CHAPTER 15

840 84 36
                                    

Silakan diputar lagu di atas sembari mendengarkan part ini. Terima kasih. 🤍

Mata Selene terbuka lagi ketika dia merasakan kalau sebuah cahaya tiba-tiba memaksanya untuk segera bangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Selene terbuka lagi ketika dia merasakan kalau sebuah cahaya tiba-tiba memaksanya untuk segera bangun. Lantas Selene langsung bangkit dari tempat, dan baru menyadari kalau dia bangun kesiangan.

Wanita itu terbiasa bangun jam lima, maka dari itu ketika jarum sudah berada di angka delapan, dia langsung terkesiap hebat.

Tapi sedetik kemudian, Selene langsung ingat kalau dia sedang ada di Bali, menemani Samuel. Lantas wanita itu langsung mengembuskan napas leganya ketika sadar kalau dia tidak terlambat bekerja. Matanya mengedar ke seluruh ruangan, dan jatuh pada Samuel yang sedang berbaring di sofa.

Wanita itu cepat-cepat mengabaikannya lagi. Dia beranjak lalu kedua kakinya berjalan ke arah balkon kamar. Tangannya membuka korden putih menerawang itu, dan sebuah pemandangan laut langsung dia dapatkan di sana.

Sebuah keajaiban yang lain bagi Selene untuk bisa bersantai di pagi hari seperti ini tanpa memikirkan apa-apa. Hanya menikmati tenangnya pagi dan indahnya laut di depan mata. Selene menumpukan tangannya di tiang balkon dan mulai mengamati sekitar.

Angin sepoi-sepoi, suara ombak kecil laut yang terdengar merdu. Dia memejamkan matanya, menikmati keheningan ini sambil tersenyum samar.

Di balik keheningannya, sebenarnya Samuel sudah bangun lebih pagi darinya. Ketika mendapati Selene yang sudah bangun dan berjalan ke arah balkon, Samuel mengikutinya dan berdiri di belakang wanita itu sembari bersedekap. "Hey, Istri."

Lantas Selene langsung terkesiap. Dia menoleh dan mendapati Samuel berdiri di belakangnya. Wanita itu hanya menaikkan alis, lalu beberapa detik kemudian menoleh ke depan lagi, mengabaikan Samuel, seperti biasa.

Tahu-tahu, pria itu sudah ada di sebelahnya. "Hati-hati. Awas jatuh."

"Hmmm."

"...."

"...."

Sepuluh menit mereka habiskan dalam keadaan diam-diaman tanpa ada yang ingin memulai pembicaraan.

"Selene." Hingga akhirnya panggilan Samuel langsung memecahkan keheningan. "Aku mau bicara sama kamu."

Selene melirik Samuel yang sudah menghadap kepadanya sekilas. "Apa?"

"...."

"...."

"Aku bohong sama kamu."

Dan mata Selene langsung memicing. Dia langsung menghadapkan tubuhnya pada Samuel, memberikannya wajah datar dengan tangan yang sudah bersedekap. "Bohong apa?" tanyanya dengan nada yang sangat curiga.

Miracle in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang