Semua cerita bersifat fiksi hanya karangan penulis, banyak yang dilebih lebihkan.
Let's Read
.
.
.(。・ω・。)
Satu bulan sudah berlalu, waktu memang berjalan secapat itu. Lampu terlihat berkelap-kelip dan alunan musik mayor terdengar yang membuat siapapun yang mendengar akan asik berjoget mengikuti irama.
Berbagai warna serta model gaun yang dikenakan para gadis, begitu cantik dengan riasan tipis sebagai perlengkap. Kemeja serta setelan jas dengan warna kebanyakan netral dengan rambut yang ditata dengan polesan minyak rambut. Wangi dari berbagai merk parfum bercampur yang membuat ruangan bukan menjadi pengap melainkan menjadi lebih wangi.
Ruang aula lantai dua gedung olahraga dijadikan tempat para siswa Cendanasia Bahara melangsungkan kegiatan promnite seperti tahun tahun sebelumnya.
"Heran gue, dulu pas kelas dua Benny ditawarin jadi mc nggak mau. Giliran acaranya buat dia, dia malah mau jadi mc." Seru Gandhi pada Ammar, keduanya tengah duduk di salah satu kursi dengan meja bundar didepannya saat pidato pembukaan acara oleh penanggung jawab kegiatan berlangsung.
"Itu karena tahun ini sponsor acara bokapnya." Sahut Ammar dengan enteng.
"Bokapnya Raka juga sponsor anjir."
"Gini ni kalo punya otak dibawah rata-rata." Ammar menggelengkan kepalanya.
"Terus juga kenapa acaranya nggak di hotel dia malah disekolah kan nggak asik." Gandhi menghela napas setelahnya.
"Karena kebijakan sekolah mas Gandhi, nggak boleh diluar biarpun punya sponsor gedhe." Jelas Ammar gemas kerena kesal.
Acara sudah berjalan tiga puluh menit, pembukaan dan sambutan dari panitia serta penanggung jawab dari salah satu guru telah dilaksanakan. Saat ini acara dilanjutkan dengan santai, berganti pembawa acara yang sebelumnya Benny dan gadis kelas sebelas bernama Laras.
Benny berjalan akan bergabung dengan Gandhi dan Ammar yang masih setia duduk dibangkunya setelah pembawa acara berganti menjadi non formal. Benny seketika menghentikan langkahnya saat dengan santainya Ethan menghalang jalannya.
"Raka nggak dateng?" Tanya Ethan dengan wajah datarnya.
Benny yang malas akan menjawab pertanyaan Ethan pun diam sebentar menghela napas ringan setelahnya.
"Ya lo liat dia disini nggak?" Benny malah balik bertanya, seharusnya Ethan tau jika Raka tidak ada disana berarti Raka memang tidak datang.
Benny tidak menunggu Ethan membuka suara, dengan cepat dia meninggalkan Ethan begitu saja, masa bodoh dengan Ethan.
Baru ingin mendudukan pantatnya dibangku dimana Gandhi dan Ammar duduk Benny dikagetkan dengan hasil pemenang kategori Playboy Of The Year.
"Nggak usah duduk, sana!" Usir Gandhi dengan menarik tangan kiri Benny.
Gandhi dan Ammar tertawa terbahak bahak. Sedangkan anak murid lainnya meloleh kearah Benny dengan sorakan saat Benny dan Gladys sebagai pemenang Playgirl Of The Year berjalan kearah panggung.
"Yah temen-temen makasih udah milih gue, tapi kenapa harus kategori ini. Nggak ada yang lebih bagus gitu?" Suara Benny dibuat sesedih mungkin.
"Nggak ada kategori yang cocok buat kakak lagi soalnya." Seru Laras yang bertugas sebagai pembawa acara dengan nenggelengkan kepala dan senyum yang terulas.
"Iya deh, terimakasih pujiannya Laras sayang."
"Tukan bener emang pas kategorinya sama kakak," Laras tertawa setelahnya diikuti oleh murid lainnya. Gandhi dan Ammar menggelengkan kepala secara bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Raka || JAY
FanfictionSemua ada dipihak Raka!! tentu saja. "Bintangnya banyak kan," tanya Raka. "Iya.. satu, dua, tiga." "Jangan di hitung," potong Raka. "Kenapa." "Lo bisa kehilangan bulan saat lo sibuk menghitung bintang." • Semua cerita bersifat fiksi hanya karangan...