CHAPTER 35

970 83 42
                                    

Silakan mendengarkan lantunan musik di atas sembari membaca chapter ini. Terima kasih. 🤍

Tiga Bulan Kemudian~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga Bulan Kemudian~

Tatapan Selene terarah datar pada seorang Ibu yang sedang menggandeng anaknya dengan erat. Telunjuk sang Ibu sesekali mengarah pada menu yang tertempel di belakang Selene. Dia terlihat seperti sedang bertanya kepada sang Anak mengenai makanan yang mau dibeli.

"Kids meal paket B nya satu, ayamnya satu. Paha atas sama spicy ya. Oh ya, kalau beli kids meal dapat mainannya juga kan?" tanya Ibu tersebut tanpa menatap Selene. Tatapannya terus terarah pada menu-menu di belakang wanita itu dengan wajah yang terlihat seperti sedang menimang-nimang.

Selene mengangguk. Wajahnya masih terlihat datar, sama sekali tidak ada ekspresi di sana. "Ah oke. Tambah french friesnya satu juga ya. Sama perkedelnya satu."

Selene mengangguk, tampak mengerti. Tangannya lantas langsung menekan beberapa kali pada mesin di depannya. Setelah terdengar suara bunyi nota yang keluar, wanita itu segera berbalik, menyiapkan semua makanan yang dipesan oleh Ibu di belakangnya itu.

Cepat, dia menyelesaikan tugasnya. Selene berbalik lagi, membiarkan sang Ibu untuk membawa nampan yang berisi pesanan-pesanannya.

Tatapannya mengedar pada seluruh ruangan. Sangat ramai. Banyak anak kecil yang berlarian di sana, sibuk bermain di area playground. Wanita itu baru menyadari kalau hari ini ada seorang anak kecil yang mengadakan acara ulang tahunnya di sini. Maka dari itu, untuk hari ini, suasana restoran cepat saji yang menjadi tempatnya bekerja terlihat ramai sekali.

Ketika suasana sudah lebih aman, Selene lantas menghampiri Aikoㅡteman sepekerjanya yang berponi rata dan berpenampilan seperti gadis-gadis Jepangㅡdatar. "Gue mau ke belakang dulu, ya." Setelah mendapatkan anggukan, Selene langsung menuju ke belakang.

Dia membuka lokernya, segera mengambil sebungkus roti yang sudah terbuka di sana. Tatapannya mengarah pada roti itu datar. Dan ketika tangannya membolak-balikkan roti itu, helaan napasnya terdengar berat. Ada beberapa semut yang sudah menggeorogoti rotinya itu. Selene tadi lupa menutupnya karena harus cepat-cepat kembali bekerja.

Untungnya semut yang ada cuma sedikit. Masih bisa dihitung jari, walaupun harus menggunakan dua tangan. Tangannya kini bekerja menyingkirkan semua semut yang masih menjadikan rotinya sebagai tempat tinggal. Setelah selesai, wanita itu langsung memasukkan roti itu ke dalam mulutnya.

Tidak butuh waktu lama, karena dua menit kemudian roti itu sudah habis ditelan perut. Selene menutup lokernya dan langsung kembali ke depan.

Langkahnya dua kali lipat lebih cepat saat sadar kalau mulai banyak pelanggan yang sedang antre di counter Aiko. Dia merapikan penampilannya sejenak, sebelum siap siaga di counternya sendiri.

Aiko melirik Selene, tak lupa memberikan senyum agar wanita itu tidak terlalu merasa bersalah dengan sikapnya. Tapi Selene hanya tetap fokus menatap depan lurus-lurus. Beberapa pelanggan yang ada di counter Aiko pun, sekarang mulai berpindah ke bagian Selene.

Miracle in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang