Semua cerita bersifat fiksi hanya karangan penulis, banyak yang dilebih lebihkan.
Let's Read
.
.
.(。・ω・。)
Jika bukan karena kalah taruhan kemarin Raka pasti tidak akan berada disini sekarang. Kencan buta yang akan Raka hadapi jika dia kalah taruhan, apa taruhannya? hanya menebak siapa yang akan melewati gerbang kantin sekolah. Konyol bukan.
Dinner romantic ala-ala anak sekolah menengah atas, tapi jangan salah makan malam ini jauh berbeda dengan anak-anak sekolah menengah biasa. Bertempat di hotel berbintang, bukan hanya bintang lima melainkan bintang tujuh macam puyer. Kencan buta kali ini diketuai oleh Benny, playboy kelas atas yang kesuksesannya dijamin. Bagaimana tidak dibilang sukses jika setiap hari dia bisa saja bergonta-ganti teman kencan. Sebenarnya Benny tidak memacari semua perempuan itu hanya menjadikan teman jalan saja. Benny bertobatlah.
Terdiam ditempat duduknya saat ini Raka mendengarkan tiga orang disana bercerita dan sedikit bergurau semacam sudah lama saling mengenal, tetapi Raka tidak tertarik untuk nimbrung.
Saat ini Raka menoleh pada perempuan yang sedang duduk didepannya karena tiba-tiba saja perempuan itu tersedak dan terbatuk-batuk, entah apa yang dipikirkan perempuan itu. Menuangkan air putih pada gelas dan diberikan kepada perempuan didepannya. "Nih, hati-hati makanya," katanya.
Bukan Benny namanya kalau tidak usil. "Makanya ajak ngomong, diem aja kayak batu."
Raka hanya menatap Benny dengan tatapan mata kesalnya. Hati-hati Ben nanti kamu dimakan.
Tetap dengan suasana yang terasa sangat canggung bahkan semakin canggung, mereka tetap malanjutkan makan malam, sampai semua yang terhidangkan di atas meja telah habis dalam diam. Hanya alunan piano yang terdengar disana.
"Main piano sana lo," seru Raka pada Benny yang memecah keheningan malam itu, hanya sekedar basa-basi Raka.
"Dih ogah, elo aja sana," jawab Benny yang masih terlihat mengunyah makanan yang ada dimulutnya.
Waktu terus berjalan tentu saja dengan suasana yang masih sama seperti sebelumnya. Tetap ditempat yang sama namun yang tersisa hanya Raka dan Benny, sedangkan kedua perempuan yang tadi bersama mereka sudah meninggalkan tempat sekitar lima menit yang lalu.
"Gimana, nggak tertarik sama yang kali ini?" tanya Benny.
Raka tidak merespon.
Benny mendesis pelan, dia pun bingung perempuan seperti apa yang menjadi type ideal Raka, atau jangan-jangan Raka tidak menyukai perempuan. Ah Benny ngawur.
Kencan buta yang mereka lakoni ini memang bukan untuk yang pertama kali oleh Raka. Sebelumnya Raka juga pernah melakoni kencan buta bersama Gandhi sebanyak dua kali, dan bersama Benny tiga kali termasuk hari ini. Total Raka melakoni kencan buta bersama sobat karibnya itu sebanyak lima kali. Sama sekali Raka tidak tertarik dengan perempuan yang teman-temannya itu bawa.
"Yaudahlah ya besok gue bawain cewe lagi," Benny dengan cepat menghabiskan isi gelas yang berisi minuman bersoda.
"Nggak perlu Ben, dari pada lo cape nyari buat gue mending lo nyari satu aja buat ditetepin di hati lo," ucapan Raka membuat Benny tak berkutik.
Raka merogoh ponsel yang ia simpan didalam saku jaket hitamnya.
"Ketempat biasa ya," ucap Raka pada seseorang yang berada dipanggilan telepon. Setelah di iyakan oleh lawan bicara dipanggilan tersebut Raka dan Benny segera bangkit dari tempat duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Raka || JAY
FanfictionSemua ada dipihak Raka!! tentu saja. "Bintangnya banyak kan," tanya Raka. "Iya.. satu, dua, tiga." "Jangan di hitung," potong Raka. "Kenapa." "Lo bisa kehilangan bulan saat lo sibuk menghitung bintang." • Semua cerita bersifat fiksi hanya karangan...