10. Raka

77 6 0
                                    

Semua cerita bersifat fiksi hanya karangan penulis, banyak yang dilebih lebihkan.

Let's Read
.
.
.

(。・ω・。)

Berjalan bersama tujuh anak seketeng menuju kantin di jam istirahat pertama. Pesona luar biasa dari mereka benar-benar bisa mengundang para perempuan dengan nyaman memandangnya.

Raka dan Ammar berjalan dibagian paling depan barisan dengan serempak seperti memang direncanakan padahal tidak menyibakkan rambut mereka. Dua siswi yang mengintip dijendela kelasnya terasa terhipnotis oleh mereka karena dua siswi itu tiba-tiba hilang meleyot meleleh.

Benny dan Gandhi yang berada dibagian tengah terlihat memasukkan tangannya pada saku celana. Gandhi memasukkan kedua tangannya sedangkan Benny hanya memasukkan tangan kanannya. Beberapa siswi yang awalnya berdiri dipintu kelasnya tiba-tiba saja berteriak histeris melihat apa yang telah lewat didepannya itu.

Naqa, Naqi serta Endo dengan cepat menutup kedua telinganya akibat jeritan siswi yang baru saja di lewatinya. Mereka berada dibarisan paling belakang apa yang mereka lakukan? bak artis, mereka sedang melakukan adegan melambai lambaikan tangannya pada siapapun yang melihat kearah mereka.

Adegan slow-motion nampaknya terjadi kembali disini. Namun sayang belum sampai lima detik adegan slow-motion itu berganti menjadi adegan menegangkan dikala Ethan dan Kamil berjalan dari arah berlawanan.

Sepuluh meter...

Lima meter...

Dua meter...

Satu meter...

Ethan serta Kamil dengan santai melewati tengah tengah anak seketeng tanpa merasa bersalah dan menoleh sekalipun.

"Gilak!!" ucap Naqi spontan setelah Ethan melewatinya.

"Diem nggak! Bukan kak Ethan malah elo yang diamuk kak Raka nanti," sahut Naqa.

Ketujuh anak seketeng itu terus berjalan memuju kantin. Merasa bodoamat dengan Ethan, perut mereka lebih berharga daripada yang lain kalo tidak cacing cacing didalamnya akan mengadakan konser.

"Mbak Ayuuuu~~~." Seru Banny berada di kios kantin untuk memesan makanan.

"Iya mas ganteng," balas mbak Ayu bukan hanya namanya Ayu tapi orangnya juga ayu rupawan.

"Soto empat pake nasi, dua nggak pake nasi."

"Sama apa lagi?"

"Apa lagi tadi, kan jadi lupa gara-gara liat mbak Ayu yang ayu."

Mbak Ayu mendesis, sudah hafal sifat Banny yang suka menggodanya.

"Sama ini aja." Benny mengambil dua onigiri.

Saat ingin meninggalkan kios mbak Ayu, Benny kembali lagi.

"Es teh tujuh mbak, kan lupa. Seret nanti," Benny tertawa. Memang dicuaca saat ini es teh adalah teman terbaik bersama soto.

Benny memberikan dua onigiri dimeja depan Ammar. Tidak langsung memakannya Ammar menunggu pesanan anak yang lain datang.

"Lo nanti masih latihan?"

Gandhi bertanya pada Ammar yang tengan duduk didepannya. Pertanyaan Gandhi mengundang anak yang lain untuk melihat ke arah Ammar.

"Enggak, besok jadwal tanding pagi jadi nggak ada latihan. Nanti cuma ngambil jersey baru." Jawab Ammar.

"Asek jersey baru. Pinjem lah kak!" Seru Naqi.

"Gue aja belom make maen pinjem pinjem aja."

"Iya-iya maap." Naqi cengengesan saja.

About Raka || JAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang