Five

15 0 0
                                    

Di siang hari yang terik ini murid - murid Trisakti dengan terpaksa mengikuti upacara bendera yang rutin diadakan setiap hari Senin. Jam dinding masih menunjukan pukul 7 pagi dan upacara bendera akan dimulai pukul 7 lebih 15 menit. Petugas upacara masih melakukan gladi di lapangan dan murid - murid ada yang sudah standby di lapangan untuk berbaris, ada yang masih sibuk mengecek atribut seragamnya agar tidak di hukum nanti ketika upacara bendera.

Sedangkan perempuan cantik yang bertubuh pendek sedang berusaha memasuki koprasi sekolah untuk membeli topi, ya di hari Senin ini Zeline lupa untuk membawa topi. Karena dia tidak ingin dihukum hanya karena lupa membawa topi, dengan tubuh mungilnya itu dia mencoba paksa masuk kedalam koperasi.

"Aduh permisi ya, permisi", Ucap Zeline ketika tidak sengaja menyenggol beberapa bahu di dalam koprasi.

"Pak, ada topi gak ?", Tanya Zeline kepada penjaga koprasi yang masih sibuk melayani beberapa murid lain.

"Bentar neng, saya lihat dulu ya"

Penjaga koprasi itu berusaha mencari topi berwarna abu-abu yang Zeline pinta, "Habis neng".

Zeline membuang nafasnya kasar, dia harus menerima kenyataan bahwa dia akan dihukum dan diberdirikan di depan lapang ketika upacara bendera sedang berlangsung. Dia menyesal karena tadi pagi harus berangkat terburu-buru, ini semua karena Riky yang bawel menyuruh Zeline berangkat pagi.

"Beli topi Pak Jos" , Ucap salahsatu siswa yang baru saja memasuki koprasi.

"Topi sudah habis, adanya dasi. Mau dasi ? Eh tapi itu kamu udah pake topi ngapain beli topi?", Tanya penjaga koprasi yang kerap dipanggil Pak Jos.

"Innalillahi Pak saya nyarinya topi bukan dasi, Iya ini buat si Kevin nitip, tuh orangnya mah lagi makan nasi uduk di kantin"

"Eh Zeline, lo ngapain disini? Gak bawa topi juga ?"

"Iya kak Genta, gue lupa gak bawa topi", Jawab Zeline.

"Nah pas, mending lo ikut gue".

Tanpa basa-basi Genta menarik lengan Zeline menuju arah kantin, dengan langkah pendeknya Zeline menyesuaikan untuk menyamakan langkahnya dengan langkah Genta yang panjang.

"Mau kemana Kak?"

Genta melepaskan tangannya dari tangan Zeline tepat didepan meja kantin yang sudah diisi oleh laki-laki yang sedang memakan nasi uduk.

"Nih Vin, hari ini gue gak bisa nemenin lo bolos upacara, hari ini gue lagi disiplin banget nih atribut lengkap. Lo bolosnya bareng Zeline aja ya soalnya dia juga gak bawa topi, gue mau nyemangatin si Rio yang lagi jadi petugas upacara aja ya Vin, Bye", Tanpa menunggu jawaban dari Kevin, Genta langsung lari dari kantin menuju lapangan upacara untuk melaksanakan upacara bendera.

Zeline yang bingung harus berbuat apa, dia masih berdiri dengan kikuk didepan Kevin. Zeline menyesal mengapa dia harus mengikuti Genta.

"Kak Kevin gak upacara?", Tanya Zeline dengan gugup.

"Ngga"

"Kalo gitu, gue ke lapang deluan ya Kak", Ucap Zeline.

"Ngapain?", Tanya Kevin.

"Upacara lah Kak", Jawab Zeline.

"Udah mulai, lagian lo bakal dihukum, atribut lo ga lengkap", Ucap Kevin.

Zeline masih bingung, dia harus memilih pergi ke lapangan sendiri atau dia harus memilih tetap diam di kantin dengan kulkas berjalan ini. Zeline meringis ketika membayangan dia harus berdiri didepan lapang dengan terik matahari yang sangat panas.

"Terus gimana Kak ? Gue diem disini?", Tanya Zeline.

"Ikut gue" 

Kevin mulai berjalan ke arah rooftop, diikuti dengan Zeline dibelakangnya. Ini pertama kali Zeline bolos ke rooftop. Sebagai newbie dia sangat gemetar karena takut ketahuan oleh guru, sedangkan Kevin yang sudah biasa bolos ke rooftop masih memasang wajah tenang.

ZEVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang