CHAPTER 30

1K 75 20
                                    

Silakan memutar lagu di atas sembari membaca chapter ini. Terima kasih. 🤍

"Selera kamu bagus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selera kamu bagus."

Dua sejoli yang sedang berpelukan di atas kasur itu mulai menghabiskan waktu dengan saling menatap lama. "Maksud kamu, Reene?"

"...."

"Dia itu adiknya Remi."

"...."

"Kamu nggak percaya?"

"Aku percaya," balas Selene seraya mengangkat bahunya acuh tak acuh. "Siapa yang bilang aku nggak percaya?"

"Your face says it all."

"Kenapa sama muka aku?" tanya Selene dengan alis terangkat.

Samuel hanya menggelengkan kepalanya. Kedua tangannya yang melingkari tubuh wanita itu langsung mengerat. Matanya mulai terpejam. "Ayo tidur. Karena kamu, jam tidur aku semakin kacau satu minggu terakhir ini."

"Karena aku?" tanya Selene lagi, tidak berhenti bertanya sedari tadi. "Kalau gitu, aku minta maaf."

Samuel membuka mata. Dan keduanya saling menatap lagi.

Wajahnya mendekat, mencium bibir Selene lama. Pelukannya semakin mengerat, hingga membuat tubuh mereka saling menekan satu sama lain. "Maaf saja, nggak akan cukup?"

Selene malah tersenyum ketika permintaan maafnya tidak terima. "Hmmm, kalau begitu," suaranya terdengar pelan, kedua matanya terlihat menerawang. "Maaf maaf maaf." Selene tersenyum lagi. "Apa tiga maaf sudah cukup?"

Alis Samuel terangkat, terlihat seperti menimang-nimang. Kedua matanya memicing, tapi senyum juga sudah terpatri di wajahnya. "Sepertinya masih belum."

Selene malah tertawa kecil sekarang. Kedua matanya bahkan membentuk sebuah bulan sabit di sana. "Maaf maaf maaf maaf maaf." Dia mengulanginya lebih panjang. "Sekarang apa sudah cukup?" tanyanya sembari menahan senyum.

"Aku harus jawab apa supaya kamu tau?"

Saat itu, senyum di wajah Selene langsung terpatri lebar. Tawa kecilnya kembali terdengar, dan wanita itu hanya menganggukkan kepalanya, mengerti. Dia mendekatkan wajahnya pada Samuel, dan segera melumat bibir pria di depannya.

Beberapa detik kemudian, wanita itu melepaskan ciumannya. "Sudah diterima?"

"Kamu sudah berasama aku berapa lama sih?" tanya Samuel dengan alis menyatu. "Let me teach you."

Miracle in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang