Bel pulang sekolah memang sudah berbunyi sekitar setengah jam yang lalu, tapi Kevin dan teman temannya belum meninggalkan sekolah karena Arkan yang masih tidak terima atas pukulan yang diberikan oleh Kevin kepadanya tadi siang di lapang. Sebenarnya Kevin sangat malas meladeni Arkan yang keras kepala dan tidak mau menerima kekalahan itu, tapi tentu saja Kevin tidak mau disebut sebagai seorang pengecut.
Kevin dan kedua temannya itu berjalan menuju gudang belakang sekolah atas permintaan Arkan, "Bacot banget si Arkan pake mau ketemu segala, kangen kayaknya dia sama gue", Ucap Genta.
"Kangen mata Lo, si Arkan tuh minta di hajar sama si Kevin" Jawab Rio dengan sebal.
Genta dan Rio tidak ada habisnya menggerutu sepanjang jalan, karena tadi mereka bertiga sudah berada di parkiran untuk pulang, tapi Arkan meminta Kevin untuk datang ke gudang belakang, memang hanya Kevin yang diminta datang, tapi sebagai sahabat yang baik Genta dan Rio tidak akan berhenti mengekori Kevin.
"Dateng juga Lo Vin, Lo berdua mau aja ngekorin Kevin" Arkan terlihat duduk santai di salah satu bangku tak terpakai di gudang belakang sambil menghisap rokok dan tatapannya tertuju kepada Kevin.
"Idup Lo kayaknya bosenin banget ye, masalah aja dicari" Ucap Genta.
Arkan tertawa, "Emang gak ada puasnya gue tuh cari masalah sama kalian, hiburan", Jawab Arkan.
"Singkat aja, Lo minta gue kesini mau ngapain ? Ngajak berantem lagi?" Tanya Kevin.
Arkan mematikan rokoknya, dia berdiri dan berjalan mendekati Kevin lalu menepuk bahu Kevin, "Maunya sih gitu, Vin".
"Tapi gue lagi mager berantem juga sih, lagi pengen ngajak Lo taruhan" Ucap Arkan.
"Taruhan ?"
"Taruhan buat dapetin cewek yang tadi di lapang bareng Lo, Zeline. Yang menang bebas minta permintaan apapun, waktu kita 1 bulan, deal ? " Arkan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Kevin.
Kevin tersenyum, "Gak tertarik, kalau Lo mau cewe itu, ambil".
"Kenapa ? Gak berani ? Lo masih sama ya kayak dulu, pengecut" Ucap Arkan.
"Lo yang pengecut" Ucap Kevin.
"Lo amnesia apa gimana ? Perlu gue ingetin lagi tentang Maudy ?", Ucap Arkan.
Kevin mengepalkan tangannya.
Bugh
Pukulan dari tangan Kevin berhasil mendarat di pipi Arkan, "Gue udah bilang sama Lo buat berhenti ngomongin dia. Yang pengecut tuh Lo anjing !", Kevin menarik kerah seragam Arkan.
"Bacot Lo !" Arkan memberi pukulan bertubi-tubi kepada Kevin.
Tentu saja Kevin tidak diam, dia segera bangun dan memberi pukulan bertubi-tubi kepada Arkan. Emosi Kevin saat ini memang tidak terkendali, bisa saja Arkan mati sekarang juga.
"Eh anjing anjing, Vin udah kalo dia mati gimana ?", Rio menarik Kevin agar berhenti memukuli Arkan.
"Lanjut aja kali, biar mati tuh si Arkan" Ucap Genta.
"Udah ayo cabut Vin" Ucap Rio.
Akhirnya Kevin memutuskan untuk pergi dari gudang belakang, meninggalkan Arkan yang masih tersungkur dengan wajah babak belur, "Gue tunggu hasilnya bulan depan!", Teriak Arkan.
Kevin masih bisa mendengar apa yang Arkan katakan walaupun dia sudah berjalan lumayan jauh dari gudang belakang.
"Apa-apa disangkutin sama Maudy, Kenapa dah si Arkan. Btw, Lo udah lama ya ga ngejenguk si Maudy ?", Ucap Rio.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEVIN
Teen FictionZeline Agatha Putri, Gadis yang menganggap dirinya sial karena selalu terlibat dengan laki-laki yang dingin dan bermuka datar seperti tembok. Menjadi pacar Kevin Alvaro Dirgantara adalah ketidak mungkinan menurut Zeline. Happy reading guys, sending...