kau lebih dekat dengan Dan-i."

Ia sedang ikut mengompori Yeoryeong bersama Ru-da. Ntah kenapa mereka bisa dekat seperti itu...

Anastacius memikirkan bagaimana dengan rencana Zenith kedepannya.

Bellesac sedang di tenangkan oleh Vieze karena sebelumnya sempat kena semprot oleh si kembar, Astalieu juga menenangkan sepupu nya.

Para pemeran utama, Medeia, Psyche, Roxana, Aria sedang mengobrol dengan anggun. Mereka meminum teh yang tersedia hanya dengan memencet tombol di samping mereka.

Dan-i yang keceplosan memuji kecantikan Athanasia dan Firentia dengan keras pun menjadi akrab mengobrol, percakapan mereka tentang bagaimana kehidupan dalam novel.

Rebecca tersenyum kecil, sepertinya lumayan berjalan lancar. Sekarang waktunya memulai. Ia berjalan ke podium setelah kembali dari ruangan yang tersembunyi dibalik tirai, membawa sebuah remote dan papan kecil yang terdapat kertas disana.

Ia menepuk-nepuk mic podium, "halo, tolong tenang semuanya."

Mereka seketika diam dan kembali memperhatikan Rebecca, "baiklah, sebelum itu ada yang ingin ku diantara kalian sudah ada yang merasa bahwa kalian tak membawa senjata yang selalu kalian bawa, atau tak bisa menggunakan sihir yang dengan mudah kalian lafalkan mantra nya."

Lucas melotot, "kenapa?!" Bagaimanapun ia selalu hidup berdampingan dengan sihir, berkat mana nya pun ia bisa mencapai umur yang terbilang mustahil untuk manusia raih.

Rebecca tersenyum, "karena kalau aku tak melakukannya pasti saat menonton akan ada pertumpahan darah atau pembantaian, aku tak ingin melihat kekerasan disini."

Mereka terdiam, memang sih awal nya juga mereka ingin keributan, apalagi Jeremy yang hampir menghajar Casis yang duduk tak jauh darinya dan Lucas yang hampir ribut dengan Ji-ho karena menganggu tidurnya.

"Oh iya, untuk Roxana, Medeia, Aria, Psyche, Dan-i, Athanasia, dan Firentia boleh keluar dan masuk ke ruangan berbeda. Karena kalian merupakan pemeran utama jadi untuk menghindari kecanggungan, kalian boleh berada di ruangan lain," ujar Rebecca membuat Mielle tersentak.

Apa?! Si kalang vulgar itu pemeran utama?! Ia melirik penuh emosi kearah Aria yang sudah berjalan keluar bersama 6 gadis lainnya.

Gallahan memeluk Firentia yang berhenti di depannya, "hati-hati ya. Jangan lupa makan, Tia nggak boleh sakit, jangan lupa istirahat, nanti ayah akan menjengukmu setiap jam istirahat," ucapnya dengan sendu membuat Tia tertawa kecil.

"Baik ayah, Tia pergi dulu." Ia mengecup pipi Gallahan, lalu berjalan kearah Rulac dan memeluknya, begitu juga kearah si kembar.

"HUWAAA TIAAAA!"

Akh, kupingku... Tia hanya tersenyum setelah di peluk oleh si kembar dengan erat, ia sedikit sesak karena tubuh mungil nya.

Kemudian tatapan nya bertemu dengan Perez, ia membelakak kaget karena penampilan lelaki itu tak lagi sama seperti yang ia lihat pertama kali.

"P-PEREZ?!" Pekik nya kaget, Sedangkan Perez hanya tersenyum sambil menepuk kepala Tia yang masih kecil. Ia tak bisa memeluk atau mencium nya karena banyak orang.

Berbeda dengan Athanasia yang kini sedang menangis diperlukan ibunya, ia merengek tiba-tiba tak mau pergi kepada rebecca.

Claude menatapnya sendu, ia merasa bersalah karena merasa seperti memisahkan kedua ibu dan anak ini. Sungguh, ia menyesal telah mengabaikan Athanasia dan membuat memorinya dengan Diana hilang.

Jeremy tak beda jauh dengan Athanasia yang kini sedang cemberut di depan Roxana, namun kakak perempuan nya hanya tersenyum dan berkata bahwa ia tak apa yang pada akhirnya Jeremy hanya bisa pasrah dan kembali duduk.

Aria yang melihat wajah kesal Mielle dan Isis diam-diam tersenyum mengejek, Asterope yang melihatnya tersenyum bangga dengan kekasih nya.

Psyche dan Medeia melambai kepada Helio dan Dekis yang mengangguk dan tersenyum.

Akhirnya kita beralih pada kondisi Dan-i...

"HUWAA DAN-I JANGAN PERGI!! BAWA AKU BERSAMAMU!!!" Yeoryeong memeluk Dan-i dengan keras sehingga membuat gadis itu sedikit sesak.

Orang di ruangan itu hanya bisa menutup telinga mereka karena teriakan Yeoryeong yang begitu keras.

Setelah berusaha dipisahkan oleh Eunhyung, Ji-ho bahkan Lucas kini akhirnya ketujuh pemeran utama pergi meninggalkan ruangan.

"Baiklah, mari kita mulai."

𝙍𝙀𝘼𝘾𝙏𝙄𝙊𝙉 𝙏𝙊 𝙈𝘼𝙉𝙃𝙒𝘼𝙎 [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang