Malam semakin larut, dalam bangsal tempat Zeva dirawat pun kian sepi. Perempuan berlesung pipi yang tengah terlelap di hadapan Bagas membuat laki-laki dewasa itu terhanyut dalam lamunanya seorang diri.
Sebulan setelah Nat mengundurkan diri.
Bagas menatap nanar ponselnya, tak ada lagi pesan beruntun yang diterimanya. Biasanya, perempuan itu akan membombardir diriya dengan kalimat ocehannya. Mengomeli Bagas yang kerap kali begadang sampai subuh karena bermain game online.
Hari ini Sagara sepi. Tempat yang menjadi saksi bahwa Nat pernah menangis karena ucapan kasar yang ia lontarkan pada perempuan itu. Bagas berdecih pelan, seharusnya ia senang karena terlepas dari perempuan manja dan cengeng seperti Nat. Terlebih, keluarganya juga sudah menetapkan tanggal untuk pertunangannya dengan kekasih barunya.
Mematik satu batang rokoknya, Bagas kembali mengepulkan asap dari mulutnya.
"Tumben Dek Natali nggak diajak?"
Ifan melepas celemek yang melekat di tubuhnya. Lantas merebahkan diri di kasur lantai dalam ruangan seluas 4x2 meter yang menjadi tempat menghabiskan waktu istirahat.
Bagas melihat ponselnya. Perempuan yang menghilang tanpa pesan tersebut, biasanya sangat aktif di media sosial. Barang sekadar memposting sebuah kutipan tulisan yang bermakna di instagram ataupun sosial media yang lainnya. Namun sampai sekarang tak ada sama sekali informasi terbaru dari perempuan tersebut.
"Habis lebaran Haji datang ke rumah Mas, gue mau lamaran."
Ifan sontak terduduk dari rebahan santainya. Menatap tak percaya pada Bagas yang masih sibuk dengan rokoknya yang tinggal separuh.
"Sama Dek Natali?"
Laki-laki itu menggeleng. "Kita pisah, dia juga sudah pulang ke kampung halamannya."
"Terus, maksud lo, lo mau lamaran sama siapa?!"
Ifan masih tak percaya dengan kabar yang barusan ia terima dari sahabatnya. Lagipula ia cukup mengenal Nat dengan pribadi yang cukup sopan dan ramah.
"Tika balik, tanggal tiga belas kita lamaran."
"Gila lo, Bang!"
"Maksud lo apaan?" sahut Bagas malas.
"Lo putus sama Dek Natali cuma gara-gara balik sama Tika?!"
Bagas membuang puntung rokoknya. Ia sendiri cukup sadar, bahwa apa yang dilakukannya akan ditentang oleh orang-orang yang mengenal Nat. Tetapi, Nat dan Tika adalah orang yang berbeda dengan kepribadian yang berbeda pula.
"Lo orang paling goblok yang gue kenal," sungut Ifan. "Gue kasih tahu sama lo Bang. Cewek yang lebih cantik di luar sana tuh banyak, tapi yang mau nerima segala kurang lo itu sedikit dan hampir jarang ada. Dan di saat Nat milih lo tanpa mikir gimana brengseknya lo, sekarang lo malah ninggalin dia."
Bagas termenung sesaat setelah diceramahi Ifan yang paling tak terima selain orang-orang di divisi perempuan itu. "Gue nggak mau menggurui lo, Bang. Cuma kasihan aja anak orang lo PHP-in sampai kayak gitu," imbuhnya.
"Lo mikir nggak sih Bang, pas lo ke-gep polisi dia satu-satunya yang datang ke lo selain gue. Tika kemana? Nggak ada kan."
Setelah puas melontarkan kekesalannya, Ifan kembali mengambil celemeknya dan menjaga stand minuman di depan. Berada di ruangan yang sama dengan Bagas yang ada hanya akan menyulut emosinya.
...
Efek galau ternyata berdampak besar terhadap seorang Zevannya Natalia. Setelah diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit, Zeva masih tak bersemangat untuk melakukan kegiatan lain. Ia pun masih memiliki jawal cuti sehari. Artinya besok lusa, ia sudah harus kembali bekerja.
![](https://img.wattpad.com/cover/280352069-288-k217129.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Ending
RomanceZevannya Natalia. Perempuan berusia dua puluh empat tahun itu tak menyangka jika mutasi dari perusahaan tempatnya bekerja akan memindahtugaskan dirinya ke kota penyebab mati rasanya selama ini. Zevannya tak pernah mau mengungkit atau bahkan menyebu...