CHAPTER 26

814 74 30
                                    

Akhirnya Selene bisa bebas juga dari rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya Selene bisa bebas juga dari rumah sakit. Banyak keluarga Samuel yang menjenguknya (menunjukkan rasa kasihan) ketika dia di sana. Mereka memintanya untuk sabar, tetap tegar, dan selalu kuat. Sampai-sapai rasanya dia sendiri sudah kenyang dan muak dengan semua kata-kata itu.

Sekarang dia duduk di mobil bersama Samuel, membiarkan Pak Sopir untuk membawa mereka. Perjalanannya kali ini tidak mengantarkan mereka untuk pulang ke rumah terlebih dahulu.

Karena ketika mobil itu sudah sampai di kawasan pemakaman, dada Selene tanpa dicegah menjadi sesak lagi. Mobil itu berhenti, dan keduanya segera turun dari sana.

Tibalah mereka di sebuah kuburan kecil yang masih terlihat sangat baru. Tapi sebuah batu nisan bermarmer hitam sudah ada di sana. Mata Selene memanas ketika membaca nama yang terpatri di batu nisan tersebut.

Gracia Janice Houlington

Air mata merembes lagi dari kedua matanya. Dia menoleh ke Samuel yang juga sedang menatapnya dalam diam. "Gracia?" tanyanya dengan nada parau.

Samuel mengangguk, dan Selene langsung menoleh lagi kepada kuburan mungil itu. Gracia yang berarti pengampunan. Sesuai namanya, kehadiran anak pertamanya memang seperti sebuah pengampunan yang Tuhan berikan kepadanya atas semua dosa yang sudah dia lakukan.

Tangan Samuel terangkat, merangkul bahu Selene dan mengusapnya berkali-kali.

Berkali-kali napas mereka bertubrukan, sama-sama terdengar berat di siang hari itu. "Dia sudah bahagia sekarang, Lin," lirih Samuel sambil terus menatap kuburan tersebut di depannya.

Lima belas menit, mereka menghabiskan waktu di sana. Hingga akhirnya sekarang mereka tiba di mobil lagi, membiarkan sopir untuk benar-benar membawa mereka kembali ke rumah.

"Tidur," ucap Samuel pelan ketika wanita di sebelahnya mulai termenung di tempat. Tangannya membawa kepala Selene kepada bahunya.

Samuel melirik ke samping, pada wajah pucat istrinya yang sekarang terlihat damai di hadapannya. Kedua mata wanita itu terpejam, dengan napasnya yang perlahan-lahan mulai berirama normal.

Samuel menghela napas panjang. Hingga akhirnya keheningan yang tercipta di mobil itu harus dipecahkan berkali-kali ketika dia tidak berhenti mengembuskan napas berat. Karena dia sendiri juga tidak bisa menyangkal, kalau hatinya masih terasa berat sekali.

...

Sampai di rumah, Samuel langsung membawa Selene dalam gendongannya untuk tidur di kamar mereka. Sebenarnya Samuel sudah tahu kalau istrinya bekerja. Dia sudah tahu kalau wanita itu berbohong kepadanya.

Tapi masalahnya, dia telat mengetahuinya. Dia hanya baru tahu ketika Selene dirawat di rumah sakit. Ketika Pak Satpam kala itu mendatanginya takut-takut dan mulai menceritakan semuanya. Menceritakan apa yang sebenarnya terjadi selama satu minggu terakhir.

Miracle in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang